5 Ilmuan Muslim Penemu Alat Kecantikan Dan Kosmetik
Muslimah dan kecantikan, sepertinya dua sisi yang selalu beriringan. Tampil cantik dan menarik, adalah hasil akhir yang diinginkan dari penampilan kaum Hawaini. Untuk mendapatkan kecantikan tersebut, banyak cara dilakukan, baik secara tradisional maupun cara moderen.
Di era modern saat ini, tak dipungkiri kaum wanita yang melakukan perawatan kecantikandengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada seperti sulam alis, extension bulu mata, sedot lemak hingga operasi plastik.
Teknologi kecantikan ini sebenarnya memiliki biaya lebih besar ketimbang menggunakan cara alami. Tetapi karena hasilnya jauh lebih cepat dan praktis maka banyak perempuan yang merasa tidak keberatan dengan biaya yang akan dikeluarkan.
Oleh sebab itu teknologi kecantikan pada saat ini menjadi salah satu fenomena di era modern, terutama di kalangan wanita termasuk muslimah.
Pada dasarnya, Islam tidak melarang muslimah untuk mempercantik diri. Namun demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang perbuatan yang berlebihan, terlebih sampai mencelakai diri sendiri.
Mempercantik diri boleh saja selama hal itu tidak ditujukan untuk dosa dan kemaksiatan serta tidak mendatangkan kemudharatan.
Bicara soal kesehatan kecantikan atau kosmetika kecantikan, ternyata banyak kontribusi ilmuwan Muslimdi sana. Parfum misalnya.
Parfum telah dikenal di Jazirah Arab sejak sebelum datangnya Islam, kemudian oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam disunnahkan dipakai oleh laki-laki setiap akan ke masjid, dan oleh wanita setiap akan bertemu suaminya.
Beberapa peletak ilmu dasar teknologi kecantikan:
Pertama, Parfum
Ahli kimia Jabir al-Hayan (lahir 722 M) dan Al-Kindi (lahir 801 M) mengembangkan banyak sekali teknik untuk membuat parfum dan kosmetik sebagaimana obat-obatan.
Mereka mengembangkan teknik destilasi, evaporasi dan filtrasi untuk mendapatkan koleksi bau harum berbagai jenis bunga, buah, kulit buah, kulit pohon, daun hingga akar dari ratusan jenis tumbuhan. Sebagian zat ini ada yang larut di air, ada pula yang di minyak.
Kedua, Sabun
Sebenarnya produk utama ilmu kimia adalah sabun. Sabun ini awalnya dibuat dari reaksi kimia yang melibatkan minyak sesam, potassium, alkali, kapur dan tanah lumpur. Namun sabun modern yang dibuat dari minyak nabati dan aromatik, resep awalnya juga ditemukan oleh ilmuwan Muslim.
Sabun ini berbeda dari sabun awal yang berubah menjadi deterjen. Al-Kindi menyediakan resep paling awal untuk memproduksi zat-zat ini dalam bukunya Kitab Kimiya’ al-‘Itr (Book of the Chemistry of Perfume). Pekerjaan al-Kindi ini dilanjutkan terus sampai ke masa Abu Ali ibn Sina di abad 11 M.
Ketiga, Lipstik
Pada 1000 M, Abu al-Qasim az-Zahrawi menemukan lipstik dalam bentuk yang bertahan hingga kini.
Keempat, Sekolah Kecantikan
Sekitar abad 8-9 M, seorang saintis dan musisi Andalusia Abu l-Hasan ‘Ali Ibn Nafi‘ – yang lebih dikenal dengan nama Ziryab, telah meletakkan dasar-dasar kosmetika dan estetika dengan membuka sekolah kecantikanpertama di Alcazar, Cordoba.
Di sana, Ziryab pertama-tama mengajari istrinya sendiri dan beberapa wanita – yang kemudian menjadi para asistennya untuk mengajari wanita-wanita lainnya – berbagai hal, dari mendesain mode pakaian hingga membentuk bulu mata dan bercelak.
Dia juga menemukan depilatori untuk menghilangkan bulu tubuh yang berlebihan, deodoran yang dioleskan di ketek dan menemukan pasta gigi, meskipun bahan-bahannya sekarang sudah tidak diketahui lagi.
Kala itu, Ziryab juga menyarankan untuk memakai jenis pakaian yang berbeda untuk pagi, siang dan malam hari, bahkan mode yang berbeda setiap pergantian musim.
Hal ini membuat seorang sejarawan Perancis Henri Terrace menyebut Ziryab “Bapak fashion”, yang mempengaruhi keseluruhan industri fashion hingga hari ini.
Sedangkan untuk memperkuat suasana indah, Ziryab juga memperkenalkan tata cara makan yang sekarang disebut sebagai table manner, di mana ada tiga tahap: soup, main course dan desert.
Dia juga memulai tradisi baru menggunakan tempat minum dari bahan gelas atau kristal, menggantikan cangkir logam, sehingga keindahan minuman dapat ditonjolkan untuk membangkitkan selera. Makanan yang halal dan baik adalah kunci kesehatan, dan kesehatan adalah kunci kecantikan.
Kelima, Kecantikan dan kesehatan gigi
Abulcasis menulis dalam kitab At-Tasyrif (sekitar tahun 1000 M) metode untuk menguatkan dan memutihkan gigi. Berbeda dengan bangsa Mesir atau Romawi kuno, pasta gigi ini dilaporkan memiliki baik fungsi maupun cita rasa.
Abulcasis merekomendasikan pasta gigi yang terbuat dari cinnamon, nutmeg, cardamom dan daun oriander. Selain itu Abulcasis juga menulis tentang isi dan manfaat hand-cream dan lotions dan teknik mewarnai rambut, seperti mengubahnya jadi pirang atau mengoreksi rambut rusak.
Itulah beberapailmuwan Muslim yang berperan besar dalam pengembangan teknologi kesehatan dan kecantikan modern saat ini.
Semua itu, menunjukkan bahwa kaum Muslim sebenarnya pernah memiliki peran besar dalam teknologi keindahan dan kecantikan. Hanya saja, peran itu terwujud ketika syariah Islam masih tegak di masyarakat, sehingga mengurus kecantikan tidak bercampur dengan melakukan maksiat.
Justru mengurus kecantikan dalam segala aspeknya bila dibingkai oleh kerangka kehidupan yang islami dapat menjadi sarana untuk lebih taat kepada Allah.
Sumber: sindonews.com
.
The post 5 Ilmuan Muslim Penemu Alat Kecantikan dan Kosmetik appeared first on Ayo Baca.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://congkop.xyz/2020/07/05/5-ilmuan-muslim-penemu-alat-kecantikan-dan-kosmetik/