Solusi Untuk Papua Pasca Nduga
Solusi untuk Papua: Pasca Nduga
Oleh: Pdt. Dr. Phil Karel Erari
Sebagai mantan Anggota Executive Board Partnership For Governance Reform Indonesia (2000-2010), saya ingin memberikan catatan kritis sekitar label yang diberikan kepada Papua, dan Solusi bagi Papua yang Adil Komprehensif dan Bermartabat.
Pertama, Jakarta cenderung memberikan label kepada Papua, a.l Separatis, Kriminal Bersenjata, Primitif, Bodoh, mudah dibeli dengan bir, Alkohol. dan Stigma dan label yang negatif lainnya.
Sudah waktunya, Jakarta harus melakukan introspeksi atas cara pendekatan terhadap rakyat Papua, yang dalam sejarah telah melakukan intervensi Militer melalui Trikora, 1961.
Di era Kapalda I Made Mangku Pastika,1996, beliau mempergunakan istulah Kelompok Sipil Bersenjata. Saya pernah diminta untuk mendekati KSB tersebut di Teluk Wondama dengan tawaran damai untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari Polisi, dan sebagai kompensasi mereka akan diberi amnesti.
Saya sebagai Pdt dari Papua, yang terlibat dalam proses negosiasi sejak Presiden BJ Habibie, Gus Dur Megawati dan SBY, terus mendorong Jakarta supaya stop memberi label negatif sepwerti yang disebut diatas.
Papua bukan Separatis, mereka bereaksi terhadap ketidak adilan, atas rangkaian pelanggaran HAM yang sejak 1962 hingga hari ini. Sudah sangat banyak rakyat Sipil yang mati dibunuh dalam operasi Militer yang berlangsung sejak 1969..
Pada tahun 1977, a.l.sekitar 10 ribu orang dibantai dibunuh termasuk perenpuan dan anak anak dgn tuduhan OPM,
Pada tahun 1998, ratusan rakyat Sipil di Biak, mati terbunuh, sebagian dibuang di laut, perempuan diiris payu darahnya , sebagai hasil Investigasi Tim Oikumenis Dewan Gereja se Dunia dan Persekutuan Gereja Indonesia, pimpin Dr Yudo Wibowo Purbowidagdo dan Dr Sularso Sopater..
Sebagai sahabat terdekat GUs Dur, saya ingin mendorong Pemerintah untuk mempertimbangkan Solusi Papua dengan a.l.:
1. Mengimplemntasi Amanat Gus Dur, untuk melakukan pendekatan Kulttur dengan a.l. Mengakui Bendera Bintang Kejora, dan mengijinkannya berkibar bersanding dengan Bendera Merah Putih. Gus Dur katakan di Indonesia hanya ada satu bendera. Merah Puth. Bendera yang lain itu Umbul Umbul.
Kata Gus Dur, Bendera Aborgin Australia yang berkibar disamping Bendera Federal, toh tidak serta merta orang Aborigin Merdeka.
Gus Duir telah meninggalkan legacy dengan mengembalikan nama Papua, ganti nama Irian..
2. Jakarta hendaknya merobah pndekatan Militer terhadap Papua. Pendekatan Milter itulah yang melahirkan pelanggaran HAM yang meluas, sistematif dan struktural di Papua.
3. Pemerintah supaya mempersiapkan terlaksananya Dialog all Inclusive yang Adil, Komprehensif dan bertabat orang Papua..
Dialog dimaksud supaya melibatkan semua stakeholders Papua, yang ada di Papua, maupun diluar Papua dan Indonesia.
Marsekal Fredy Numberi. mantan Gubernur Papua, Menteri PAN, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Kelautan, dan Duta besar RI di Italia dalam bukunya Quo Vadis Papua,
menyebut Gugatan. , bahwa Jakarta tidak berhasil memenangkan Hati dan Pikiran orang Papua, Jakarta juga Gagal mengIndonesiakan orang Papua. Karena itu, Freddy katakan telah terjadi DISTRUST dari orang Papua terhadap Jakarta..
Saya mengamati bahwa kasus Nduga telah diexploitir untuk menyudutkan orang Papua, yang sadis dan tidak berterima kasih.
Kita semua menolak pembunuhan terhadap siapapun, baik dia sipil, aparat dan setersunya. Kelompok yang terlibat pembuhuhan atas warga Sipil di Nduga patut didekati secara Kultural. Kelompok yang diberi stigma dan label Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata, adalah orang Papua yang sama dengan siapapun yang ada di Papua. Mereka mendapat senjata a.l dengan membelinya dari aparat.
Mantan Pangdam Christian Zebua, pernah memotong mata rantai Bisnia Militer di Papua, yang akibatnya harus ditarik oleh Pangab..
Kepada Jokowi, saya mendorong untuk berani memberhentikan siapa saja yang terlibat dan merekayasa Peristiwa Nduga. Jokowi kini akan dianggap sebagai Presiden pelanggar HAM, jika membiarkan operasi Militer berlangsung, dan mengakibatkan korban baru di pihak Sipil.
Konon diberitakan bahwa akibat operasi milter yang diperintahkan JKT maka 4 warga sipil, termasuk seorang Penatua Gereja, ditembak oleh Aparat. hanya karena miskomunikasi ......???
Kapan mata rantai Kekerasan bersenjata di Papua akan diakhiri?
Sumber: https://www.facebook.com/phil.erari/posts/10218887041793991
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2018/12/solusi-untuk-papua-pasca-nduga.html