Begini Suasana Panggung Seventeen Sebelum Dihempas Tsunami Kru Sempat Khawatir Soal Awan Gelap
Para penggemar Seventeen band tentunya masih merasakan duka atas meninggalnya tiga personil saat tsunami di Tanjung Lesung, Banten.
Hanya Ifan Seventeen, sang vokalis yang selamat dalam musibah tsunami yang terjadi pada Sabtu (29/12/2018).
Selain tiga rekan satu band nya, yakni Herman Sikumbang, Andi dan Bani, Road Manajer Oki Wijaya juga turut menjadi korban meninggal dunia.
Kesedihan Ifan Seventeen bertambah karena harus kehilangan istrinya, Dylan Sahara.
Setelah melakukan pencarian selama dua hari, akhirnya Ifan Seventeen berhasil bertemu dengan sang istri, Dylan Sahara dalam keadaan meninggal.
Dan kini, di media sosial ramai kemunculan video yang merekam panggung yang dipakai grup band Seventeen tampil di Pantai Tanjung Lesung.
Salah satunya adalah video yang diunggah oleh seorang pengguna Instagram dengan nama akun @hendrojaronugroho1982.
Hendro terlihat berbaur dengan para kru yang sedang soundcheck.
Unggahan video itu disertai dengan keterangan yang menyatakan soundcek Seventeen sebelum tampil malam itu.
“Soundcek seventeen sebelum perform malem hancur lebur ????????” tulis Hendro di kolom keterangan unggahannya.
Dalam video singkat itu, terlihat seorang pria yang menunjukkan suasana langit yang terlihat gelap.
“Kita lagi bareng sama Seventeen di pinggir pantai.
Yang sana kayanya lagi, wah langitnya gelap, sepertinya hujan, semoga tidak badai dan semoga tidak sampai sini.
Venue nya sih asik” ujar pria di dalam video tersebut. Namun sayangnya, harapan pria dalam video itu tidak terjadi.
Meski tidak terjadi badai, namun erupsi Gunung Anak Krakatau justru memicu gelombang tsunami yang menerjang sebagian pantai di Selat Sunda. Termasuk Pantai Tanjung Lesung.
Unggahan tersebut sontak memancing perhatian Ifan sang vokalis Seventeen.
Ia pun berkomentar di dalam unggahan tersebut dan meminta si pengunggah untuk menyimpan video itu dengan baik, seperti dikutip dari Suar.id
“Ya Allah ya Tuhanku kakkk, ini video berharga banget, simpen baik2 ya kakk,” tulis Ifan Seventeen.
Kesaksian Mahasiswa IPB Bantu Selamatkan Ifan Seventeen
Wakil Ketua Umum BEM KM IPB Surya menjadi bagian relawan yang menyelamatkan korban tsunami di Tanjung Lesung.
Surya bahkan menceritakan pertemuannya dengan Ifan Seventeen di lokasi terjangan tsunami.
Surya dan mahasiswa IPB lain awalnya tak mengetahui bahwa gelombang tinggi yang mereka lihat merupakan tsunami.
Surya dan temannya sempat kebingungan melihat banyak kendaraan lalu-lalang, serta banyak orang yang dilanda panik.
Sampai akhirnya, Surya menolong seorang ibu yang diturunkan dari sebuah mobil karena kelebihan muatan.
Ibu tersebutlah yang menjelaskan pada Surya dan anggota BEM IPB lainnay soal bencana tsunami yang sudah tejadi.
“Jadi ada warga yang turun ditempat kami itu dari mobil dia turun karena saking tidak muatnya kendaraan yang dipakai, mobilnya tidak muat akhirnya ibunya diturunkan ditempat kami, ibu itu penuh lumpur kemudian di bersihkan diamankan dulu dengan kondisi masih ketakutan dan tangannya kesakitan,” katanya.
Melihat kondisi yang porak-poranda serta banyaknya korban yang berjatuhan, Surya dan anggota BEM IPB memutuskan untuk menolong.
Sekitar 20 menit perjalanan menuju lokasi bencana dengan menumpang kendaraan milik warga akhirnya mereka sampai dan melihat kondisi yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Sesampainya di lokasi mahasiswa IPB itu pun menyisir pantai dan membantu melakukan evakuasi.
“Iya dari situ kami akhirnya ketemu sama mas Ifan Seventeen, disitu kami bertemu mas Ifan Seventeen dengan kondisi pakai kaos, celana pendek dan maaf kondisinya sangat pucat dan ternyata beliau baru saja menyelamatkan diri disana dengan kotak boks dari tengah pantai, jadi beliau terhantam arus kemudian terseret ke tengah pantai kemudian menyelamatkan diri ke pinggir pantai,” katanya.
Bersama, warga dan relawan lainnya BEM KM IPB melakukan proses evakuasi hingga pukul 04.00 WIB pagi hari.
“Jadi prosesnya menyisir pantai, korban meninggal jenazahnya diangkat dkumpulkan disatu titik bangunan yang masih utuh waktu itu saung saung gitu, Kemudian kita naikan ke mobil warga dan mobil PMI,” katanya.
Setelah itu sekitar pukul 04.00 WIB pagi hari mereka bersama warga dan korban selamat pun kembali ke pengungsian di labuhan.
Ucapan Terimakasih Ifan Seventeen
Rasa terima kasih Ifan Seventeen sampaikan ke BEM KM Institut Pertanian Bogor terkait tsunami Selat Sunda.
Ketika itu sejumlah mahasiswa IPB turut memberi bantuan kepada Ifan seventeen.
Ifan Seventeen menjelaskan, sejumlah mahasiswa IPB yang tergabung dalam BEM KM IPB tengah mengadakan acara di sekitar lokasi.
Namun seiring tsunami menerjang Pantai Tanjung Lesung, sejumlah mahasiswa IPB itu seketika memutuskan untuk menjadi relawan.
Ifan Seventeen berterimakasih kepada BEM KM IPB yang turut membantu dirinya setelah tsunami menerjang pantai Tanjung Lesung.
Dijelaskan Ifan Seventeen, sejumlah mahasiswa IPB itu sempat meminjamkan ponselnya untuk mengabari keluarganya.
Tak hanya itu, sejumlah mahasiswa IPB itu juga turut memberikan tumpangan kepada Ifan Seventeen.
Hal itu diungkapkan Ifan Seventeen lewat Insta Story Instagramnya @ifanseventeen beberapa waktu lalu.
“Aku lupa ucapin makasih buat temen2 BEM KM IPB yang lagi farawell di sekitar kejadian, malah mutusin jadi relawan dadakan,” tulis Ifan Seventeen.
“Makasih udah kasiin pulsanya buat nelfon ngabarin orang rumah pertama kalinya, udah numpangin pick up nya hujan2 sama2, udah kasi support pas di sana Makasih ya temen2,” tambah Ifan Seventeen.
Di sisi lain, pengguna Instagram, @yazidah_ziya yang disinyalir seorang mahasiswa IPB sedikit menggambarkan situasi seusai tsunami menerjang pantai Tanjung Lesung.
Yazidah menjelaskan bahwa, usai tsunami Selat Sunda menghantam, rekannya di BEM KM IPB dan Ifan Seventeen ikut mengevakuasi korban.
Namun saat diajak untuk bergegas meninggalkan lokasi kejadian, Ifan Seventeen menolaknya.
Ifan Seventeen menolak ajakan sejumlah mahasiswa IPB lantaran ingin mencari istrinya Dylan Sahara.
“Masih terbayang malam itu mas Ivan sama temen-temen BEM KM IPB ikut evakuasi korban.
Beliau enggak mau kita ajak bareng naik bis kami untuk pulang, karena beliau mau mencari istrinya dulu,” tulis Yazidah.
Sumber: tribunnews.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/begini-suasana-panggung-seventeen-sebelum-dihempas-tsunami-kru-sempat-khawatir-soal-awan-gelap/