Pidato Singkat Veronica Koman Ketika Terima Penghargaan Sir Ronald Wilson Human Rights Award Dari Acfid
Pidato singkat saya ketika menerima Sir Ronald Wilson Human Rights Award dari ACFID (Australian Council for International Development) tadi:
"Terima kasih banyak atas penghargaan ini.
Pertama-tama saya ingin mengakui orang Gadigal dari Bangsa Eora sebagai penjaga tradisional dari tanah ini. Saya memberikan penghormatan kepada para Tetua masa lalu, sekarang, dan yang baru muncul. Saya hendak menggunakan kesempatan pada malam ini untuk secara formal meminta izin kepada pemilik dan penjaga tanah tradisional di seluruh Australia, untuk diperbolehkan mencari perlindungan di sini. Saya mengakui penderitaan dan perjuangan orang Aborigin yang masih berlangsung hingga saat ini di tanah mereka sendiri, mirip seperti orang West Papua yang juga menderita di tanah mereka sendiri.
Sebagian besar akibat dari operasi gabungan aparat keamanan, terdapat setidaknya 60.000 sipil yang sedang terpaksa mengungsi di West Papua saat ini. Dari para pengungsi asal Nduga sejak Desember tahun lalu, 189 di antaranya, termasuk anak-anak, telah meninggal dunia akibat kelaparan dan penyakit.
Pemerintah Indonesia tidak senang ketika saya membagikan video-video yang menunjukkan lebih dari seratus ribu orang West Papua turun ke jalan di seluruh West Papua dan Indonesia pada Agustus dan September ini, meminta referendum penentuan nasib sendiri.
Pikiran saya ada pada lebih dari seratus orang West Papua yang sedang ditahan dan seratus lebih lainnya yang luka-luka akibat tindakan keras dalam merespon aksi-aksi tersebut. Saya mempersembahkan penghargaan ini bagi semua korban dari tindakan balasan tersebut, terutama yang tewas di tangan aparat keamanan, dan 22 tahanan politik yang dikenakan pasal makar dua bulan belakangan ini.
Saya berterima kasih kepada orang West Papua yang telah mengubah hidup saya. Mereka mengajarkan saya bagaimana untuk menjadi tangguh, bagaimana untuk tetap berjuang, dan bagaimana untuk tetap lanjut meski berada pada keadaan yang mungkin orang lain merasa sudah saatnya untuk berhenti.
Saya berterima kasih kepada keluarga saya atas kesabarannya yang luar biasa. Seakan-akan masa remaja saya belum cukup menimbulkan masalah bagi mereka, kini mereka harus menghadapi bahwa saya kini digambarkan di publik bak musuh negara nomor satu. Saya juga berterima kasih kepada tim-tim yang mendukung saya di Indonesia dan wilayah lainnya.
Akhir kata, saya berharap supaya penghargaan tahun ini bisa meningkatkan kesadaran di Australia tentang pelanggaran HAM yang dialami orang West Papua dan penyangkalan terhadap hak fundamental atas penentuan nasib sendiri mereka yang telah berlangsung selama puluhan tahun."
The short speech I gave when receiving the ACFID Sir Ronald Wilson Human Rights Award earlier this evening"
"Thank you so much for the honour of this award.
I would like to firstly acknowledge the Gadigal people of the Eora Nation, the traditional custodians of this land. I pay my respects to the Elders past, present and emerging. I would like to use today’s opportunity to formally request permission from the traditional owners and custodians of country throughout Australia, to seek protection and shelter here. I acknowledge Aboriginal people’s sufferings and ongoing struggle in their own lands, similar to West Papuans who also suffer in their own lands.
Mostly as a result of security forces operations, at least 60,000 civilians are displaced in West Papua right now. Of those displaced from Nduga since December last year, 189 people, including children, have died due to hunger and disease.
The Indonesian government wasn’t happy when I shared videos of more than a hundred thousand West Papuans taking to the streets across West Papua and Indonesia this August and September, demanding a self-determination referendum.
My thoughts are with more than a hundred West Papuans who were detained and more than a hundred injured in the crackdown in response to those protests. And I dedicate this award to all the victims of that crackdown, especially the dozens who have died at the hands of security forces, and the 22 political prisoners charged with treason over the past couple of months.
I have the West Papuan people to thank for changing my life. They have taught me how to be resilient, how to keep fighting, how to keep going in circumstances where many outsiders may feel they have to stop.
I would also like to thank my family for being so patient. As if my teenage years were not trouble enough, now they have to endure my public portrayal as state enemy number one. I also thank my supporting teams in Indonesia and elsewhere.
Finally, I hope this year's award will raise awareness in Australia about human rights abuses suffered by West Papuans and the decades-long denial of their fundamental right to self-determination."
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2019/10/pidato-singkat-veronica-koman-ketika.html