Tiada Bukti Saintifik Kesan Sampingan Guna Termometer Infra Merah Ukur Suhu Di Dahi
Sejak beberapa hari lepas, beberapa pihak telah tampil dengan bberapa "teori" kesan buruk termometer infra merah ke atas manusia. Saya tidak mengulas lanjut mengenai isu ini walaupun turut menerima soalan sama dari salah seorang pekerja prihatin di tempat kerja. Sebagai Penyelaras Keselamatan Kesihatan Pekerjaan dan Persekitaran, saya mengambil langkah tunggu dan lihat.
Saya turut membuat carian di internet dan terdapat beberapa artikel yang menyokong "teori" di atas malah ada yang mengecam tindakan menyebarkan berita tentangnya.
Apa yang menarik perhatian, negara jiran Indonesia juga turut kecoh berkaitan isu ini. Betul lah dunia tanpa sempadan, semua maklumat di hujung jari..
Ketua Pengarah Kesihatan, Datuk Dr Noor Hisham Abdullah berkata, Kementerian Kesihatan Malaysia (KKM) memandang serius isu yang tular di laman sosial berkaitan keselamatan penggunaan termometer infra merah tanpa sentuh yang dikatakan boleh menyebabkan kecederaan kepada otak.
Menurutnya, alat itu direka bentuk untuk mengesan dan menyerap isyarat sinaran infra merah daripada permukaan kulit yang kemudiannya diubah menjadi isyarat elektrik.
"Kajian yang dilaksanakan oleh Cawangan Penilaian Teknologi Kesihatan, KKM mendapati tiada bukti saintifik mengenai kesan sampingan penggunaan termometer infra merah untuk mengukur suhu di dahi,” katanya.
Sementara itu, Dr Noor Hisham berkata, KKM sedar tentang terdapatnya termometer infra merah yang tidak berdaftar atau mendapat kebenaran akses dalam pasaran.
“Adalah diingatkan bahawa KKM melalui Pihak Berkuasa Peranti Perubatan (PBPP) akan terus memantau situasi ini dan akan mengambil tindakan terhadap mana-mana perlanggaran undang-undang sebagaimana yang diperuntukkan di bawah Akta Peranti Perubatan 2012 (Akta 737),” katanya. - Bernama
Termometer infra merah selamat digunakan, kata KP KesihatanPautan : https://www.sinarharian.com.my/article/94987/BERITA/Nasional/Termometer-infra-merah-selamat-digunakan-kata-KP-Kesihatan
Klaim tentang radiasi laser termometer tembak atau thermo gun berbahaya bagi tubuh manusia beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan lewat video bertajuk "VIRALKAN !!! Radiasi Laser THERMO Gun Ternyata berbahaya, Simak Penjelasannya" yang diunggah Channel YouTube Mayor Saleh Nasionalis Karaeng Sila.
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu, terdapat seorang pria yang mengklaim mengenai bahanya penggunaan thermo gun bagi tubuh manusia.
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang radiasi laser termometer tembak atau thermo gun berbahaya bagi tubuh manusia. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Spesialis Penyakit Dalam, dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH.
Dokter Ari mengatakan, termometer inframerah yang biasa digunakan untuk mengecek suhu badan aman digunakan. Termometer tersebut, kata dia, sudah lolos uji kesehatan.
"Produk itu sudah lolos uji kesehatan, jadi sudah diperhitungkan bahwa alat itu aman," kata dr Ari kepada Liputan6.com, Senin (20/7/2020).
Dokter Ari menambahkan, penggunaan termometer inframerah juga tidak berdampak pada sistem saraf dan retina manusia.
"Termometer inframerah tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X dan karena itu tidak mempengaruhi sistem saraf termasuk juga tidak merusak retina," ucap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu.
Cek Fakta: Tidak Benar Radiasi Laser Thermo Gun Berbahaya bagi Tubuh ManusiaPautan : https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4309519/cek-fakta-tidak-benar-radiasi-laser-thermo-gun-berbahaya-bagi-tubuh-manusia
Thermo gun, alat pengukur suhu yang kerap kita jumpai belakangan ini, telah menjadi korban baru dari informasi palsu terkait Covid-19. Banyak masyarakat bertanya-tanya tentang keamanan thermo gun atau alat pengukur suhu berbentuk pistol yang ditembakkan ke dahi itu.
Hal ini bermula dari unggahan video yang disampaikan ekonom Ichsanuddin Noorsy. Dalam bincang bersama Helmi Yahya, Ichsanuddin mengatakan bahwa thermo gun dikhawatirkan dapat merusak jaringan otak.
"Karena hand gun termometer itu untuk memeriksa kabel panas. Lasernya dipakai untuk memeriksa kabel panas bukan untuk temperatur manusia," kata Ichsan dalam video tersebut. "Mereka jual alat, tapi kita dibodohi. Kepala kita ditembak laser, kita tidak tahu dampak pada struktur otak bagaimana," imbuhnya.
Perlu diketahui dan dipahami, ini adalah informasi yang salah atau hoaks. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM selaku Ketua yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. "Alat itu (thermo gun) menggunakan inframerah bukan laser," kata Aru menyanggah ucapan Ichsannuddin, dihubungi Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Selain itu, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang merupakan guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RS Cipto Mangunkusumo juga menegaskan hal yang sama. Ari menyampaikan, thermo gun sudah lolos uji kesehatan dan aman digunakan. "Thermal gun sudah lulus uji kesehatan, jadi sudah diperhitungkan bahwa alat ini aman," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Ari yang juga merupakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) juga menyampaikan bahwa alat ini tidak akan berpengaruh pada sistem saraf dan retina karena tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X. "Thermometer inframerah tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X. Dan karena itu, tidak mempengaruhi sistem saraf termasuk juga tidak merusak retina," jelasnya.
[Hoaks] Thermo Gun Disebut Berbahaya untuk Otak, Begini FaktanyaPautan : https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/20/132800023/-hoaks-thermo-gun-disebut-berbahaya-untuk-otak-begini-faktanya?page=allPenulis : Gloria Setyvani PutriEditor : Gloria Setyvani Putri
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://www.simiey.info/2020/08/tiada-bukti-saintifik-kesan-sampingan.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed:+simiey/nQtu+(simiey%5Bdot%5Dcom)