Update Kasus Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper Indikasi Pembunuh Berkelompok Hingga Isu Motif Lgbt
Kasus guru honorer asal Kediri yang dimutilasi terus dikembangkan.
Budi Hartanto (28) adalah guru honorer yang jasadnya ditemukan di dalam koper di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan, pihak penyidik telah lakukan pemeriksaan belasan orang yang berkaitan dengan penemuan mayat dalam koper di Blitar.
Ia menyebut, sejauh ini sudah ada sedikitnya 13 orang yang telah diminta keterangan. Secara spesifik, Frans Barung tidak bisa menjelaskan, siapa saja identitas 13 orang itu.
Ia juga tidak bisa menyebutkan, siapa saja sosok yang memiliki kemungkinan besar menjadi terduga pelaku pembunuhan.
“Kami sudah mintai keterangan pada 13 orang, iya tadi ketambahan satu jadi 13 orang,” katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).
Namun, ungkap Frans Barung, mereka yang dimintai keterangan oleh penyidik adalah orang-orang yang terbilang dekat dengan korban.
Dan, orang-orang yang berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung dengan korban beberapa hari sebelum korban ditemukan tewas.
“13 orang itu adalah mereka yang terbilang dekat dan mereka yang terbilang terakhir berkomunikasi dengan si korban,” lanjutnya.
Terbaru, Barung mengatakan ada dugaan pembunuhan dilakukan tidak sendiri. Ada dugaan pembunuhan seorang guru honorer dilakukan secara berkelompok.
“Ada indikasi juga pelaku pembunuhan dilakukan secara berkelompok,” katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).
Dugaan itu, lajut Frans Barung, diperkuat karena lokasi ditemukannya mayat dalam koper yang adalah pria guru honorer asal Kediri itu, berada di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar.
Medan lokasi yang cukup sulit, dinilai Frans Barung, mustahil dilakukan pelaku seorang diri.
“karena tidak mungkin yang bersangkutan membuang mayat itu seorang diri,” lanjutnya.
Posisi mayat itu tertekuk memenuhi ruang koper itu. Saat diidentifikasi, mayat itu dalam keadaan terpotong tanpa kepala.
Selain itu juga terdapat beberapa luka goresan di beberapa anggota tubuh mayat tersebut, meliputi tangan dan kaki.
Sisi Lain Korban
Jenazah Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri yang mayatnya ditemukan dalam koper tanpa kepala di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, sudah dimakamkan keluarganya.
Namun, Budi Hartanto dimakamkan tanpa kepalanya.
Pasalnya, kepala korban sampai saat ini belum ditemukan.
Polisi sudah memeriksa sejumlah teman, Budi Hartanto (28), korban mutilasi yang mayatnya dimasukkan dalam koper dan ditemukan di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sejumlah teman korban yang diperiksa sebagai saksi semua pria dan bertingkah gemulai (kemayu).
Sedangkan sosok korban sendiri juga dikenal sebagai pria yang berperilaku seperti perempuan atau gemulai.
Hal itu juga disampaikan kerabat korban, Surahmat, kepada wartawan saat berada di kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, Rabu (3/4/2019) malam.
“Budi (korban) mb*nc*ni (gemulai), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul dan baik dengan orang tua,” kata Surahmat kepada Tribunjatim.com.
Polda Jatim Bicara Soal Isu LGBT yang Berkembang
Polisi sendiri mengaku sudah mendengar ada isu bahwa kematian guru honorer Budi Hartanto terkait LGBT.
Namun sejauh ini polisi tidak menemukan bukti-bukti mengarah motif LGBT.
“Info yang berkembang (di luar) memang seperti itu, kebetulan rekan-rekan korban kebanyakan seperti itu.”
“Namun kami tetap sesuai fakta karena hasil otopsi dari forensik juga belum keluar,” ujar Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, kepada wartawan Surya.co.id, Kamis (4/3/2019).
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono mengatakan, sudah ada lima teman korban yang dimintai keterangan sebagai saksi.
Kelima teman korban yang diperiksa sebagai saksi semua laki-laki.
“Kami juga sudah meminta keterangan dari keluarga,” kata AKP Heri Sugiono, Kamis (4/4/2019).
Polda Jatim Sebut Ada 3 Motif yang Kemungkinan Jadi Dasar Pelaku Nekat Mutilasi Guru Honorer Itu
Banyak spekulasi tentang motif pelaku pembunuhan seorang guru honorer asal Kediri yang jadi mayat dalam koper, Rabu (3/4/2019) lalu.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan, sebelum pelaku utama pembunuhan tertangkap.
Pihaknya belum bisa memastikan, motif yang dipikirkan pelaku hingga tega memutilasi guru kesenian di SDN Banjarmlati yang berstatus sebagai guru honorer itu.
“Penjelasan motif akan kami ekspos secara utuh Ketika pelakunya sudah tertangkap,” katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).
Almarhum Budi Hartanto semasa hidup
Namun, ungkap Frans Barung, sedikitnya ada tiga kemungkinan motif yang menjadi spekulasi banyak pihak.
“Ada yang berspekulasi masalah asmara, masalah dendam, masalah ekonomi,” lanjutnya.
Frans Barung tidak menjelaskan secara rinci motif Asmara dan motif dendam pribadi, selama proses penyidikan masih berlangsung.
Namun, dugaan pembunuhan bermotif ekonomi, bagi Frans Barung, terbilang cukup logis, mendasari perbuatan pelaku.
Lantaran, beberapa benda pribadi korban seperti motor, ternyata tidak diketahui keberadaannya.
“Karena beberapa barang seperti motor juga hilang,” tandasnya.
Sumber: tribunnews.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/update-kasus-mayat-tanpa-kepala-dalam-koper-indikasi-pembunuh-berkelompok-hingga-isu-motif-lgbt/