Sholawat Kerinduan
SHOLAWAT KERINDUAN
Barang siapa yang bersedia membaca sholawat hajiyah ini sebanyak 5 (lima) kali setiap harinya, maka ia diibaratkan telah menebus dirinya dari api neraka. Berikut teks bacaan Sholawat Hajiyah / Sholawat Kerinduan ini.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَا اتَّصَلَتِ الْعُيُوْنُ بِالنَّظَرِ وَتَزَخْرَفَتِ اْلأَرْضُوْنَ بِالْـمَطَرِ وَحَجَّ حَآجٍ وَاعْتَمَرَ وَلَــبَّــىْ وَنَحَرَ وَطَافَ بِالْبَــيْتِ وَقَـــبَّـلَ الْحَجَرَ.
Ya Allah. limpahkanlah kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ selagi mata masih bisa memandang, pasang surutnya bumi yang disebabkan oleh air hujan, hajinya orang orang yang berhaji, berumroh, bertalbiyah, berkurban dan berthowaf di baitullah serta mencium hajar Aswad.Ada kisah menarik yang berhubungan dengan bacaan sholawat ini. aku yakin, jikka anda / pembaca adalah orang yang mencintai dan merindukan Kanjeng Nabi ﷺ pasti akan menangis membaca cerita ini.
Pada zaman Syaik Abdurrahman Ad-Diba’i di kota Zubad (Yaman) berkumpullah orang-orang yang hendak berziyarah kea makam Rasulullah ﷺ di Kota Madinah. Memburuhkan waktu 2 (dua) pekan untuk melakukan perjalanan kesana.Ketika rombongan hendak berangkat, datanglah seorang bocah berusia 8 tahun dan berkata “Wahai Syekh, izinkan aku untuk ikut berziayarah ke Makam Rasulullah ﷺ.” Lalu Syekh bertanya “Kenapa kau ingin ikut bersama kami?” Anak itu menjawab “Percayalah, aku angat rindu kepada kanjeng Nabi ﷺ” Namun Syekh ketua rombongan itu tidak memperbolehkan anak itu untuk ikut bersama mereka, karena mengingat jaraknya yang sangat jauh.
Maka berjalanlah rombonga itu. dan setibanya di Madinah terkejutkah Syekh Abdurrahman Ad-Diba’i melihat anak kecil itu sudah ada dhadapannya. “Wahai anak kecil, dari mana kau datang?” tanya Syekh Abdurrahman. “Ketika kalian berangkat, aku masuk ke dalam peti/kotak yang dibawa oleh rombongan.” Jawab si bocah.
Syekh Abdurrahman berkata “Aku tidak heran jika kau masuk ke dalam peti, tapi yang aku pikirkan adalah selama dua pekan ini kau makan apa, dan minum dari mana? Padahal di dalam peti tidak ada makanan dan minuman.”
Bocah itu menjawab “Wahai Syekh, sungguh aku dilupakan dari makan dan minum, karena kerinduanku kepada Kanjeng Rasul Muhammad ﷺ.” “Wahai Syekh... apakah benar tanah ini pernah diinjak oleh Rasulullah ﷺ?” tanya si bocah melanjutkan.
Syekh berkata “Ya”. Kemudian anak tersebut mengambil tanah itu lalu menciumnya terus menerus. Lalu tiba-tiba naka kecil itu roboh seakan-akan pingsan. Rupanya anak kecil iktu telah wafat.
Kemudian oleh rombongan, anak itu dikebumikan di luar kota Madinah karena dia penduduk asing / bukan penduduk Madinah. Setelah selesai mengurus jenazah anak kecil itu, kemudian para rombongan melanjtkjan perjalannnya ke Makkah untuk menunakan ibadah umrah.
Saat perjalanan pulang, Syekh Abdyrrahman Ad-Diba’i teringat akan bocah tadi, llau menyempatkan diri untuk menziyarahi makamnhya. Ketika Syekh melihat keadaan m akam bocah itu ia menjadi bingung, karena makam / kuburan bocah itu tidak lagi berada diluar kota Madinah melainkan sudah memasuki wilayah Madinah, dan anehnya lagi, makam bocah itu terus bergeser secara berangsur-angsur hingga mendekati Makam Rasulullah ﷺ. Maka, menangislah Syekh Abdurrahman Ad-Diba’i.
Sampai sekaang makam bocah itu masih ada disana di seberang masjid Nabawi. Wahai anak kecil. Betapa hebat dan mulianya engkau. Sewaktu kecil engkau rindu hendak berziyarah kea makam Rasulullah ﷺdan sewaktu wafat engkau juga rindu kepada Rasulullah ﷺ.
Syekh Abdurrahman Ad-Diba’i menangis sendiri di dalam rumahnya seraya bergumam “Aku ini seorang imam, tapi aku malu melihat kecintaan seorsang bocah kepada Rasulullah ﷺ” kemduain Syekh Aburrahman menulis sebuah riwayat perjalanan anak kecil tersebut di dalam Kitab Maulid Diba’-nya.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://mbahkenyung.blogspot.com/2018/11/sholawat-kerinduan.html