Pesantren Takeran Di Magetan Saksi Bisu Pembantaian Massal Oleh Pki Madiun 1948



Tak terlalu jauh dari lapangan terbang TNI AU, Iswahyudi, Madiun. Tepatnya di samping pabrik gula Rejosari, Kecamatan Kawedanan, Magetan. Terlihat diseberang jalan sebuah tugu monumen yang diujungnya terpasang patung burung garuda terbang, sebuah tugu monumen tersebut sengaja dibangun untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Persis dibawah tugu monumen tersebut, ratusan orang dijagal dan dimasukkan ke dalam sumur tua yang ada di tengah perkebunan tebu sewaktu pemberontakan PKI Madiun pada September 1948.
Disitulah dulu lubang pembantaian PKI 1948. Setelah jenazahnya diambil, sumur pun ditimbun kembali. Beberapa tahun setelah tragedi tersebut kemudian dibangunlah monumen.
Banyak keluarga korban pembantaian yang datang untuk berdoa dan tabur bunga, meskipun dihari biasa. Mereka datang dari jauh, dari luar Magetan. Kadang ada juga yang menyelenggarakan tahlilan di tugu monumen tersebut.
Menurut warga desa Rejosari, mereka yang dibantai dalam lubang sumur tersebut bukanlah penduduk asli, melainkan orang jauh, ada bupati, wedana, jaksa, kiai, haji, pegawai dan lainnya.
Untuk lebih jelasnya kita bisa melihat pada tembok monumen siapa saja nama-nama yang dibantai dalam lubang sumur tersebut. Terdapat 26 nama terpampang ditembok monumen.
Mereka di antaranya bupati Magetan, para anggota kepolisian, patih Magetan, wedana, kepala pengadilan Magetan, kepala penerangan Magetan, lima orang kiai, dan para warga biasa lainnya.
Selain itu masih ada lima sumur lainnya yang juga dipakai sebagai ajang pembantaian. Bila dijumlahkan, seluruh korban pembantaian tercatat ada 114 orang. Mereka diantar ke lokasi eksekusi dengan cara diangkut dengan gerbong lori milik untuk mengangkut tebu.
Beberapa nama ulama yang ada di monumen itu di antaranya tertulis KH Imam Shofwan. Dia pengasuh Pesantren Thoriqussu’ada Rejosari, Madiun. KH Shofwan yang dikubur hidup-hidup di dalam sumur setelah disiksa berkali-kali. Bahkan, ketika dimasukkan ke dalam sumur, KH Imam Shofwan sempat mengumandangkan azan. Dua putra KH Imam Shofwan, yakni Kiai Zubeir dan Kiai Bawani, juga menjadi korban dan dikubur hidup-hidup secara bersama-sama.
Selain itu, beberapa nama yang menjadi korban adalah keluarga Pesantren Sabilil Mutaqin (PSM) Takeran. Mereka adalah guru Hadi Addaba’ dan Imam Faham dari Pesantren Sabilil Muttaqin, Takeran. Imam Faham adalah adik dari Muhammad Suhud, paman dari mantan mendiang ketua DPR M Kharis Suhud. Selain perwira militer, pejabat daerah, wartawan, politisi pun ikut menjadi korbannya.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilil Mutaqin (PSM) KH Zakaria (83 tahun) mengatakan, seusai shalat Jumat pada 17 September 1948 pesantrennya didatangi beberapa orang tokoh PKI. Kepala rombongan dipimpin aktivis PKI Suhud. Mereka datang didampingi para pengawal bersenjata yang dikenali sebagai kepala keamanan di Takeran.
KH Zakaria, Pengasuh pondok pesantren Sabili Mutaqqin (PSM) Takeran menceritakan, tak cukup menyerbu pesantren PSM Takeran, pada saat itu banyak pesantren lain yang ada di sekitar Madiun dan Magetan yang juga didatangi gerombolan masa PKI pimpinan Muso itu. Salah satu di antara yang diserbu itu adalah Pesantren Tegalrejo, sebuah pesantren tua yang ada tak jauh dari wilayah Takeran.
”Ketika massa PKI sampai di pesantren Tegalrejo itu, pengasuh pondok, KH Imam Mulyo ditangkap dan dilempari beberapa granat sembari diancam agar mau tunduk kepada ideologi dan partai mereka. Syukurnya granat itu tak meledak,” ujar KH Zakaria.
Melihat proses penculikan, KH Zakaria menyimpulkan bahwa aksi kejam berupa penculikan dan pembunuhan yang dilakukan oleh PKI pada bulan September tahun 1948 itu bukanlah aksi biasa yang tanpa tujuan. Setidaknya, mereka benar-benar sudah mempersiapkannya dengan matang.
Hal tersebut terbukti hanya dalam waktu singkat para pemberontakan tersebut mampu menguasai wilayah yang cukup luas, yakni meliputi Madiun, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwantoro, Blora, Pati, Cepu, dan Kudus.
Bahkan pada saat itu, di sekitar Takeran bertebaran juga pamflet tentang Muso yang baru pulang dari Moskow. Pesantren Takeran dipilih untuk diserbu karena saat itu menjadi tempat atau basis pergerakan Islam.
Kiai Mursyid sempat diajak berunding karena sudah tahu pesantrennya terancam akan dibakar,” tegas KH Zakaria.Tak hanya menyapu daerah di timur Gunung Lawu, aksi PKI di tahun 1948 juga memakan “wilayah barat”, seperti Klaten dan Solo.
Tanpa diketahui dalam sebuah perbincangan ringan di pinggir Kali Code, Yogyakarta, pada 1 Oktober lalu, seorang cucu Lurah sebuah desa di Klaten, Jawa Tengah, Arfan Suasdiantoro menceritakan nasib keluarganya yang pada tahun 1948 dibantai PKI. ”Eyang saya yang bernama Pudjo Sukarto adalah seorang kepala desa. Beliau dibunuh PKI hanya karena mendirikan mushala. Tiba-tiba saja segerombolan orang datang menyerbu rumah. Mereka merebut pistol eyang saya dan menembaknya di bagian leher tembus hingga bagian kepala. Ibu saya yang saat itu masih berusia sekitar enam tahun menyaksikan langsung peristiwa itu,” kata Arfan.
Arfan mengatakan, kisah pembunuhan sang kakek memang telah diceritakan kepada semua saudaranya. Dan ibunya pun berpesan agar peristiwa itu dijadikan pelajaran bahwa pada saat itu memang telah ada ideologi yang tidak menghargai kepercayaan orang beragama.Terkait peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, peminat sejarah Batara Hutagalung mengatakan, tampak ada kaitan antara peristiwa pemberontakan itu dengan aksi penyerangan Belanda ke Yogyakarta pada Desember 1948. Hal ini masuk akal karena salah satu pemimpin pemberontakan, Amir Syarifudin, pada zaman Jepang sempat menjalin kerja sama untuk gerakan perlawanan bawah tanah semasa penjahan Jepang.
”Bila melihat fakta lain, saya pun melihat pemberontakan PKI Madiun merupakan sebuah bagian dari persiapan Belanda ketika hendak melakukan serangan militer besar-besaran ke Indonesia pada Desember 1948. TB Simatupang menyebut indikasi ini setelah melihat kepulangan Muso ke Indonesia dari Moskow yang melalui Belanda pada Agustus 1948. Jadi, di situlah kemungkinan Muso ditunggangi kepentingan Belanda,” kata Batara.
Kemudian apakah masih banyak yang pihak sudi mendengarkan kisah pembantaian PKI Madiun di tahun 1948 itu? Atau jangan-jangan malah dianggap sebagai dongeng yang senyap karena sudah dianggap dongeng oleh mereka yang kerap mengklaim diri sebagai pejuang HAM.
KH Zakaria lebih lanjut mengatakan, sejarah telah mencatat perilaku masa PKI yang menculik satu demi sartu pimpinan pesantren yang dianggap musuh. Yel-yel PKI adalah “Pondok bobrok, langgar bubar, santri mati”.
Menurutnya, aksi gayang PKI seperti itu memang berhasil melumpuhkan sejumlah pesantren di Magetan. Salah satu pesantren incaran PKI adalah Takeran. Pesantren ini secara geografis sangat dekat dengan Gorang Gareng sehingga dapat dikatakan bahwa pesantren Takeran adalah rangkaian pembantaian PKI yang terjadi di Gorang Gareng.
Pesantren Takeran atau dikenal dengan Pesantren Sabilil Muttaqien dipimpin oleh Kiai Imam Mursjid Muttaqien yang masih berumur 28 tahun. Pesantren Takeran merupakan salah satu pesantren yang paling berwibawa di Magetan kerena pemimpinnya mempunyai pengaruh yang sangat besar—Kiai Imam Mursjid juga bertindak sebagai imam tarekat Syatariyah.
Pesantren ini didirikan oleh seorang panglima perang dan tokoh ulama dari Kesultanan Yogyakarta. Dia menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Keluarga tokoh dan koglomerat media Dahlan Iskan adalah pengasuhnya. (Lihat tayangan film ‘Kisah Sepatu Dahlan’)
Pesantren menjadi musuh utama PKI karena dalam pesantren itu terdapat kekuatan yang sangat diperhitungkan, yaitu di dalam pesantren Takeran mamang aktif melakukan penggemblengan fisik dan spiritual terhadap para santri.
Pada tanggal 17 September 1948, tepatnya hari Jumat Kiai Hamzah dan Kiai Nurun yang berasal dari Tulungagung dan Tegalrejo pergi ke Burikan. Setelah kepergian mereka seusai shalat Jumat, Kiai Imam Mursjid didatangi oleh tokoh-tokoh PKI. Saat itu Kiai Imam Mursjid diajak bermusyawarah mengenai Republik Soviet Indonesia.
Kepergian pemimpin pesantren mereka menimbulkan tanda tanya besar. Dua hari kemudian keberadaan kiai Imam Mursjid belum diketahui secara pasti. PKI terus melakukan penangkapan dan penculikan kepada ustadz-ustadz yang lain, seperti Ahmad Baidway, Husein, Hartono, dan Hadi Addaba.
Mereka tidak pernah kembali, bahkan sebagian besar ditemukan sudah menjadi mayat di lubang-lubang pembantaian yang tersebar di berbagai tempat di Magetan. Yang menimbulkan keheranan adalah, sampai sekarang tempat pembantaian Kiai Mursjid belum diketahui karena mayatnya belum ditemukan. Bahkan, dari daftar korban yang dibuat PKI sendiri tidak tercantum nama Kiai Mursjid.***
Disclaimer: Artikel ini hanya sekedar informasi bagi pembaca. Kami tidak bertanggung jawab atas copyrights sumber berita. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya.
Artikel asli : pikiran-rakyat.com
The post Pesantren Takeran di Magetan, Saksi Bisu Pembantaian Massal oleh PKI Madiun 1948 appeared first on Ayo Baca.


Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

https://congkop.xyz/2020/10/01/pesantren-takeran-di-magetan-saksi-bisu-pembantaian-massal-oleh-pki-madiun-1948/

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Kisah Polisi Yang Jadi Saksi Kebiadaban Pki Mayat Jenderal Dibuang Ke Lubang Buaya Lalu Ditutup Pohon Pisang

Kisah Polisi Yang Jadi Saksi Kebiadaban Pki Mayat Jenderal Dibuang Ke Lubang Buaya Lalu Ditutup Pohon Pisang

papar berkaitan - pada 22/9/2020 - jumlah : 541 hits
Dia adalah Sukitman Polisi yang ikut diculik pada peristiwa G30S PKI Berbeda dengan para jenderal militer Sukitman tidak dieksekusi Ia justru melihat para korban dibuang sumur yang kini dikenal dengan sebutan Lubang Buaya Setelah dibuang di...
Sukmawati Pki Itu Ideologinya Pancasila Kenapa Jadi Masalah

Sukmawati Pki Itu Ideologinya Pancasila Kenapa Jadi Masalah

papar berkaitan - pada 5/10/2020 - jumlah : 264 hits
Putri Presiden pertama Indonesia Sukmawati Soekarnoputri mengatakan bahwa Partai Komunis Indonesia tak menolak ideologi Pancasila Ia mengutarakan itu dalam acara Indonesia Lawyers Club bertajuk Ideologi PKI Masih Hidup Selasa Sukmawati bahk...
Anak Dn Aidit Pki Sudah Mati Kalaupun Ada Sudah Pasti Dikepruk

Anak Dn Aidit Pki Sudah Mati Kalaupun Ada Sudah Pasti Dikepruk

papar berkaitan - pada 3/10/2020 - jumlah : 617 hits
Peristiwa kelam G30S PKI pada tahun 1965 silam memang menorehkan guratan petaka di dalam sejarah bangsa Indonesia Pelaku utama dalam pemberontakan ini ialah Partai Komunis Indonesia yang melaksanakan Gerakan 30 September 1965 untuk menculik...
Pa 212 Negara Ini Sudah Cukup Dibuat Gaduh Oleh Ahok

Pa 212 Negara Ini Sudah Cukup Dibuat Gaduh Oleh Ahok

papar berkaitan - pada 17/9/2020 - jumlah : 213 hits
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai telah melontarkan ucapan rasis saat dirinya membongkar borok perusahaan plat merah di akun YouTube POIN Ucapan yang dimaksud berbunyi persoalannya kalau saya jadi dirut rib...
Apakah Yang Dikemukakan Oleh Rizab Persekutuan Dalam Mesyuarat Semalam 16 September 2020

Apakah Yang Dikemukakan Oleh Rizab Persekutuan Dalam Mesyuarat Semalam 16 September 2020

papar berkaitan - pada 17/9/2020 - jumlah : 260 hits
Rizab Persekutuan komited untuk menggunakan pelbagai instrumen untuk memberi bantuan kepada ekonomi Amerika Syarikat dalam tempoh sukar ini yang mana secara langsung akan menyumbang kepada matlamat negara untuk pekerjaan maksimum dan kestab...
Tunjangan Menarik Yang Diberikan Oleh 5 Perusahaan Besar Dunia Pasti Bikin Kamu Ngiler

Tunjangan Menarik Yang Diberikan Oleh 5 Perusahaan Besar Dunia Pasti Bikin Kamu Ngiler

papar berkaitan - pada 18/9/2020 - jumlah : 264 hits
Dari cuti dikasih duit beasiswa kuliah sampai dana pensiun beragam dan menggiurkan banget
Ahli Sejarah Pki Sebut Guru Ngaji Para Kyai Dan Haji Sebagai Tiga Setan

Ahli Sejarah Pki Sebut Guru Ngaji Para Kyai Dan Haji Sebagai Tiga Setan

papar berkaitan - pada 2/10/2020 - jumlah : 270 hits
Ahli Sejarah PKI Prof Aminuddin Kasdi memaparkan tipu muslihat PKI sebelum terjadinya gerakan 30 September 65 atau Gestapu Menurutnya sejarah mengajarkan bahwa sejak dulu PKI menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya Lebih dari itu ...
Selamat Dari Pembunuhan Pki Jenderal Nasution Rajin Dzikir Dan Sholawat

Selamat Dari Pembunuhan Pki Jenderal Nasution Rajin Dzikir Dan Sholawat

papar berkaitan - pada 2/10/2020 - jumlah : 137 hits
Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution merupakan salah satu dari delapan Jenderal yang namanya masuk dalam target korban Gerakan 30 September 1965 atau G30S PKI Ia pun selamat dari upaya penculikan itu namun Jenderal Nasution harus kehilan...
Kisah Anggota Pki Tak Mempan Peluru Abri Tewas Setelah Jawaban Satu Kata Diduga Kebal Terbuka

Kisah Anggota Pki Tak Mempan Peluru Abri Tewas Setelah Jawaban Satu Kata Diduga Kebal Terbuka

papar berkaitan - pada 1/10/2020 - jumlah : 239 hits
Kisah menarik terjadi saat pembersihkan Madiun dari PKI pada 1948 Prajurit ABRI dibikin bingung saat akan mengeksekusi mati seorang simpatisan PKI Simpatisan PKI itu tak mempan ditembak alias kebal peluru Peristiwa di luar nalar ini berawal...
Ahli Parlimen Pembangkang Cadang Kerajaan Sedia Pulau Tempatkan Pelarian

Apakah Kewujudan Jho Low Sudah Di Anggap Hearsay

Makna Dan Jobbie Meraikan Pink Wobbly Breast Odyssey Di Kpj Damansara 2

Curang Itu Pilihan Tapiiii

Five Fast Customs Selling Now On The Bike Exif Classifieds

Lelaki Maut Dihempap Batu Kuari

Yang Nak Berpeluang Miliki Microsoft Surface Pro Terpakai Jangan Lepaskan Peluang Ni

Israel Mahu Kebebasan Serang Lubnan Selepas Gencatan Senjata


echo '';
Senarai 10 Finalis Anugerah Juara Lagu AJL 39 2025 Keputusan Separuh Akhir Semi Final Muzik Muzik SFMM 2024

Senarai Lagu Separuh Akhir Muzik Muzik 39 Semi Final Muzik Muzik SFMM 2024 Persaingan Merebut Tiket Ke AJL Anugerah Juara Lagu

Biodata Terkini Fairuz Selamat Q Face Peserta Gegar Vaganza 2024 Musim 11 GV11 Penyanyi Lagu Izinkanlah

Biodata Terkini Arrora Salwa Salwa Razak Peserta Gegar Vaganza 2024 Musim 11 GV11 Penyanyi Lagu Ahmad

Biodata Terkini Penyanyi Liza Aziz Peserta Gegar Vaganza 2024 Musim 11 GV11 Adik Beradik Kepada Azlina Aziz


Persediaan Tamadhan Dan Raya

Choosing The Perfect Plants To Brighten Up Dark Spaces

Graft Videos Aimed At Weakening My Govt Says Hajiji

Skuad E Sukan Malaysia Cipta Sejarah Muncul Juara Dunia Di Riyadh

Make Your Business Standout

Cekodok Pisang Comel