Kita Semua Waspada Dan Menghindri Konflik Horizontal Antara Orang Asli Papua Dengan Pendatang
Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman
Kita semua perlu menyadari dan mengerti bahwa selama 58 tahun sejak 1961-2019 yang ada di West Papua ialah kekerasan dan kejahatan Negara. Pemerintah dan aparat keamanan TNI-Polri menindas rakyat Papua dengan kejam dan brutal yang melahirkan bayi yang bernama pelanggaran berat HAM yang mengindikasikan terjadinya pemusnahan atau pembersihan etnis Penduduk Asli Papua.
Sebaliknya, tidak pernah dan belum pernah ada kekerasan, kejahatan dan saling bermusuhan antara Penduduk Orang Asli Papua dengan orang-orang pendatang. Kaum pendatang ada di seluruh tanah Papua: di kota-kota sampai di kampung-kampung dari Sorong-Merauke.
Dalam keberadaan dan kehidupan OAP dan kaum pendatang tidak ada masalah, tidak ada jurang perbedaan walaupun ada perbedaan agama, iman, latar belakang, etnis dan ras. Mereka hidup saling menolong satu dengan yang lain.
Modal dasar sosial yang damai dan saling menghormati dalam kehidupan OAP dan para pendatang yang sudah lama tertanam, terbina, terbangun ini HARUS dijaga bersama sebagai warisan nilai kemanusiaan. Hidup antar OAP dengan pendatang yang terbangun dengan harmoni selama 58 tahun MUTLAK dipertahankan.
Yang perlu dilakukan kita bersama baik OAP dan para pendatang yang sudah beranak-pinang dan beranak-cucu di West Papua HARUS berdiri bersama OAP untuk melawan provokasi dan melawan kejahatan dan kekerasan yang dilakukan Negara selama ini.
Teman-teman Non Papua atau pendatang yang lahir dan besar di West Papua HARUS membangun kekuatan untuk melawan Orang Pendatang yang menamakan diri dengan Masyarakat Nusantara, Barisan Merah Putih, dan Milisi buatan TNI-Polri.
Teman-teman Non Papua yang lahir dan besar di Tanah Papua HARUS sadar bahwa Tanah Papua adalah Tanah kelahiran dan kebesarannu. Jangan orang-orang baru datang membuat kehidupan masa depan Anda diganggu dan dirusak dengan menamakan diri Kelompok Masyakarat Nusantara, Barisan Merah Putih dan Milisi buatan TNI-Polri.
Orang Asli Papua (OAP) dan Anak-anak Non Papua lahir, besar dan hidup di West Papua dari Sorong sampai Merauke HARUS BERSATU untuk melawan kelompok-kelompok yang berusaha menciptakan Konflik Horizontal antara OAP dengan Non Papua.
Ingat dan hati-hati: Penguasa pemerintah Indonesia dan aparat TNI-Polri bekerja keras dan bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Nusantara, Barisan Merah Putih dan Milisi untuk mengalihkan Konflik kekerasan dan kejahatan VERTIKAL antara penguasa Idonesia dengan rakyat Papua sudah berlangsung selama 58 tahun ke konflik HORIZONTAL antara OAP dengan orang-orang pendatang.
Mari kita bersama-sama LAWAN kejahatan Negara bernafaskan Rasisme, Kolonialisme, Imperialisme, Kapitalisme dan Militerisme. Ini semua musuh rakyat dan musuh bersama, musuh orang-orang yang mencintai keadilan, pedamaian, hak asasi manusia dan yang menghormati martabat manusia.
Orang Asli West Papua telah berteman dan bersahabat selama 58 tahun dengan orang-orang pendatang di seluruh Tanah Papua dari Sorong- Merauke.
Jadi, pertanyaannya ialah Orang Pendatang dari suku dan daerah mana yang menjadikan musuh dan melawan Orang Asli Papua?
Kita perlu punya data supaya kita perlu TAHU siapa Orang Pendatang yang hidup di Tanah Melanesia, West Papua memegang parang, pisau dan alat-alat tajam untuk membunuh Orang Asli Papua sebagai pemilik tanah.
Orang Asli Papua dengan Orang Pendatang sudah lama hidup damai, harmoni dan bersahabat sebagai kekuarga, saudara, teman dan kawan.
Jadi, SETAN dan IBLIS darimana datang memecah-belah kami?
Mari, kita tetap bersatu, berdoa, berjuang untuk hidup dalam harmoni sebagai umat TUHAN di Tanah orang Melanesia di West Papua.
Doa dan harapan penulis supaya tulisan ini menjadi berkat dan ada penerahan sedikit.
Waa....waa....kinaonak.
Sabtu, 28 September 2019.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2019/09/kita-semua-waspada-dan-menghindri.html