Wanita Itu Memang Beda Elok Banget
WANITA ITU MEMANG BEDA “ELOK BANGET”
Pagi ini, GBP sengaja menghadirkan beberapa tokoh penting dalam sejarah Penyebaran Islam.1. Sayid Umar Sa’id Kanjeng Sunan Muria,2. Wiku Lodhang, sahabat Sunan Muria, secara berkala mereka biasa bercengkerama untuk kangen-kangenan3. Adipati Pathak Warak, Maling Kapa dan Genthiri, ketiganya adalah teman seperguruan Eyang Sunan Muria di Perguruan Sunan Ngerang Juwana Pati.
Kala itu Sunan Ngerang mengadakan Pesta Ulang tahun yang ke 20 untuk puterinya yang bernama Roro Yono. Maka beliau mengundang santri-santrinya baik dari kalangan dai, pejabat, pengusaha, petani, maupun warga sekitar di Juwana kabupaten Pati.
Woww... Suasana Ulang tahun waktu itu begitu semarak, maklum banyak tokoh dan masyarkat tumpah ruwah di pesantren Sunan Ngerang yang terkenal sakti mandraguna itu.
Perayaan usai dan tamu-tamu yang datang dari daerah jauh pada menginap. Nah... mulailah niat busuk sang Adipati Pathak warak, hendak menculik Roro Yono putri sunan Ngerang yang sangat catik itu itu. Diapun kerahkan Biusnya, sehingga seluruh penghuni pesantren pada ketiduran. Maha Bius Begananda begitulah kira-kira nama ilmunya. Eeehhhh trnyata saat santri-santri pada ngelilir, Roroyono sudah dibawa kabur oleh Adipati Pathak Warak ke desa Keling Kediri. Akhirnya Sunan Ngerang Bersumpah dalam Sayembaranya. Siapapun yang bisa membawa kembali aputrinya itu ke pesantren, maka ia akan dinikahkan denga Roro Yono.
Semua santri tertunduk, karena mengetahui kesaktian Pathak Warak santri seniornya itu. Hadehhhh.... Sayang sekali GBP belum lahir kala itu... jika sudah ... Tentu GBP yang akan ngacung ikut sayembara... hixhix...
Eeeeeh.. Ternyata Eyang yang ngacung angkat jari, hixhix... Eyang Sunan Muria Mengangkat Sayembara itu dan bergegas menyusul ke Keling....
Haaa... ditengah perjalanan beliau ketemu Kapa dan Genthiri adik perguruannya. dan mereka sangat tawadhuk kepada seniornya Maling Kapa. Akhirnya Sunan Muria diminta kembali ke Muria untuk mengurus santri-santrinya disana, dan Giliran Kapa serta Genthiri menyusul ke keling. Mereka berjuang untuk kakak perguruannya itu dan bukan berjuang untuk diri mereka.
Mereka juga tahu akan kesaktian dari kakak perguruannya yang terkenal kejam bernama Pathak Warak. Akhirnya sebelum berangkat ke Keling, mereka curhat ke Wiku Lodang teman Sunan Muria. Wiku Lodhang sangat setia mendengar semua cerita, bahwa upaya mereka adalah untuk sahabat tercintanya, yakni Sunan Muria. Maka Wiku Lodhang memberikan kesaktian kepada mereka berdua untuk merebut Roro Yono dari Kakak seperguruan mereka yang berakhlak bejat itu.
Cuzzz merekapun sampai di Keling dan sukses merebut Roro Yono dalam pertarungan yang sengit. Tahu kakaknya mau melepaskan ilmu Pamungkasnya, Maling Kapa dan Genthiri kabur sambil menyambar Roroyono... Hehehe... kalau nggak begitu mereka bisa mati...
Sementara tampak jelas dari CCTV Eyang sunan Muria, maka beliau segera loncat dari pesantren dan menyusul ke Keling untuk menghadang Adipati Pathak Warak. Haaa mereka berdua pun bertemu.
Eyang Muria bilang, “kembalikan Roroyono”
Pathak menjawab, “Roroyono dibawa kabur oleh Kapa dan genthiri, kini mereka mau saya tangkap. “Elhooo.. minggir” Raden Umar Said membentak Pathak Warak.
Raden Umar Said/ Sunan Muria ngotot nggak mau minggir dan bilang Langkahi dulu mayatku, Roroyono adalah milikku. jiach.... Masih muda je...
Kayak anak-anak zaman now saat rebutan pacar hixhix...
Akhirnya mereka pun bertarung, tapi apa daya, Pathak Warak buknlah tandingan yang seimbang untuk melawan Putra Sunan Kalijaga itu.
Maka dalam beberapa jurus saja, putra Brandal Lukojoyo memenangi pertarungan itu dan Adipati Pathak Warak Lumpuh Total tersengat Pasir Merah yang dilepaskan oleh Pemuda tampan bernama Raden Said itu.
Di Pesantren, Sunan Ngerang sudah dengar cerita tulus dari Kapa dan Genthiri, dan mereka menunggu kehadiran Putra Tampan Kanjeng Sunan Kalijaga. Nah... Akhirnya Roroyono dibawa Pulang ke Pesantren Muria dan Kapa serta Genthiri menjadi orang Kaya raya, karena mendapat hadiah Tanah di Desa Buntar.
Waninta itu beda.
Kapa dan Genthiri yang kaya itu, kini otaknya mulai kacau dan mereka sepakat untuk menculik Roroyono dari Kakak perguruannya sendiri.
Jiach... Kasihan, belum sempat aksi mereka berjalan, keburu Genthiri kepergok oleh Lurah Pondok dan terjadilah duel hingga Genthiripun tewas dan dikubur di puncak Gunug Muria...
Kemudian Maling Kapa pun bersiasat untuk mencari lengah Raden Umar Said. Dan benar. Hari yang dinanti-nanti itu tiba, laporan dari Teliksandi Kapa ada berita bahwa Sunan Muria hendak Sowan ke Demak. Hmmm Kapa pun mempersiapkan segala sesuatunya, dan dengan mudah ia dapat menculik nyai Roroyono. Dia kabur dan membawa nyai Roroyono ke Desa Prapat tempat Pertapaan Wiku Lodhang.
Jiach Wiku Lodang pun ngamuk... dia bersedia memberikan kesaktian pamungkasnya itu karena mereka berjuang untuk Sahabatnya, dan kini Kapa malah berkhianat kepada Sahabat Wiku Lodhang.
Pada hari yang sama, Sunan Muria tidak langsung pulang dari Demak. Melainkan Hendak ngopi bareng dan rokokan bareng, bernostalgia dengan Wiku Lodang di desa Prapat. Betapa terperanjatnya saat mendapati Roroyono ada disitu dengan kaki dan tangan yang terikat.
Segera Raden Umar Said mendekati suara ribut di dalam. Adu mulut antara Wiku Lodhang dengan Kapa. Akhirnya Sunan Muria tahu ternyata ceritanya begitu.. Maka Wiku Lodang keluar dan mekepaskan ikatan Tali pada Istri Sahabat tercintanya itu.
Elhoh... Kapa mau menyerang Wiku Lodang?,... Hmmm sayang...! Keburu Telapak Tangan Eyang Muria menghampiri dadanya dan tewas seketika. dan memohon maaf kepada Wiku Lodhang telah merepotkannya. Mereka berpelukan dan memamakamkan si Kapa, karena bagaimanapun pengkhianatan kapa, dia adalah adik seperguruannya sendiri. Dan sejelek-jeleknya dia, Kapa adalah Murid Sang Begawan Wiku Lodhang yang tadinya berhati tulus..Selesai...
Pesan Singkat
Hati-hati dengan wanita, Harta, dan Tahta karena barang-barang antik semacam ini dapat merubah rute pikiran kita,
Kita yang tadinya suci mulia, bisa berubah menjadi najis full Angkara murka,
Kita yang tadinya santun kepada guru, maka bisa saja mendadak meremehkan guru, dan tak segan-segan untuk menyerang gurunya dengan ilmu yang telah diberikan oleh Sang Guru kepadanya
Semoga bermanfaat
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://mbahkenyung.blogspot.com/2019/06/wanita-itu-memang-beda-elok-banget.html