Sedih Singa Betina Bunuh Pejantannya Sendiri
            28 Oktober 2018                                                               

           Zuri yang membunuh pejantannya sendiri (Foto: Reuters)                           
                                                                                                                                           AMERIKA SYARIKAT - Seekor singa betina di Zoo AS membunuh singa jantan yang merupakan bapak dari tiga  anaknya di kandang mereka - insiden yang mengejutkan, menurut para ahli,  dan belum pernah terjadi sebelumnya. 
Sepasang singa itu tinggal di satu kandang sejak delapan tahun  lalu di Zoo  Indianapolis. Sebelumnya tidak pernah terjadi  perkelahian di antara keduanya, kata staf zoo  dalam  pernyataannya.
   Apa yang terjadi?  Singa betina, Zuri, 12 tahun, menyerang singa jantan, Nyack, 10 tahun  dan sayangnya petugas zoo tidak dapat memisahkan dua ekor  singa itu. Nyack kemudian mati lemas setelah lehernya digigit tanpa  henti, sementara Zuri tidak terluka sama sekali.  Pihak zoo mengatakan akan melakukan "kajian secara menyeluruh." 
Keperibadian yang kasar? Prof Craig Packer, Pengarah Pusat Kajian Singa dari  Universiti Minnesota, mengatakan kepada BBC serangan semacam ini "belum  pernah terjadi sebelumnya". 
"Kami sudah melihat berbagai contoh singa-singa jantan  singa-singa betina, dan kawanan singa betina memburu singa jantan,  tetapi singa betina membunuh singa jantan, satu lawan satu? Saya belum  pernah mendengarnya."  Ia menduga keperibadian individu dari singa tersebut memainkan peranan dalam pembunuhan itu.
Di alam bebas, singa-singa jantan 'mendominasi' singa-singa  betina 'sepenuhnya'. Nyack sudah dipelihara dari kecil oleh zoo, satu hal yang mungkin membuatnya lebih rentan, kata Prof  Packer.  Sebaliknya, Zuri lebih dominan dibanding singa betina lainnya.  

 Zuri hanya memiliki berat 136 kg, yang 11kg lebih ringan  dibanding pasangannya yang berat badannya 147kg. Singa jantan biasanya  memiliki berat 149kg-259kg dan singa betina 120-180kg, menurut Zoo San Diego Zoo. 
"Jika perkelahian itu timbul akibat keperibadiannya yang kasar,  mungkin ini adalah salah satu faktor risikonya. Pihak zoo harus mempertimbangkannya bila akan menggabungkannya lagi dengan singa  lain," katanya. 
Profesor packer menyebut ada misteri lain dari fakta bahwa Zuri  menyerang Nyack sebanyak dua kali: pertama Nyack lari, lalu singa jantan  itu kembali lagi ke Zuri bersikap patuh, dan di situ Zuri menyerangnya  lagi.  "Kami tidak dapat menyimpulkan apa penyebab dari semua ini, sampai kami melihat kes-kes serupa muncul ," katanya. 
Seberapa aneh perilaku singa ini?  Paul Funston, Pengarah Regional Afrika Selatan untuk Panthera,  organisasi konservasi kucing liar global, juga sepakat bahwa kejadian  ini mengejutkan.  Di alam bebas, kawanan singa betina boleh menyerang singa-singa  lainnya, namun biasanya mereka melakukannya untuk membela anak-anaknya  atau wilayahnya. Insiden seperti itu pernah difilemkan di sebuah taman  safari. Namun Funston mengatakan ia belum pernah melihat kejadian yang  berakhir dengan kematian. 
Singa-singa betina terakam tengah menyerang singa lainnya di West Midland Safari Park. 
 Singa-singa jantan liar juga biasanya akan mengusir anak-anaknya  supaya tidak diburu oleh singa-singa betina yang berkuasa. Kadang-kadang  singa boleh membunuh anak-anaknya sendiri - biasanya ketika mereka  mengambil alih wilayah baru dari singa-singa betina penguasanya - untuk  menegaskan dominasi mereka terhadap singa betina itu.  Singa jantan juga dikenal agresif terhadap singa betina dan boleh membunuh singa betina yang menolak untuk dia kahwini. 
Satu kemungkinan, kata Funston, adalah bahwa Zuri - yang  digambarkan oleh zoo sebagai "ibu yang penuh perhatian dan  protektif" - menjadi takut pada Nyack, dan akhirnya  berbuntut perkelahian. 
Naluri alami Zuri bisa menjadi dominan pada titik itu, jelasnya, dan akhirnya Zuri membunuhnya.  "Bahkan ketika hewan-hewan itu tenang atau tampak tenang, itu bukan berarti tidak ada ketegangan," kata Funston. 
Bruce Patterson, seorang peneliti di Field Museum di Chicago,  mengatakan ia tahu kes-kes tentang singa betina liar yang menyerang -  dan melukai - singa jantan yang sebelumnya membuat mereka kesal.  "(Tapi) tidak seperti kes zoo,  tidak ada yang menggigit  lehernya!" katanya. 
Funston, yang telah mempelajari seluk beluk singa selama 25  tahun, mengakui insiden ini 'tidak biasa' dan 'langka' - tetapi itu  bukan berarti hal yang aneh.  "Kami melihat model yang khas dan kami cenderung berfikir kami  tahu semuanya. Tetapi ini adalah spesies yang sangat kompleks secara  sosial. " 
"Itu satu hal yang saya suka tentang singa," Funston menambahkan.  "Anda tidak tahu persis apa yang akan terjadi, dan itu membuat mereka  menjadi hewan yang benar-benar menarik untuk diamati dan perlu dlindungi  dan dilestarikan."          Okezone
			
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang : 
http://idahsalam.blogspot.com/2018/10/sedih-singa-betina-bunuh-pejantannya.html