Skandal Lcs Apa Media Indonesia Kata Terhadap Malaysia Bacalah
ZONAJAKARTA.COM - Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang sama-sama pernah membuat kapal tempur pesisir.
Kapal tempur pesisir atau kapal tempur littoral (Littoral Combat Ship/LCS) adalah kapal yang memiliki ukuran relatif lebih kecil dan ditujukan untuk operasi di zona pantai (dekat dengan pantai.
Dikutip dari berbagai sumber, LCS biasanya dirancang atau dibuat untuk menjalankan misi pada pantai atau laut dangkal, menghadapi ancaman ranjau di pesisir, kapal selam diesel yang senyap, dan kapal teroris yang kecil, kecil, tapi bersenjata.
Meski badannya relatif lebih kecil, LCS ternyata dapat melaju dengan cepat, kemampuan manuvernya juga tinggi, serta memiliki jaringan dengan kapal tempur permukaan yang lain.
Di Amerika Serikat sendiri LCS disebut sebagai DD (X) dan digadang-gadang akan menjadi varian kapal perang di masa depan.
Sebagai kapal yang memiliki banyak sekali kegunaan, setiap negara tentu berlomba-lomba untuk membuat LCS.
Dua negara yang sangat ambisis untuk bisa membuat kapal tempur pesisir sendiri adalah Indonesia dan Malaysia.
Indonesia membuat LCS dengan proyeknya yang bernama Trimaran, sedangkan Malaysia bernama "LCS Project".
Keduanya sama-sama membuat LCS, sayangnya memiliki perbedaan nasib yang sangat drastis.
Indonesia berhasil mendapatkan kesuksesan, sementara Malaysia tertimpa kesialan.
Pembuatan LCS Malaysia sudah dimulai sejak sepuluh tahun yang lalu.
Kala itu, Malaysia menyadari kekurangan aset untuk armada angkatan lautnya.
Setelah melalui berbagai proses rundingan, tender proyek LCS Malaysia jatuh kepada Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BNS).
"Kontrak Kapal Tempur Littoral (LCS) Malaysia diberikan kepada BNS melalui rundingan dan kita sudah membayar hingga RM 6 miliar atau setara Rp 20 triliun. Akan tetapi, tidak aada satu pun LCS yang diberikan," kata salah satu anggota parlemen Malaysia, Wong Kah Woh, pada 4 Agustus 2022 seperti dikutip dari Dagang News.
Belum adanya satupun LCS yang jadi dari enam LCS yang tengah dibangun membuat banyak pihak geram.
Pihak-pihak itu lantas terbagi menjadi dua kelompok besar.
Ada yang menginginkan proyek ini dibiarkan saja atau ditinggalkan saja dan membiarkan investasi Rp 20 triliun yang telah lalu hangus.
Namun, ada pula pihak yang menginginkan agar proyek pembuatan LCS ini berlanjut.
Salah satu pihak yang mengatakan ingin tetap melanjutkan proyek yang mangkrak ini adalah Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN).
Pada 6 Agustus 2022, RMN membuat sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa penundaan penyelesaikan proyek LCS akan meninggalkan dampak negatif pada kemampuan armada tempur angkatan laut Malaysia.
"Akuisisi LCS sangat penting untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara. RMN ingin mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan dan mendukung kelancaran pelaksanaan proyek ini demi menjaga kedaulatan dan keselamatan," tulis pernyataan RMN seperti dilansir dari NST.
Selanjutnya
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.anaksungaiderhaka.com/2022/08/skandal-lcs-apa-media-indonesia-kata.html