Ternyata Bepergian Pada Malam Hari Sunah Nabi Muhammad
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam merupakan nabi yang diutus oleh Allah Ta’ala untuk menyempurnakan keimanan dan ketaatan seorang hamba.
Sifatnya yang jujur, adil, cerdas dan amanah adalah contoh dari sifat yang patut kita teladani.
Salah satu contoh yang dianjurkan adalah bepergian (safar) ketika malam hari, dan ini menjadi salah satu yang biasa Nabi Muhammad lakukan.
Dilansir dari laman About Islam, Kamis, 12 Maret 2020, Rasulullah pernah mengatakan, hendaklah bepergian di malam hari karena dirasa akan lebih nyaman, khususnya dalam menjaga waktu salat.
Namun anjuran bepergian di malam hari ini bukanlah menjadi wajib hukumnya tapi sunah, yakni boleh dilakukan atau tidak.
Hal tersebut dikarenakan melihat situasi dan kondisi di sekitar. Apabila tinggal di tempat sekiranya berbahaya, maka lebih baik melakukannya di siang hari.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), Ustadz Ainul Yaqin mengatakan, safar atau disebut juga perjalanan memang bukanlah hal yang mudah.
Sebab akan meninggal banyak hal, seperti keluarga, pekerjaan bahkan waktu salat terkadang akan menyulitkan.
“Bepergian atau safar identik dengan situasi dan kondisi yang repot, sebab keterbatasan fasilitas yang serba minim, tidak dalam kondisi seperti di dalam rumah,” katanya saat dihubungi Okezone belum lama ini.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
ﺍﻟﺴَّﻔَﺮُ ﻗِﻄْﻌَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ ﻳَﻤْﻨَﻊُ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻃَﻌَﺎﻣَﻪُ ﻭَﺷَﺮَﺍﺑَﻪُ ﻭَﻧَﻮْﻣَﻪُ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻧَﻬْﻤَﺘَﻪُ ﻣِﻦْ ﺳَﻔَﺮِﻩِ ﻓَﻠْﻴُﻌَﺠِّﻞْ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻪِ
“Bepergian itu bagian dari azab. Seseorang akan terhalang (terganggu) makan, minum, dan tidurnya. Maka, bila seseorang telah menunaikan maksud safarnya, hendaklah ia menyegerakan diri kembali kepada keluarganya,” (HR. Bukhori).
Ustadz Ainul melanjutkan, pada dasarnya Nabi Muhammad memang menganjurkan melakukan perjalanan di malam hari. Namun bukan berarti pada pagi atau siang hari tidak diperbolehkan.
“Nabi menganjurkan perjalanan di malam hari salah satu alasannya adalah keluasan waktu yang lebih, dimana pertimbangan jarak waktu salat antara Isya dan Subuh lebih panjang. Sehingga seseorang dalam perjalanan tidak was-was, lebih tenang, nyaman, sebab sudah terlaksana kewajiban salatnya,” ucapnya.
Selanjutnya, perjalanan malam tidak akan terasa berat, sebab cuaca akan lebih bersahabat, jauh dari terik matahari.
Walaupun saat ini kendaraan lebih canggih, tetapi perjalanan pada malam tetap banyak manfaatnya.”Bisa istirahat dan segar pagi harinya (misalnya naik kereta atau bus)
Kemudian, terdapat makna tersirat dari perjalanan malam, yaitu menunjukkan bahwa Allah Ta’ala memberikan peluang untuk mencari karunia hidup, tidak hanya di pagi dan siang hari saja.
“Malam pun banyak kesempatan, hidup tidak hanya puas dari satu kesempatan, harus tetap semangat dan menggali semua kesempatan Allah diwaktu apapun, baik urusan duniawi apalagi akhirat,” katanya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺪُّﻟْﺠَﺔِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻷَﺭْﺽَ ﺗُﻄْﻮَﻯ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ
“Hendaklah kalian bepergian pada waktu (Duljah) malam, karena seolah-olah bumi itu terlipat pada waktu malam.” (HR. Abu Dawud).
“Makna kata “Duljah” dalam hadist sebagaimana dalam kamus Al-Ma’any:
ﺍﻟﺪُّﻟْﺠَﺔُ : ﺍﻟﺴﻴﺮُ ﻣﻦ ﺃَﻭﻝ ﺍﻟﻠﻴﻞ
“Ad-Duljah adalah perjalanan safar di awal malam,” pungkasnya.
Sumber: okezone.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/ternyata-bepergian-pada-malam-hari-sunah-nabi-muhammad/