Mukjizat Bulan Terbelah Di Zaman Rasulullah Saw
Peristiwa terbelahnya bulan adalah di antara mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mukjizat ini adalah jawapan atas tentangan orang-orang kafir Quraisy. Bagaimana peristiwa ini boleh terjadi?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang sangat menginginkan agar kaumnya mendapatkan hidayah. Beliau juga adalah orang yang paling semangat agar mereka selamat dari azab Allah. Walaupun beliau tahu kisah umat-umat terdahulu, bagaimana para Rasul didustakan dan bagaimana pengakhiran orang-orang yang mendustakan peringatan para Rasul-rasul tersebut.
Kafir Quraisy meminta agar bulan dibelah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri. Kemudian mengarahkan tangannya ke bulan. Bulan pun terbelah dua. Satu bahagian di atas gunung. Bahagian lainnya di gunung yang lain.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu:
أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً، فَأَرَاهُمُ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ
“Penduduk Mekah meminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar mendatangkan mukjizat. Beliau perlihatkan pada mereka terbelahnya bulan.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab al-Manaqib 3438 dan lafadz ini milik al-Bukhari. Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2802)
Dalam riwayat lain juga dari Anas, ia berkata:
فَأَرَاهُمُ الْقَمَرَ شِقَّتَيْنِ حَتَّى رَأَوْا حِرَاءً بَيْنَهُمَا
“Beliau perlihatkan kepada mereka bulan terbelah. Sampai mereka lihat Hira (nama tempat) di antara keduanya.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3655)
Dalam riwayat lain:
فِرْقَتَيْنِ؛ فِرْقَةً فَوْقَ الْجَبَلِ، وَفِرْقَةً دُونَهُ
“Terbelah dua. Satu belahan di atas gunung. Belahan lainnya di sisi yang berbeza.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab at-Tafsir Surat al-Qamar 4583)
Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata:
انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم شِقَّتَيْنِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: “اشْهَدُوا
“Bulan terbelah menjadi dua bahagian di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Saksikanlah!’.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab al-Manaqib 3437 dan Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2800)
Peristiwa ini terjadi dua kali. Bukan sekali saja. Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Dia berkata:
فَأَرَاهُمُ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ مَرَّتَيْنِ
“Dua kali beliau perlihatkan bulan terbelah.” (HR. Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2802 dan Ahmad 13177)
Peristiwa pertama terjadi di Mina, iaitu ucapan Anas:
انْشَقَّ الْقَمَرُ وَنَحْنُ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم بِمِنًى
“Bulan terbelah. Saat itu kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di Mina.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656)
Dan kejadian kedua terjadi di Mekah. Iaitu sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu:
انْشَقَّ بِمَكَّةَ
“Bulan terbelah di Mekah.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656)
Meskipun peristiwa besar ini terjadi dua kali, para pendusta itu berkata: “Muhammad telah menyihir kalian.”
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم آيَةً، فَانْشَقَّ القَمَرُ بِمَكَّةَ مَرَّتَيْنِ، فنزلت: {اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ القَمَرُ} [القمر: 1] إلى قوله: {سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ} [القمر: 2]
“Orang-orang Mekah meminta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangkan sebuah mukjizat. Bulan pun terbelah dua kali di Mekah. Turunlah firman Allah: 'Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.' Sampai firman-Nya '(Ini adalah) sihir yang terus-menerus'.” [Al-Qamar: 1-2] (HR. at-Tirmidzi dalam Kitab Tafsir Al-Quran 3286. Ia berkomentar hadits ini hasan sahih)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata:
رَأَيْتُ الْقَمَرَ مُنْشَقًّا بِشِقَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ بِمَكَّةَ قَبْلَ مَخْرَجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، شِقَّةٌ عَلَى أَبِي قُبَيْسٍ، وَشِقَّةٌ عَلَى السُّوَيْدَاءِ” فَقَالُوا: سُحِرَ الْقَمَرُ. فَنَزَلَتْ {اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ} [القمر: 1]
“Aku melihat bulan terbelah menjadi dua bahagian sebanyak dua kali. Peristiwa ini terjadi di Mekah sebelum hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Satu potongan di atas Gunung Abu Qubais dan potongan lainnya di atas as-Suwaida. Mereka berkata: ‘Bulan telah disihir’. Turunlah firman-Nya: ‘Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan’.” (HR. al-Hakim 3757. Ia berkata hadis ini sahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim walaupun keduanya tidak meriwayatkannya. Disepakati oleh adz-Dzahabi)
Mereka mencari-cari alasan untuk mendustkan mukjizat ini. Sampai mereka bertanya pada orang-orang yang baru pulang dari musafir, dengan sangkaan kalau seandainya ini sihir maka sihir itu tidak punya pengaruh pada orang-orang yang berada di luar Mekah, yang sedang bersafar. Para musafir ini menjawab bahawa mereka melihat bulan terbelah pada malam dan waktu yang sama ketika mereka melihatnya terbelah. Mendengar jawapan tersebut, mereka malah berseloroh: “Ini adalah sihir yang terus-menerus.” Ini menunjukkan, memang sejak awal niat mereka bukan untuk membenarkan dan beriman. Mereka hanya ingin mendebat dan menghalangi manusia dari kebenaran.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ قُرَيْشٌ: هَذَا سِحْرُ ابْنِ أَبِي كَبْشَةَ، قَالَ: وَقَالُوا: انْتَظَرُوا مَا تَأْتِيكُمْ بِهِ السُّفَّارُ؛ فَإِنَّ مُحَمَّدًا لاَ يَسْتَطِيعُ أَنْ يَسْحَرَ النَّاسَ كُلَّهُمْ قَالَ: فَجَاءَ السُّفَّارُ فَقَالُوا ذَاكَ
“Bulan terbelah di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang-orang Quraisy berkata: ‘Ini adalah sihirnya Ibnu Abi Kabsyah (mereka gelari Rasulullah dengan sebutan demikian)’. Kata mereka: ‘Tunggulah kedatangan orang-orang yang bersafar. Kerana Muhammad tak akan mampu menyihir semua orang’. Kemudian datanglah orang-orang dari safar. Mereka malah mengatakan seperti itu.” (HR. Abu Dawud 293. As-Saqaf berkata riwayat Abu Dawud ath-Thayalisi dengan sanad yang sahih)
Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata:
انْشَقَّ الْقَمَرُ بِمَكَّةَ حَتَّى صَارَ فِرْقَتَيْنِ، فَقَالَ كُفَّارُ أَهْلِ مَكَّةَ: هَذَا سِحْرٌ سَحَرَكُمْ بِهِ ابْنُ أَبِي كَبْشَةَ؛ انْظُرُوا السُّفَّارَ فَإِنْ كَانُوا رَأَوْا مَا رَأَيْتُمْ فَقَدْ صَدَقَ، وَإِنْ كَانُوا لَمْ يَرَوْا مَا رَأَيْتُمْ فَهُوَ سِحْرٌ سَحَرَكُمْ بِهِ، قَالَ: فَسُئِلَ السُّفَّارُ وَقَدِمُوا مِنْ كُلِّ وَجْهٍ فَقَالُوا: رَأَيْنَا
“Bulan terbelah di Mekah hingga menjadi dua bahagian. Orang-orang kafir Mekah berkata: ‘Ini adalah sihir. Ibnu Abi Kabsyah menyihir kalian. Tunggulah orang-orang yang bersafar tiba. Kalau mereka melihat seperti apa yang kalian lihat, maka Muhammad benar. Kalau mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka Muhammad telah menyihir kalian’. Mereka bertanya pada para musafir yang datang dari berbagai penjuru. Kata mereka: ‘Kami melihatnya’.” (HR. al-Baihaqi dalam Dala-il an-Nubuwah, 2/266-267. Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam Dala-il an-Nubuwah Hal: 281)
+ Nurfitri Hadi | Kisah Muslim
+ Baca Respon Pembaca di Facebook Oh! Media
Sumber: Oh! Media
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.terengganu11.com/2019/04/mukjizat-bulan-terbelah-di-zaman.html