Islam Menyuruh Kita Memilih Pasangan Yang Berparas Cantik Ternyata Ini Alasannya
Ada yang mengatakan: “Nafsu menilai kecantikan perempuan berdasarkan parasnya, dan hati menilai kecantikan perempuan berdasarkan hatinya.”
Sepintas kalimat ini benar tapi tidak sepenuhnya benar, sebab ada yang menyalahi kodrat seorang lelaki, bahkan menyalahi kodrat kemanusiaan kalau saja boleh katakan seperti itu.
Kesalahan itu antara lain adalah:
[1]. Melihat kecantikan dan keindahan tidak mesti dengan nafsu.
[2]. Nafsu merupakan sifat dasar manusia sebagai pembeda dirinya dengan malaikat, nafsu akan buruk jika diletakkan bukan pada tempatnya.
[3]. Tidak ada yang tau isi hati dan kualitas hati orang lain kecuali tuhan, sehingga menilai isi dan kualitas hati diluar kemampuan manusia, jika ada yang menilai hati, itu hanyalah prasangka dan bukan kenyataan.
[4]. Menyalahi kodrat lelaki dalam masalah cinta, kalimat di atas menunjukkan bahwa lelaki yang baik adalah lelaki yang mencintai perempuan sebagaimana cinta seorang ibu pada anaknya, tanpa alasan paras dan kecantikan.
Dia lupa bahwa kenyataan cinta seorang ibu pada anaknya, bukan seperti cinta seorang lelaki pada seorang wanita, cinta seorang sahabat pada sahabatnya, dan cinta pada orang yang baru dikenalnya.
Cinta ibu pada anaknya disebut sebagai “Rohmah” ( kasih sayang, simpati, keramahan, toleransi).
Cinta seorang sahabat disebut “Mawaddah” (cinta kasih, persahabatan)
Cinta orang yang baru dikenal disebut “Sakinah” (ketenangan, kedamaian, keheningan, ketentraman).
Kedua jenis cinta (sakinah, dan mawaddah) merupakan syarat wajib seorang lelaki untuk sampai pada jenis cinta yang dikenal dengan istilah “Rohmah”.
Karena untuk mulai bisa menerima, dia harus melakukan pendekatan dan pengenalan. Kenalan dan pendekatan tidak akan terealisasi tanpa adanya kecocokan paras dan sikap. Ini adalah sakinah.
Jika syarat di tahapan sakinah sudah terpenuhi dan terealisasi dengan baik, maka dengan sendirinya akan tumbuh kecocokan dan kedekatan, sehingga memiliki ikatan yang lebih kuat dari sebelumnya. Ini adalah mawaddah.
Kemudian setelah kecocokan dan kedekatan sudah terikat kuat, maka secara otomatis akan tertanam kepercayaan penuh, tidak lagi melihat paras dan penampilan, kecantikan pada tahapan ini sudah tidak lagi menjadi alasan cinta. Ini merupakan Rohmah.
Dari itulah mengapa seringkali tiga istilah ini selalu menjadi doa bagi orang-orang yang baru menikah “SEMOGA MENJADI KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA ROHMAH”.
Kalimat ini disebutkan sebagai sebuah kesadaran, bahwa cinta yang mereka bangun bukan berdasarkan ikatan darah, tetapi karena ikatan kenyamanan dan ketenangan (sakinah).
[5]. Kalimat di atas merupakan kalimat indah, tapi memberikan konotasi buruk pada lelaki yang menilai kecantikan paras seorang perempuan, seakan lelaki semacam itu merupakan lelaki mata keranjang.
Padahal rasulullah bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita umumnya dinikahi karena 4 hal: hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Karena itu, pilihlah yang memiliki agama, kalian akan beruntung.” (Shahih Bukhari, no.5090 dan Shahih Muslim, no.1466)
Dalam hadis tersebut meski agama merupakan hal yang paling penting bagi kita, namun rasulullah meletakkan setelah paras, karena kecantikan paras istri merupakan salah satu penentu ketenangan seorang suami, sehingga terjaga pandangannya dan tidak mudah untuk berpoligami.
“Boleh saja menilai paras untuk untuk sekedar memantapkan hati, bukan karena lelaki mata keranjang”
Sumber: ngajionline.net
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/islam-menyuruh-kita-memilih-pasangan-yang-berparas-cantik-ternyata-ini-alasannya/