Sekadar Perkongsian 9365
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَMilenial Berbakat Mujtahidah
Upaya yang bersungguh-sungguh dengan sekuat tenaga atas segala kemampuan dlam memahami dalil-dalil Al Qur'an dan Sunnah untuk menemukan hukum syar'i disebut dengan istilah ijtihad. Dan orang-orang yang melakukannya disebut Mujtahid untuk kaum laki-laki dan Mujtahidah untuk kaum perempuan.
Di zaman ini kita sudah menikmati luasnya persebaran sarana informasi sehingga untuk mendapatkan tsaqafah keislaman atau wawasan seputar Islam sangat mudah sekali. Tiak heran pemuda-pemuda milenial di zaman ini sangat mudah memperoleh tuntunan kajian keislaman dan mengamalkannya. Termasuk juga menyebarluaskannya. Sehingga semua orang boleh mengeluarkan pendapat yang dianggapnya paling benar berdasarkan dalil2 yang diperoleh tersebut.
Namun, ilmu yang merupakan hasil perolehan dari media tentunya tidaklah sama dengan keilmuwan yang diperoleh di jenjang pendidikan. Bahkan jika ia rutin menghadiri kajian seorang ustadz sekalipun. Sebab tidak adanya bimbingan guru yang mempersiapkan disiplin2 ilmu sebagai perbekalan melakukan ijtihad. Adapun orang yang mencari hukum syar'i pada perbuatan2 yang belum ada hukumnya, harus memenuhi syarat2 tertentu. Diantaranya Ia harus:
hafal alqur'an
hafal hadits nabawiy
mengerti ulumul qur'an
ulumul hadits
hafal al qur'an
menguasai bahasa arab beserta kaidah bahasa arab
mengetahui ushul fiqih
paham ilmu fiqih
keilmuwannya bersanad atau dibawah bimbingan guru yang sanadnya bersambung kepada rasulullah
Maka keilmuwan yang diperoleh dari tempat kajian pada satu ustadz atau hanya ikutan instagram, grup wa atau fanpage facebook, tidak cukup menjadikan kita orang yang berhak menetapkan hukum kecuali untuk diri sendiri berdasarkan keyakinan yang terkuat. Kategori ini masuk pada taklid. Yaitu orang yang mengikuti pemahaman tersebut.
Sekalipun kita memiliki dasar keyakinan tersendiri, jangan lupa mempelajari disiplin hukum syar'i yang lain. Seperti fiqih empat mazhab, tarjih muhammadiyah atau metode takhrijul ahkam lainnya.
Supaya kita mengetahui secara luas bagaimana metode penetapan hukum syar'i yang dilakukan oleh mazhab imam syafii, hanbali, ahmad, maliki atau muhammadiyah. Karna di dunia ini tidak hanya ada satu mazhab. Sebab persebaran ilmu dari zaman rasulullah hingga sampainy kepada ulama2 generasi awal berbeda2. Ditambah lagi kondisi perang pada masa itu mau tidak mau umat muslim juga kehilangan para penghafal terhebatnya. Belum lagi peristiwa penjajahan Andalusia. Seluruh pustaka2 milik umat muslim habis terbakar. Sungguh sangat banyak faktor perbedaan tersampaikannya ilmu hingga hari ini.
Selain dari pada itu, masalah2 yang ada pada saat ini berbeda dengan yang terjadi pada masa rasulullah, seperti teknologi bayi tabung, cangkok organ tubuh, pasang ring jantung, selfie, sistem pesan makanan online go food, demokrasi, perkembangan paham liberalisme, sekularisme dan komunisme, serta yang lainnya. Yang kesemuanya ini tidak mungkin bisa dikuasai oleh satu ustadz atau sarjana muslim. Semuanya berkonsentrasi pada bidang2nya masing2. Maka diperlukan ulama2 kontemporer yang kapabel untuk memutuskan masalah2 ini yang memenuhi syarat2 di atas.
Pertanyaannya adalah, apakah kita termasuk? Kan tidak. Maka kita tidak berhak menetapkan hukum yangbkita yakini kepadaoranglain. Di sinilah kita mendapatkan kelapangan hati untuk bertoleransi dan saling menghargai. Siapa tau kita memakai paham yg ini, sedangkan yang lain berbeda, ternyata dia pakai pemahaman mazhab yg itu.
Tidak ada yang paling benar antara oranglain dan kita. Jika itu bernilai ibadah sama2 akan mendapatkan pahala. Maka pupuklah persatuan dengan saling menghargai. [ ]
Dari fb
PENUNGGANG AGAMA?
Imam terawih al-Hafiz sebulan RM 3,000.00- Haram
Pakar muamalat Islam RM 2,000.00- Haram
Penceramah dari Utara ke Selatan RM 2,000.00- Haram
Artis 3 lagu RM 10,000.00- Halal
Pakar motivasi satu jam RM 10,000.00- Halal
Pelawak RM 5,000.00- Halal
Pondan tarian lucah RM 5,000.00- Halal
Bab merosak umat, semua halal, atas nama seni la, pengorbanan la, artis lama la.
Bab nak mendidik agama, semua kena ikhlas, tak boleh ambil bayaran, ilmu milik Allah, nabi tak ambil upah pun, imam mujtahid semua hidup susah, USTAZ AKHIR ZAMAN PENUNGGANG AGAMA... itu kata-kata mereka yang mengambil kesempatan dan alasan ke atas para ustaz yang bersusah payah dalam menyampaikan ilmu dan mendidik manusia mengenal Tuhan.
Sambil menaip, sambil rujuk kitab, dia tak tahu betapa perit jerih para ustaz belajar, tuntut ilmu, tambah-tambah para HUFFAZ yg bertungkus lumus hafal Al Quran, menyambung mata rantai ILMU TERTINGGI di alam semesta yakni Kalamullah.
Mohon doa para Ustaz masih istiqamah mengajar dan belajar, kelak akhir zaman, tiada lagi yg menyebut kalimah لا إله إلا الله, waktu tu baru kita tahu, QIAMAT sudah di hujung halqum.
Tapi kerana Allah kami para ustaz telan semua kata nista, herdikan. Kerja dakwah tetap diteruskan kerana kerisauan melihat ramai manusia yang kembali ke zaman jahiliyyah.
Kredit; Ustaz Syed Al Murshi
Assalamualaikum buat semua
REALITI DI ZAMAN KITA SEKARANG INI MOGA KITA SEMUA BEROLEH KEJAYAAN DUNIA DAN AKHIRAT
Banyak rumah besar --- keluarganya makin kecil
Tingkat pendidikan makin tinggi --- akal sehat makin rendah
Sistem perubatan makin canggih --- kesihatan makin buruk
Travelling keliling dunia --- tak kenal dengan jiran tetangga
Pendapatan bertambah --- tak ada ketenteraman jiwa
Kualiti ilmu tinggi --- kualiti emosi rendah
Manusia makin banyak --- rasa kemanusiaan makin menipis
Pengetahuan makin bagus --- kearifan makin berkurang
Perkahwinan makin meriah --- kesetiaan hampir punah
Banyak teman di dunia maya --- tak punya sahabat sejati
Pakai jam tangan mahal --- selalu kekurangan waktu
Ilmu semakin tersebar --- adab dan akhlak makin lenyap
Al Qur’an banyak dihafal --- sedikit sekali yang mengamal
Belajar semakin mudah --- guru makin tak berharga
Teknologi informasi kian canggih --- fitnah dan aib makin banyak tersebar
Orang yang sedikit ilmu banyak bicara --- orang yang banyak ilmu berdiam saja
Akhir zaman… tampak jelas dihadapan kita ya ikhwah!
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ . .
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari keburukan fitnah Al Masih Ad Dajjal” (HR. Muslim no. 588)
Wallahu A'lam..
renung2kan lah..
�Sekadar perkongsian..
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2019/05/sekadar-perkongsian-9365.html