Kisah Nabi Yusuf Skandal Di Istana Quthifar
KISAH NABI YUSUF BAGIAN KE-3
SKANDAL DI ISTANA QUTHIFAR
Qithfir mengajak Yusuf tinggal dirumahnya dseperti yang tersurat dalam Surat Yusuf yang artinya “Qithfir berkata pada isrinya, muliakanlah ia, mungkin ia sangat bermanfaat baghi kita dan anggap saja ia sebagai putra kita.” Selama tinggal di istana Qithfir, Yusuf sangat dimuliakan bahkan ia diberi pakaian yang serba indah nan mewah, ia juga diberi mahkota emas yang berhiaskan berbagai mutiara yang indah-indah. Qithfir sendiri selalu ingin bersama Yuausf, tak sedetikpun mengalihkan pandangannya kepada Yusuf. Yusuf mendapatkan perhatian yang lebih mengalahkan segalanya.
Wahab bin Manbah berkata “Yusuf tinggal diistana Qithfir semenjak usia 7 tahun hingga dewasa. Dengan kehadiran Yusuf yang semakin dewasa, maka tumbuhlah rasa cinta Zulaikha kepada Yusuf dan ingin bersanding dengannya”. Perlu diketahui bahwa menteri Qitfir itu impoten, ia tidak pernah mendekati wanita bahkan kepada istrinya sendiri. Jadi selama mereka menikah, Zulaikha tidak pernah disentuh oleh mMenteri Qithfir. Sebagai wanita yang normal dan ratunya kecantikan di zaman itu Zulaikah sangat kagum dan tergila-gila kepada Yusuf, dan sangat berhasrat untuk memilikinya.
Disisi lan, Nabi Ya’kub yang selalu bersedih dan menangis dalam rumah dukanya, beliau sellau meratapi kepergian Yuaus. Setiap oa yan diopanjatkan dalam munajatnya nabi Ya’kub berdoa “Ya Allah Dzat yang Maha Penyayang, ini merupakan hadiah ynang Engka berkahi, ini bukanlah cara untuk mendapatkan kembali apa yang telah Engkau berikan, hamba mohon, kembalikanlah Yusuf kepadaku.”
Dalam setiap ratapannya di rumah duka, nabi Ya’kub selalu mendengar tangisanYusuf saat masih bayi. “Allah bersamamu dimanapun kau berada! Aku yakin bahwa kau masih hidup.” Itulahb sepenggal doa yang selalu dilantunkan oleh Ya’kub setiap paginya.
Selama Yusuf tingal di istana Quthifar Zulaikha terasa asing dengan sebutan nama Yusuf, dan ia hendak mengganyinya dengan nama yang umum di kota Mesir ini, salah satu pembatiu Quhifar mengusulkan nama Yusarsif. Setiap malam Yusuf menemani Quthidar untuk membacakan buku-buku yang ada di perpustakaannya, Quthifar heran kantaran anak seusia Yusuf sangat pintar dalam membaca da menulis, padahal di Mesir anak seusia dia tidak ada yang bisa membaca dan menilis. Dengan ini Quthifar tambah cinta kepada Yuausf. Quthifar meminta menteri Rudamun untuk mengajari Yusuf cara berkuda dan bela diri, agar jelak ia tumbuh menjadi orang dewasa yang pandai dan mampu melindungin diri dari musuh-musuhnya.
Setelah Malik melepaskan Yusuf ke tangan Quthifar, setiap hari hatinya dihantui oleh perasaaan bersalah karena telah menjual seorang nabi. Setiap pagi Malik mengintai keadaan Yuausf di depan istana Quthifar untuk meyakinkan keadaan Yusuf baik-baik saja. Bahkan ia berjanji, tidak akan kemali ke Bebel sebelum membawa Yusuf keluar dari Istana Qutifar dan menyerahkan kepada ayahnya Nabi Ya’kub as.
Suatu ketika di depan istana Mesir, salah seorang penjaga gerbang mencuri perhiadan milik sang raja, namun para prajurit tidak ada yang bisa membuktikannya. Saat itu datanglah Yusuf bersama Qiuthifar, dengan kepandaian Yusuf, akhirnya pencuri itu mengakui kesalahanlnya dan di dijebloskan ke penjara. Ini sal;ah satu bukti bahwa semua Nabi memiliki sifat Shiddiq yang artinya cerdas. Kecerdasan diatas rata-rata manusia paling cerdas.
Setiap waktu Zulaika berharap dapat berdua-duaan bersama Yusuf, dan Zulaikah sangat mengerti akan posisinya dan sangat sabar untuk mendapatkan moment yang dinanti-nantikan itu. Masih di runag istana Quthifar, Kissin anak seorang pelayan yang masih bayi tanpa sebab yang jelas anak itu menangis sejadi jadinya. Yusuf pun datang mendekat untuk meredakan tangisnya. Ada siyarat yang terlintas bahwa di dalam istana ini akan muncul fitnah besar yang bakal menimpa Yusuf. Lantas fitnah apakah itu?
Zulaikha memiliki ruang pribadi khusus yang terlpisi oleh tujuh pintu. Diruangan ini Zulaikha memanggil Yusuf dan mengun ci ke tujuh pitu tersebut. Yusuf berkata kepada Zulaikha “Ma’a dzallohi” artinya hamba berlindung kepada Allah dari panggilanmu. Sesungguhnya Suamimu adalah tuanku, da ia memberlakukanku dengan sangat baik. Mengetahuin ajakan Zulaikha, Yusuf merasa sangat khawatir, walaupun di sisi lain , Yusuf pun ingin bersanding dengan Zulaika. Namun Malaikat Jibril menghalanginya dan berkata “jika engkau melakukannya, maka namamu akan terhapus dari daftar para nabi”.
Sebelum maksiat itu terjadi oleh malaikat Jibril Yusuf pun segera sadar dan melepaskan diri dari cengkeraman Zulaikha dan segera lari menuju pintu namun didapati Yuausf pintu itu telah terkunci. Maka Zulaikha meraih Yusuf untuk kedua kalinya. Lalu Allah mewahyukan kepada Jibril untuk turun tangan membantu Yusuf.
Jibril berkata “saat ini engaku berada di tataran muttaqin lalu kenapa engkau hendak melakukan perbuatan orang-orang hina?” mendengar perkataan itu Yusuf segera bersiri dan lari . hal ini berlang sampai dua kali. Dan ketika Yusuf lari menuju pintu ke-7 Zulaikha menarik baju Yusuf hingga robek dan sehingga menghalang-halangi Yusuf untk keluar dari ruangan itu. Tiba-tiba Quthifar muncul di hadapan mereka dan melihat Zulaikha berdiri disamping Yusuf. Quthifar berkbata kepada Yusuf “Inikah balasan bagai orang yang telah merawatmu?”
Demi kehormatan atas Yusuf, Zulaikha ia berkata, “Bunhklah dia atau hukumlah dia dengan seberat-beratnya” mendengra perkataan Zulaikha, Yusuf berkata “Dia menarik pakaianku hingg robek”. Melihat kejdian ini Quthifar berfikir sejenak, sambil melihat majah mereka secara bergantain.
Di istana itu ada seorang bayi yang masih berumur 7 hari, anak itu merupakan anak dari pelayan Zulaikha, lalu Yusuf memanggilnya, karena dialah satu-satuanya saksi atas fitnah ini. Yusuf mengusap kepada bocah itu lalu dengan izin Allah anak yang baru berusia 7 hari dapat berbicara layaknya orang dewasa. Dengan suara keras dan lantang ia berkata “Wahai orang-orang yang mulia, lihatlah baju Yusuf yang robek, jika baju itu robek bagaian depan maka Yusuf yang salah, namun jika robeknya di bagian belakang maka Zuaklikha yang salah.” Setelah mendengar pernyataan dari sang bayi itu, Quthifar menyimpulkan bahwa sekandal ini adalah kesalahan dari istrinya. “Ini adalah sekandalmu, dan merupakan skandal terbesar yang pernah ada” kata Quthifar kemudian Quthifar menoleh kepada Yusuf, dan berkata “Yusuf, rendahkanlah dirimu, dan memohon ampunlah kepadaku, karerna engkau termasuk orang yang bersalah”.
Menurut Imam Zamakhsyari, Quthifar merupakan orang yang lembut perangainya, tidak suka akan kemewahan dunia, tidak begitu suka terhadap wanita maka dari itu, dengan adanya kejadian ini Quthifar tidak bisa menimpakan hukuman berat terhadap Yusuf dan membela istrinya. Dia juga seorang tokoh yang dituakan dan disegani oleh masyarakat Mesir. Saat itu usia Quthifar sekitar 100 tahun. Maka dari itu, melihat kecantikan Zulaikha istrinya dan ketampanan Yusuf ia menrasa ada keserasian diantara mereka.
Sebagian ahli hikmah berpendapat bahwa : orang tua yang tingal di Baghdad maka akan bertambah ilmu pengetahuannya, dan orang tua yang tinggal di Mousul akan bertambah nalarnya. Orang tua yang tinggal di bumi halb maka akan bertambah kesejahteraannya. Orang yanhg tingal di wilaah Damaskus akan bertambah kasar/keras tutur katanya. Dan orang tua yang tinggal di Mesir akan berkurang gairahnya. Wallohu A’lam
<<SEBELUMNYA - SELANJUTNYA>>
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://mbahkenyung.blogspot.com/2019/04/kisah-nabi-yusuf-skandal-di-istana.html