Lukisan Tulang Ikan Karya Seniman Cina
Selama kurang lebih dua dekade terakhir, seniman asal Cina, Lin Hanbing, telah memproduksi karya-karya seni yang indah dibuat secara eksklusif dari limbah tulang ikan. Dan tak hanya sekedar terfokus pada proses kreatif semata, tapi ia juga ingin meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu sosial dan lingkungan melalui karya-karyanya tersebut.
Lin Hanbing, di usianya yang memasuki 51 tahun, menjadi satu-satunya seniman tulang ikan asal Cina. Setelah lulus dari universitas seni dan kerajinan di tahun 1989, ia mulai bereksperimen dengan menggunakan tulang ikan untuk menjadi bahan dasar bagi karya seni yang diciptakannya, yaitu gambar inspiratif dari kaligrafi Cina. "Ketika saya masih muda, saya merasa tulang ikan itu sangat indah, dan memberi saya banyak inspirasi," katanya. "Tulang-tulang tersebut berbentuk seperti stroke kaligrafi Cina kuno - primitif dan elegan."
Sebelumnya karya seni dengan tulang ikan ini memang belum banyak dikenal orang, hingga Hanbing mengawalinya melalui media lukisan. Saat itu tak mudah juga untuk Hanbing, dimana ia pun terpaksa harus berhutang pada teman dan kerabatnya demi sebuah keyakinan bahwa karya seni yang dihasilkannya suatu saat pasti akan memiliki nilai. Kini karya Hanbing sudah berhasil menarik ribuan pengunjung untuk datang ke galeri oriental tulang ikan di Xiamen. Di galeri tersebut ditampilkan sekitar 100 karya tulang ikan dari sekitar 1000 karya pribadi yang telah dihasilkan Hanbing selama ini.
Pada tahun-tahun awal kreasinya, Hanbing mendapatkan tulang-tulang ikan dari sisa makan sehari-hari, tapi kini ia mengumpulkan tulang-tulang ikan yang berasal dari warung, restoran dan pabril pengolahan ikan. Setelah menerima tulang-tulang ikan tersebut, Hanbing kemudian melakukan sekitar 10 langkah pencucian sebelum tulang-tulang ikan itu siap untuk dijadikan sebuah karya lukisan. "Jika dihitung sejak awal hingga sekarang, mungkin sudah terkumpul beberapa truk tulang ikan," kata Hanbing. "Dan semuanya itu saya dapatkan secara gratis. Biaya yang harus saya keluarkan hanyalah untuk tenaga kerja saja."
Setelah tulang-tulang ikan tersebut siap untuk diproses menjadi lukisan, Hanbing kemudian mengaturnya untuk menciptakan sebuah gambar pemandangan Cina atau menjadikannya sebuah lukisan abstrak. Namun demikian dari keseluruhan lukisan hasil karyanya memiliki tema mengenai perlindungan lingkungan, seperti salah satu lukisannya yang memiliki pesan agar orang bisa lebih meningkatkan kesadaran akan bahaya polusi udara yang semakin meluas di Cina.
Tak hanya membuat karya seni pribadi, Handing pun ternyata tertarik juga untuk bisa mewariskan ilmu yang dimilikinya ini untuk generasi berikutnya. Ia kini memiliki seorang wanita yang ikut magang bekerja di bawah asuhannya. "Pertama kali saya mendengar tentang seni tulang ikan, saya bingung," katanya. "Namun, setelah mempelajarinya lebih dalam dengan bimbingan guru saya (Hanbing), saya mulai melihat bahwa karya seni ini sangat berarti dan saya telah belajar banyak. Terlihat sangat sederhana, tapi, hanya ketika Anda benar-benar mempelajarinya maka Anda akan benar-benar melihat banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya." Kini Hanbing juga berencana untuk merekrut lebih banyak peserta pelatihan melalui proses seleksi secara online.
Meski masih jarang seniman lukis yang mendalami seni tulang ikan, namun melihat lukisan tulang ikan karya Lin Hanbing ini seakan mengingatkan pada seorang wanita asal Kiev, Ukraina yang bernama Elena Zhuravskaya, dimana ia pun menggunakan tulang ikan, sisik hingga mata ikan yang telah diawetkan untuk menjadikannya sebuah lukisan di atas kanvas beludru.
Foto: PhotoChina, Sina
Sumber: Odditycentral
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://adanyata.blogspot.com/2015/08/lukisan-tulang-ikan-karya-seniman-cina.html