Dose Maksimum Insulin Untuk Covid 19 Teruk
Pengantar
COVID-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, telah menginfeksi lebih dari 769 juta orang dan mengakibatkan hampir 6,9 juta kematian di seluruh dunia sejak munculnya pada Desember 2019. Meskipun tingkat kematian total COVID-19 tergolong rendah, risiko yang lebih buruk sering dialami oleh pasien dengan diabetes, terutama diabetes tipe 2. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dosis insulin yang lebih tinggi, yang meningkat seiring dengan tingkat keparahan penyakit, dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah pada pasien COVID-19 yang parah. Namun, sampai saat ini, belum ada studi yang secara khusus menyelidiki hubungan antara keparahan COVID-19 dan dosis total insulin harian yang diperlukan untuk pengendalian gula darah.
Pada pasien COVID-19 kritis yang memerlukan ventilasi, permintaan metabolisme meningkat, yang berbanding lurus dengan kebutuhan insulin. Salah satu penyebabnya, SARS-CoV-2 dilaporkan dapat mengurangi kapasitas sekresi insulin dengan menyerang dan merusak sel β pankreas. Lebih jauh lagi, kontrol glikemik yang buruk selama rawat inap seringkali berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian dan lamanya waktu di rumah sakit.
Dalam studi ini, kami berusaha menentukan dosis total insulin harian maksimum dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai dosis maksimum tersebut berdasarkan tingkat keparahan penyakit serta faktor lain yang berhubungan dengan kebutuhan dosis insulin maksimum pada pasien COVID-19 yang menggunakan insulin selama dirawat di rumah sakit. Kami percaya bahwa dengan memahami faktor-faktor ini, kami dapat menyesuaikan dosis insulin dengan cepat dan mencapai kontrol gula darah yang lebih baik.
Metode Penelitian
Kami melakukan penelitian retrospektif ini di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto, salah satu rumah sakit yang ditunjuk di Jepang, dari 4 Maret 2020 hingga 31 Mei 2021. Kami mengikutsertakan semua pasien dewasa dengan pneumonia yang terkonfirmasi akibat COVID-19, yang dirawat karena memiliki tingkat keparahan sedang atau berat. Pasien yang diharapkan mengalami penyakit parah—seperti pasien dengan diabetes yang memiliki tanda-tanda pneumonia—direkomendasikan untuk dirawat di rumah sakit kami. Dosis insulin disesuaikan untuk menjaga kadar gula darah antara 140-180 mg/dL.
Kami mengumpulkan data dari kuestioner dan catatan medis yang mencakup usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (BMI), dan riwayat penyakit. Kami juga mengukur tingkat HbA1c dan mendefinisikan batasan dan kelompok berdasarkan status perawatan COVID-19 untuk analisis lebih lanjut.
Analisis Statistik
Kami merangkum karakteristik dasar pasien menggunakan statistik deskriptif dan membandingkannya antara kelompok. Analisis regresi linier dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dosis insulin maksimum. Akhirnya, kami menggunakan SPSS untuk analisis statistik, dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan pada nilai P <0,05.
Hasil
Selama periode studi, kami mendaftarkan 142 pasien yang dirawat karena pneumonia COVID-19, namun hanya 45 yang memenuhi kriteria dan setuju untuk berpartisipasi. Dari angka tersebut, 57,8% pasien mengalami COVID-19 berat. Rata-rata usia pasien adalah 65,3 tahun dan sebagian besar adalah laki-laki. Kami menemukan bahwa pasien yang dirawat dengan ventilator membutuhkan dosis insulin maksimum jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang tidak memerlukan ventilator. Rata-rata dosis insulin maksimum untuk kelompok yang membutuhkan ECMO bahkan mencetak angka yang jauh lebih tinggi.
Menganalisis lebih dalam, kami menyadari bahwa tingkat HbA1c dan penggunaan ventilator atau ECMO selama perawatan menjadi penentu penting dari kebutuhan dosis insulin maksimum.
Diskusi
Sampai saat ini, ini adalah studi pertama yang mengeksplorasi hubungan antara keparahan COVID-19 dan kebutuhan dosis insulin maksimum. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien COVID-19 berat yang membutuhkan ventilator memiliki kebutuhan insulin jauh lebih tinggi dan dosis maksimum umumnya tercapai sekitar 2 minggu setelah munculnya gejala COVID-19.
Ada beberapa faktor yang membuat kebutuhan insulin meningkat. Pasien dengan COVID-19 biasanya mengalami resistensi insulin yang lebih tinggi akibat dampak peradangan, dan ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pasien dengan COVID-19 berat memerlukan lebih banyak insulin. Selain itu, pasien yang mengalami gejala parah setelah dirawat di rumah sakit cenderung menunjukkan penurunan dalam kapasitas sekresi insulin.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana merawat pasien COVID-19 yang juga memiliki diabetes. Dengan informasi ini, tenaga medis bisa memprediksi kebutuhan insulin dan membuat penyesuaian lebih cepat, yang pada akhirnya dapat memberikan pengendalian kadar gula darah yang lebih baik.
Kesimpulan
Hubungan yang kuat antara keparahan COVID-19 dan dosis insulin yang diperlukan menjadi salah satu temuan utama dalam studi ini. Memahami ini dapat membantu dalam praktik klinis, terutama bagi pasien yang memiliki kondisi diabetes. Dengan demikian, pengetahuan ini dapat meningkatkan cara kami menangani dan merawat pasien di masa yang akan datang.
Kami berharap ke depannya bisa melibatkan lebih banyak pasien dalam studi-studi semacam ini untuk memperoleh hasil yang lebih luas dan lebih meyakinkan.
Source link
The post Dose Maksimum Insulin untuk COVID-19 Teruk appeared first on Edisi Viral Plus.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://plus.edisiviral.com/dose-maksimum-insulin-untuk-covid-19-teruk/