Perempuan Dari Masa Lalu
Judul : PEREMPUAN DARI MASA LALUPenulis : Wafa AwlaPenerbit : JiwaJumlah halaman : 93Harga : RM20
Membaca judul buku ini saja sudah terbit rasa nyaman, apatah lagi bila saya membaca isinya. Perempuan dari Masa Lalu merupakan kumpulan 34 puisi dan monolog karya sulung Wafa Awla. Ini juga merupakan buku puisi pertama karya penulis Malaysia yang saya miliki. Sebelumnya, saya sudah memiliki sebuah buku puisi berjudul Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta. Hasil karya penulis dari Indonesia, Tere Liye
Membaca susunan kata di dalam buku Perempuan dari Masa Lalu, sungguh membuat hati saya tenang. Benarlah, kata-kata indah mampu memukau perasaan. Kata-kata yang memujuk rasa. Ditambah dengan ilustrasi menarik, pembacaan puisi menjadi lebih menarik
Antara puisi yang saya gemari - Puisi Itu Seperti Apa?, Menulis Kepada Takdir dan Seorang Perempuuan dari Masa Lalu. Juga monolog Kepada Seseorang yang Patah Hati dan Kepada Seseorang yang Pernah Jatuh Hati
“Aku pernah mencuri ketawa engkau dan menangkapnya. Aku membebaskannya ketika aku sunyi dan aku akan memakainya di mulutku selepas itu. Aku pernah diam-diam menadah air mata engkau dan melarikannya. Malam itu aku menukarnya menjadi sebuah doa…” - petikan monolog Kepada Seseorang yang Pernah Jatuh Hati.
Satu lagi keistimewaan naskhah ini, terdapat kod bar yang membawa pembaca ke aplikasi Spotify. Penulis akan membacakan puisinya untuk kita. Bukan semua, tetapi beberapa puisi terpilih. Walaupun saya sudah membaca sendiri puisi tersebut, tetapi saya masih suka mendengar ia dibacakan oleh penulis. Ada yang mahu dengar? Boleh cari ‘Cik Hujan Podcast’ di aplikasi Spotify
Saiz buku puisi ini juga kecil (17 cm x 11.5 cm), mudah dipegang juga dibawa ke mana-mana. Bagi saya, buku puisi bukanlah kita baca sekali dan simpan. Tetapi pada masa-masa tertentu kita akan mengulang baca puisi tertentu yang memberi kita kekuatan dan rasa tenang
Perempuan dari Masa Lalu, mengajar kita untuk melepaskan kenangan dan ingatan masa lalu tanpa perlu melupakan. Ia juga membuatkan kita mampu untuk menanam harapan dan menyiram rindu. Saya bukanlah peminat puisi, tetapi naskhah ini berjaya membuatkan saya menikmati keindahan puisi
Di akhirnya nantikita akan menyedaribahawa setiap permohonan kita sebenarnyasudah diperkenankanwalaupun bukan dengan cara yang kita inginkan.- Perempuan dari Masa Lalu, Wafa Awla
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://ujieothman.blogspot.com/2021/09/perempuan-dari-masa-lalu.html