Kisah Pelaku Demo Bayaran Remaja Dibayar 50 Ribu Untuk Memanah Polisi Sekuriti Nyamar Siswa Sma
Aksi demo terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Demo tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan rakyat Indonesia terhadap RUU KUHP dan KPK.
Namun, ada beberapa kisah di balik rangkaian demo di berbagai daerah tersebut.
Dua di antaranya adalah kisah pelaku demo bayaran di Makassar dan Jakarta.
Dua remaja di Makassar ditangkap karena memanah polisi saat demo.
Mereka melakukan aksi tersebut lantaran dibayar Rp 50 ribu oleh pria bertopeng.
Dilansir Kompas.com, dua remaja tersebut adalah DS (14) dan SD (16).
Aksi tersebut mereka lakukan saat mengikuti demo untuk menolak UU KPK dan RUU bermasalah.
Demo dilakukan di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (27/9/2019) silam.
Kala itu, DS dan SD menyerang aparat dengan menggunakan busur lengkap dengan anak panah di bawah fly over Jalan Urip Sumoharjo.
Saat ditangkap, kedua remaja ini mengakui dibayar oleh orang tak dikenal untuk berbuat onar dalam aksi tersebut.
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Sulsel Kompol Supriyanto mengungkapkan, penangkapan kedua remaja itu bermula dari video dan foto-foto keduanya yang sempat viral.
Keduanya ditangkap Resmob Polda Sulsel di Jalan Sungai Saddang Baru, Makassar.
“Salah satu informan memberi petunjuk keberadaan keduanya yang tengah nongkrong di samping kanal. Keduanya ini melakukan pembusuran terhadap petugas saat pengamanan,” kata Supriyanto saat dikonfirmasi, Senin (30/9/2019).
Kepada petugas, DS dan SD mengaku dibayar oleh pria bertopeng untuk mengarahkan anak panahnya ke aparat kepolisian yang sedang mengamankan aksi unjuk rasa.
Selain bertopeng, pria itu juga mengenakan pakaian serba hitam.
“Mereka mengakui bahwa dirinya diajak oleh laki-laki bermasker, berpakain hitam dan dengan diimingi-imingi uang tunai sebesar Rp 50.000,” ucap Supriyanto.
Kedua remaja itu kini masih ditahan di Mapolda Sulsel sembari mengamankan barang bukti berupa ketapel dan anak panah busur.
Sementara itu, Resmob Polda Sulsel masih melakukan pengejaran kepada dua orang yang telah dikantongi identitasnya terkait kericuhan yang menyebabkan korban luka pada Jumat lalu.
Sekuriti Nyamar Jadi Siswa SMA untuk Ikut Demo di DPR, Mengaku Akan Dibayar Rp 40 Ribu
Seorang sekuriti bernama Rahmat Hidayah (22) menyamar menjadi siswa SMA untuk ikut berdemo ke Gedung DPR, Senin (30/9/2019).
Ia mengaku diajak seseorang lewat grup WhatsApp dengan iming-iming bayaran Rp 40 ribu.
Bayaran itu bakal diberikan, kata Rahmat, setelah dirinya sampai di Gedung DPR dan mengikuti demo.
“Nanti di sana dikasihnya kalau udah selesai, di DPR. Dikasih Rp 40 ribu, itu kata temen saya. Kan saya diajak,” kata Rahmat saat diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (30/9/2019), dikutip Tribunnews dari Tribun Jakarta.
Rahmat mengatakan, motivasinya ikut berdemo adalah untuk mendapatkan bayaran tersebut.
Ia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai sekuriti di Cakung dan meminjam seragam sekolah lengkap dari temannya.
“Buat tambah-tambahan doang. Nanti kalo udah kelar demo (dikasih), itu yang ngomong teman saya di WA. Ngomongnya dikasih Rp 40 ribu, kemaren ngomongnya saya tanya, dikasih Rp 40 ribu,” ucap dia.
Saat hendak berangkat, Rahmat bersama belasan orang temannya diamankan dari Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Mereka lalu diamankan ke Mapolres Metro Jakarta Utara.
Rahmat mengaku berangkat bersama belasan teman-temannya yang juga siswa SMA.
Kini, Rahmat dan puluhan pelajar SMA yang diamankan masih dikumpulkan di halaman Mapolres Metro Jakarta Utara guna didata.
Dibayar Rp 50 Ribu untuk Dukung Revisi UU KPK
Arief (15) datang ke Gedung Merah Putih, KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2019) sore.
Pemuda yang mengaku pelajar ini terlihat bersama gerombolan seusianya duduk di trotoar depan KPK bersama massa bernama Corong.
Saat ditanya, Arief mengaku ikut aksi ini diajak oleh seorang temannya yang sama-sama dari Kampung Pulo, Jakarta Timur.
“Iya ikut ini, dijanjiin dibayar gocap ( Rp 50 ribu) setelah bubar,” kata dia.
Dia mengaku tak begitu memahami apa yang disampaikan oleh massa.
“Ya gitu aja dukung Jokowi revisi UU,” ucapnya singkat.
Sementara itu, remaja lain dari massa lainnya yang ditanya enggan menjawab pertanyaan yang sama.
Mereka hanya menjawab mereka diajak oleh orang dewasa dalam aksi.
Namun, dari sejumlah informasi di lapangan, massa dibayar bervariasi Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu.
Tribunnews.com pun mencoba menanyakan hal itu pada seorang koordinator lapangan yang mengaku dari Jakarta Pusat.
Perempuan berinisial T ini membantah massa yang datang ini dibayar.
“Saya datang ke sini karena benar-benar dari membela Jokowi sejak dulu saya bagian Seknas Jokowi. Saya enggak tau kalau mereka ini dibayar, enggak tau beda tempat,” ujar dia saat ditanyai langsung.
Sumber: tribunnews.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/kisah-pelaku-demo-bayaran-remaja-dibayar-50-ribu-untuk-memanah-polisi-sekuriti-nyamar-siswa-sma/