Terpilih Ketum Pbnu Yahya Staquf Diyakini Pimpin Game Changer Pemilu 2024
Yahya Cholil Staquf (foto sebelum pandemi COVID-19), kini menjadi Ketum PBNU. (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organisasi kemasyarakatan Islam paling besar di Indonesia. Suara kaum nahdliyin dapat menyeleksi nasib politikus-politikus yang berlaga di Pemiu 2024. Mau dibawa ke mana bunyi NU oleh Gus Yahya?
"Terus terang saja menurut catatan Pemilu dan Pilpres sebelum-sebelumnya, bunyi NU menjadi game changer," kata pengamat politik dari President University, Muhammad AS Hikam, kepada detikcom, Jumat (24/12/2021).
Baca juga: Janji Yahya Staquf Tak Ada Pola Capres-Cawapres dari PBNUAS Hikam merupakan Menteri Riset dan Teknologi periode Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). AS Hikam sendiri juga besar di lingkungan nahdliyin. Dia mengamati perilaku NU atau orang-orang NU senantiasa besar lengan berkuasa terhadap Pemilu dan Pilpres.
"Apalagi 2024 yang dinamikanya masih cair hingga dikala ini," ujar Hikam.
Baca juga: Gus Yahya: Nyaleg Saja Dilarang Gus Dur, Apalagi NyapresPeraih gelar doktor politik dari Universitas Hawaii di Honolulu ini menerangkan bunyi NU bakal sungguh besar lengan berkuasa ke kontestasi Pemilu 2024 apabila bunyi NU dapat dimampatkan jadi satu blok. Bila hal itu terjadi, massa bunyi nahdliyin bisa menjadi aspek pengubah yang laur biasa.
"Tentu mereka-mereka yang berkompetensi seluruhnya saling mendekati NU, utamanya mereka yang sungguh memerlukan voters dari Jawa, yaitu Jawa Timur dan Jawa Tengah. Juga, bunyi dari Kalimantan, Lampung, Sulawesi Selatan," kata Hikam.
Baca juga: Gus Yahya Makara Ketum PBNU, Pengamat: Bisa Jauhkan NU dari Politik PragmatisLantas, perilaku apa gerangan yang bakal diambil Yahya Staquf terhadap pencari potensi politik yang mendekat ke PBNU? Staquf sendiri dipahami Hikam tidak akan mencalonkan diri selaku capres atau cawapres di Pilpres 2024. Sebagaimana juga diberitakan detikcom, Yahya Staquf juga tak mau ada capres-cawapres dari PBNU, maksudnya demi mempertahankan mudah-mudahan PBNU tetap independen bila ada dilema kebangsaan di tengah masyarakat.
"Walaupun Yahya Staquf dari NU menyatakan tidak mengajukan capres-cawapres, namun sah-sah saja jikalau mendukung capres-cawapres," kata Hikam. "Soal independensi, belum dapat dilihat dikala ini. Ini akan dapat dilihat pada jelang 2024 melalui manuver-manuver politik."
Muhammad AS Hikam (Ari Saputra/detikcom)Menjadi independen di periode dikala ini lebih sukar dibandingkan dengan di periode Orde Baru yang otoriter. Saat Orde Baru, Gus Dur dapat berhadap-hadapan dengan rezim Orde Baru. Di masa sekarang, situasinya bisa menjadi rumit.
Dosen Ilmu Politik dan Studi Internasional Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menyaksikan PBNU telah terlalu cenderung ke kubu pemerintah di masa kepemimpinan Ketum Said Aqil Siroj. Kini, Yahya Staquf perlu mengarahkan PBNU kembali ke Khittah Ulama 1926, semangat menjiwai NU melepaskan diri dari ikatan politik praktis.
"NU tetap mesti berpihak namun bukan dalam hal politik praktis, melainkan dalam isu strategis. Kalau dalam ranah politik praktis, PBNU mesti mempertahankan jarak. Bagaimanapun juga di bawah kepemimpinan Kiai Said, NU terlalu cenderung ke pemerintah. Positifnya, NU dapat menyodorkan aspirasinya akar rumput ke pemerintahan, tetapi NU kehilangan daya kritisnya," kata Ahmad Khoirul Umam.
Foto: Dok. Ahmad Khoirul UmamDi bawah kepemimpinan Yahya Staquf, NU diharapkannya bisa menjadi jangkar keseimbangan politik nasional, bukan malah ikut perkubuan politik elektoral. "Maka Gus Yahya mesti konsisten, istikamah dengan komitmen politik yang diberikan ke Muktamirin untuk menenteng PBNU ke ranah independen. Spektrum politik NU sungguh luas namun dihentikan terjebak dalam politik praktis," kata dia.
Baca juga: Pimpin NU, Gus Yahya Ingin Masyarakat Rasakan Kehadiran Gus DurCorak Islam yang dibawa NU yang kini dipimpin Yahya Staquf merupakan aksara Islam moderat , bukan konservatif-fundamentalis. Namun dalam ranah akar rumput, politik identitas yang diangkat-angkat oleh islam politik konservatif-fundamentalis konkret adanya.
"NU memiliki tanggung jawab besar mempertahankan keseimbangan mudah-mudahan demokrasi Indonesia tidak terperosok ke dalam Islam konservatif fundamentalis seumpama di Timur Tengah dan Asia Selatan," kata Umam.
pbnuketum pbnu yahya cholil staqufyahya cholil staqufnahdlatul ulamanahdliyinmuktamar ke-34 nupemilu 2024pilpres 2024perspektif detikcom
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.casmair.com/2021/12/terpilih-ketum-pbnu-yahya-staquf.html