Politik Abu Talib Di M Sia Masakini Siapa Ibnu Hasyim
TERIMA Kasih Dr Halimah Ali, Pengerusi Lajnah Perpaduan Nasional PAS Pusat seperti yang teratat dalam Harakah 24 Ogos 2019, semalam.
Di bawah tajuk 'Ahli PAS dan DHPP: Jangan terjerat oleh isu kaum', kenyataannya berbunyi..
"Lindungi Abu Talib PAS. Fahami dan hormatilah Abu Talib kita. Sayangi mereka. Jangan jadi lidah musuh menyakiti mereka."
Lihat juga, http://www.ibnuhasyim.com/2019/08/ph-ramai-agen-terlatih-fahami-abu-talib.html
Siapa 'Abu Talib kita'? Bagaimana politiknya..
Mari kita lihat dalam sejarah Islam, kisah wafatnya Abu Talib, bapa saudara Nabi Muhammad SAW. Peristiwa yang membuat Rasulullah SAW sangat sedih. Abu Talib wafat dalam keadaan masih memegang agama jahiliyah. Abu Talib adalah kerabat dan orang terdekatnya. Abu Taliblah yang mengasuh Nabi sejak berusia 8 tahun. .Sejak datuknya meninggal hingga Nabi berusia 40-an tahun.
Kedekatan yang luar biasa dengan bapa saudaranya terjalin sedari kanak-kanak hingga masa kenabian.
Saat Nabi Muhammad menerima wahyu dan mendakwahkannya. Cinta Abu Talib kepada anak saudaranya itu tak berubah. Walaupun ajaran yang dibawa keponakannya bertentangan dengan keyakinannya. “Langkahi dulu mayatku, kalau berani mengganggu keponakanku”, kira-kira seperti itulah bentuk perlindungannya. Ia bagaikan sosok seorang ayah yang melindungi. Tidak hairan, bila Nabi Muhammad sangat menginginkan hidayah untuknya. Semasa Abu Talib menderita sakit yang mebawa kematian, Rasulullah SAW terus berjuang agar bapa saudaranya itu dapat kebahagiaan setelah kematian. Dengan cara menawarkannya Islam. Namun, sampai akhir hayat, Abu Talib tak juga mahu bersyahadat. Ia wafat memegang ajaran nenek moyang. Kehilangan sosok paman seperti Abu Thalib adalah duka dan kesedihan. Tapi, lebih sedih lagi, dia yang sentiasa melindungi, wafat dalam kekufuran.Kasih Sayang, Ini Juga Politik NabiTerhadap orang-orang Quraisy yang tidak memiliki kekerabatan saja, Nabi memiliki rasa kasih dan belas kasihan. Padahal mereka menolak dakwah Islam. Mereka senantiasa merenyakiti Nabi secara fizik dan psikologi. Seorang saja yang menerima dakwahnya, bagi beliau lebih berharga dari dunia dan seisinya.عن أبي موسى، عن النبيِّ صلى الله عليه وسلم، قال: «إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ، كَمَثَلِ رَجُلٍ أَتَى قَوْمًا فَقَالَ: يَا قَوْمِ، إِنِّي رَأَيْتُ الجَيْشَ بِعَيْنَيَّ، وَإِنِّي أَنَا النَّذِيرُ العُرْيَانُ[2]، فَالنَّجَاءَ، فَأَطَاعَهُ طَائِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ، فَأَدْلَجُوا، فَانْطَلَقُوا عَلَى مَهَلِهِمْ فَنَجَوْا، وَكَذَّبَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ، فَأَصْبَحُوا مَكَانَهُمْ، فَصَبَّحَهُمُ الجَيْشُ فَأَهْلَكَهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ أَطَاعَنِي فَاتَّبَعَ مَا جِئْتُ بِهِ، وَمَثَلُ مَنْ عَصَانِي وَكَذَّبَ بِمَا جِئْتُ بِهِ مِنَ الحَقِّ»Dari Abu musa, Nabi SAW bersabda, “Perumpamaanku dan perumpamaan apa-apa yang Allah utus aku dengannya seperti seorang yang mendatangi suatu kaum, lalu ia berkata, ‘Wahai kaumku, sesungguhnya aku melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku dan sesungguhnya aku pengancam yang nyata, maka marilah menuju kepada keselamatan.
Sebagian dari kaum itu mentaatinya, lalu mereka masuk pergi bersamanya, maka selamatlah mereka. Sebagian dari mereka mendustakan. Pagi-pagi mereka diserang oleh pasukan musuh lalu mereka dihancurkan dan diluluhlantakan. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang taat kepadaku dan mengikuti apa yang aku bawa dan perumpamaan orang-orang yang derhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa.” (HR. Muslim, Kitab al-Fadhail, 2283).Demikian perhatian beliau kepada orang-orang yang mendustakan dan menentangnya. Tentu dengan orang yang sangat dekat, lebih-lebih sayang dan perhatian lagi. Apalagi orang terdekat itu begitu berjasa dalam hidupnya. Orang dekat itu memiliki hubungan darah.
Bukan lagi seperti seorang keponakan dengan paman. Tapi, lebih mirip antara seorang anak dengan ayah. Abu Thalib-lah yang menanggung hidup Nabi setelah datuknya, Abdul Muthalib, wafat. Mulai dari usia 8 tahun hingga lebih dari 40 tahun.
Abu Talib WafatSayangnya, dengan kedekatan yang sekian lama terbangun, kalimat-kalimat tulus Rasulullah tidak mampu menjangkau dalamnya lubuk hati Abu Talib. Ia tetap ragu dan menolak. Demikianlah hidayah. Walaupun seseorang akrab dengan seruan penuh hikmah. Bahkan seruan itu disampaikan berulang-ulang. Dan datang dari lisan yang tak pernah berdusta. Jika Allah Ta’ala tak berkehendak, tak ada seorang pun yang mampu memberi petunjuk.
Abu Talib lebih memilih ajakan taklid yang diserukan syaitan. Sehingga menyumbat pandangannya dari kebenaran hakiki. Kemudian maut pun datang. Rasulullah bersegera menuju rumah paman tercinta. Ia bawa serta semua harapan. Agar paman menerima dakwahnya di akhir usianya. Sehingga ia pun selamat dari neraka.
Namun, Rasulullah bukanlah satu-satunya orang yang hadir. Syaitan Mekah, Abu Jahal pun turut mendengar berita sekaratnya Abu Thalib. Bertemulah tokoh kebenaran dengan gembong kesesatan dalam satu pertemuan.Dari Said bin al-Musayyib dari ayahnya, ia berkata, “Menjelang wafatnya Abu Talib, Rasulullah SAW datang menemuinya. Saat itu beliau melihat telah hadir Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah. Beliau bersabda,أَيْ عَمِّ، قُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللهِ‘Wahai paman, ucaplah, Laa ilaaha illallaah. Dengan kalimat ini, akan aku bela engkau nanti di sisi Allah.’Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah menanggapi,أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ؟‘Apakah engkau membenci agamanya Abdul Muthalib?’Rasulullah SAW terus menawarkan kepada pamannya. Namun kedua orang itu juga terus menimpalinya. Akhirnya Abu Thalib mengatakan kepada mereka, ‘Di atas agamanya Abdul Muthalib’. Ia enggan mengucapkan Laa ilaha illallaah.Rasulullah SAW mengatakan,وَاللَّهِ لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ‘Demi Allah, akan kumohonkan ampun untukmu selama aku tidak dilarang.’
Kemudian Allah menurunkan firman-Nya,مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ‘Tidak patut bagi seorang nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan kepada orang-orang musyrik.’ (QS. At-Taubah: 113).Allah mengisahkan ayat ini tentang Abu Talib. Dan untuk Rasulullah SAW, Allah Ta’ala berfirman,إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ‘Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak mampu menunjuki orang yang engkau cintai, akan tetapi Allahlah yang menunjuki siapa yang Dia kehendaki.’ (QS. Al-Qashash: 56). (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab Tafsir al-Quran, Suratu al-Qashash, 4494 dalam Fath al-Bari).Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SWT berkata pada pamannya:قُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَشْهَدُ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ“Ucapkanlah Laa ilaaha illallaah, nanti akan kupersaksikan untukmu di hari kiamat.”Abu Talib menjawab,لَوْلَا أَنْ تُعَيِّرَنِي قُرَيْشٌ. يَقُولُونَ: إِنَّمَا حَمَلَهُ عَلَى ذَلِكَ الْجَزَعُ. لأَقْرَرْتُ بِهَا عَيْنَكَ“Kalau tidak khawatir dicela oleh orang-orang Quraisy. Mereka akan berkata, ‘Abu Thalib mengucapkan itu kerana ia panik (menjelang wafat)’. Akan kuucapkan kalimat itu sehingga membuatmu senang.”Kemudian Allah menurunkan firman-Nya,إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ‘Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak mampu menunjuki orang yang engkau cintai, tetapi Allahlah yang menunjuki siapa yang Dia kehendaki.’ (QS. Al-Qashash: 56). (Riwayat Muslim dalam Kitab al-Iman, Bab Awwalul Iman Qawlu: Laa ilaaha illalllaah, 25).
Penutup: Itulah Politik Abu Talib.
Seperti juga manusia, ada dua jenis, orang beriman dan tidak beriman, orang Islam atau bukan Islam. Dalam parti pun begitu, Parti Islam dan parti bukan Islam atau parti rojak. Hizbullah atau hizbus syaitan.
Dalam pertentangan pemikiran ini, pun cuma ada dua. Terang atau gelap. Baik atau jahat. Syurga atau neraka. Kalau samar-samar, ia termasuk gelap atau campuran rojak. Tidak ada di tengah-tengah atas pagar. Itulah politik Abu Talib, dalam kontek Malaysia masa kini, anda boleh lihat sendiri, siapa, individu atau kumpulan mana?
Saya setuju pandangan Dr Halimah Ali "Lindungi Abu Talib PAS. Fahami dan hormatilah Abu Talib kita. Sayangi mereka. Jangan jadi lidah musuh menyakiti mereka."
Itu juga politik!
(Ibnu Hasyim 25/8/2019)
Lihat lagi..Ini Peluang Kerja Dan Jadi Usahawan. (1)Hanya 30 Hari, Dapat Kerja Dan Boleh Jadi Usahawan...(2)Pembelanjaran Gunting Rambut Secara Ringkas..(3)Dari Ambil Alih Kedai Gunting Bapa, Kini Jadi Juta...(4)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.ibnuhasyim.com/2019/08/politik-abu-talib-di-msia-masakini.html