Penantian Syafaat Dari Para Nabi Di Hari Kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Aku pemimpin anak cucu Adam pada hari Kiamat dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, di tanganku ada bendera pujian, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, dan tidaklah seorang Nabi pun selain Adam kecuali berada di bawah benderaku ketika itu, aku adalah orang pertama yang bumi dibelah untukku, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri.”
Beliau bersabda lagi: “Aku pemimpin manusia pada hari Kiamat, tahukah kalian kenapa? Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang akhir dalam satu tanah lapang, maka manusia satu sama lain saling berdesak-desakan dan matahari mendekat, duka dan kesusahan manusia sampai pada batas yang tidak mereka mampu dan tidak mampu mereka pikul.
Kemudian Allah mendatangi mereka, Dia berfirman: “Ingat, setiap manusia mengikuti apa yang pernah disembahnya.” Lalu penyembah salib diperlihatkan penjelmaan salibnya, penyembah patung diperlihatkan penjelmaan patungnya dan penyembah api diperlihatkan penjelmaan apinya lalu mereka mengikuti apa yang pernah mereka sembah dan kaum Muslimin tetap tinggal. Setelah itu Rabb semesta alam mendatangi mereka, Dia bertanya: “Apa kalian tidak mengikuti mereka?” Mereka berkata: “Kami berlindung diri kepada Allah darimu, kami berlindung diri kepada Allah darimu, Rabb kami, ini adalah tempat kami hingga kami melihat Rabb kami.”
Para sahabat bertanya: “Apakah kita melihat-Nya, wahai Rasulullah?” Beliau kembali bertanya: “Apakah kalian (menghadapi) kesulitan ketika melihat rembulan di malam purnama?” Mereka menjawab: “Tidak, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian tidaklah (menghadapi) kesulitan melihat-Nya ketika itu. Setelah itu Dia bersembunyi lalu muncul, lalu Dia mengenalkan diri-Nya kepada mereka, Dia berfirman: ‘Aku Rabb kalian, ikutilah aku.’
Orang-orang (Muslimin) saling berkata satu sama lain: “Apa kalian tidak melihat apa yang telah menimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi kalian syafaat terhadap Rabb kalian? Hai sekiranya kita meminta syafaat kepada Tuhan kita sehingga Dia boleh meringankan penderitaan kita di tempat kita ini (Mahsyar).”
Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Manusia mengalami ketakutan (besar). Orang-orang saling berkata satu sama lain: “Hendaklah kita menemui Adam.” Mereka menemui Adam lalu berkata: “Engkau adalah nenek moyang manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, meniupkan roh-Nya padamu dan memerintahkan para Malaikat lalu mereka sujud padamu, berilah kami syafaat terhadap Rabbmu, apa kau tidak lihat keadaan kami, apa kau tidak melihat apa yang menimpa kami?” Adam berkata kepada mereka: “Rabbku ketika ini benar-benar marah, Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya. Dulu Dia melarangku mendekati suatu pohon tapi aku derhaka. Diriku, diriku, diriku. Pergilah pada selainku, pergilah kepada Nuh, Rasul pertama yang Allah utus.”
Mereka mendatangi Nuh lalu berkata: “Hai Nuh, engkau adalah Rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafaat terhadap Rabbmu, apa kau tidak lihat keadaan kami, apa kau tidak melihat apa yang menimpa kami?” Nuh berkata kepada mereka: “Rabbku ketika ini benar-benar marah. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku lalu mereka dibinasakan. Diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim sebab dia adalah Khalilurrahman yang telah Allah jadikan sebagai kekasih-Nya.”
Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata: “Wahai Ibrahim, engkau Nabi Allah dan kekasih-Nya dari penduduk bumi, berilah kami syafaat terhadap Rabbmu, apa kau tidak lihat keadaan kami, apa kau tidak melihat apa yang menimpa kami?” Ibrahim berkata kepada mereka: “Rabbku ketika ini benar-benar marah. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya. Dulu aku pernah berdusta tiga kali -Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada satu dusta pun yang diucapkan Ibrahim melainkan dibolehkan demi agama Allah.”- Diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Musa yang Allah telah mengajaknya bicara (Kaliimullah).”
Mereka menemui Musa lalu berkata: “Wahai Musa, engkau utusan Allah, Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalam-Nya atas seluruh manusia, berilah kami syafaat terhadap Rabbmu, apa kau tidak lihat keadaan kami, apa kau tidak melihat apa yang menimpa kami?” Musa berkata kepada mereka: “Rabbku ketika ini benar-benar marah, Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya. Dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Isa sebab dia adalah roh dari Allah dan kalimah-Nya.”
Mereka mendatangi Isa lalu berkata: “Hai Isa, engkau adalah utusan Allah, kalimah-Nya yang disampaikan kepada Maryam, roh dari-Nya, engkau berbicara pada manusia ketika masih berada dalam buaian, berilah kami syafaat terhadap Rabbmu, apa kau tidak lihat keadaan kami, apa kau tidak melihat apa yang menimpa kami?” Isa berkata kepada mereka: “Rabbku ketika ini benar-benar marah, Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya. Sesungguhnya aku disembah selain Allah. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selainku, pergilah kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebab dosanya yang dahulu dan yang kemudian telah mendapat keampunan.”
Mereka mendatangi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata: “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, penutup para Nabi, dosamu yang telah lalu dan yang kemudian telah diampuni, berilah kami syafaat terhadap Rabbmu, apa kau tidak lihat keadaan kami?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mereka mendatangiku lalu aku pergi bersama mereka. Aku meraih tali pintu syurga lalu menggoyang-goyangnya. Dikatakan padaku: ‘Siapa itu?’ Ada yang menjawab: ‘Muhammad’. Mereka membukakan untukku, mereka menyambut lalu berkata: ‘Selamat datang’.”
Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Sesungguhnya kelak akulah yang pertama akan mendatangi telaga (Kautsar) untuk memberi minum kepada orang-orang. Lalu aku akan pukulkan tongkatku, sehingga air telaga memancar kepada mereka. Siapa yang menuju telagaku akan minum, dan siapa yang meminumnya tak akan haus selama-lamanya. Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenal mereka kerana keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya kerana bekas wudhu’ dan mereka juga mengenaliku, Kemudian antara aku dan mereka dihalangi. Aku berkata: ‘Mereka adalah golonganku!’ Tetapi dijawab kepadaku: ‘Sungguh engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu!’ Maka aku berkata: ‘Menjauh, menjauh, bagi orang yang mengubah (agama) sepeninggalku’.
Aku kemudian meminta izin Tuhanku untuk memberikan syafaat dan aku diizinkan. Allah mengilhamkanku dengan puji-pujian yang belum pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku yang aku pergunakan untuk memanjatkan pujian terhadap-Nya, yang jika puji-pujian itu menghadiriku sekarang, aku tidak melafazkan puji-pujian itu. Lalu aku pergi hingga sampai di bawah Arasy dan tersungkur sujud kepada-Nya. Itulah tempat terpuji yang difirmankan Allah: ‘Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (Al Israa’: 79)’.
Kemudian Allah berfirman: ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah, engkau akan didengar, mintalah engkau akan diberi, mintalah keringanan engkau akan diberi keringanan.’ Lalu aku mengangkat kepalaku, aku berkata: ‘Wahai Rabb, umatku, wahai Rabb, umatku, wahai Rabb, umatku’. Dia berkata: ‘Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari umatmu melalui pintu-pintu syurga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu’. Setelah itu beliau bersabda: “Demi Zat yang jiwaku berada ditangan-Nya, jarak antara dua daun pintu-pintu syurga seperti jarak antara Makkah dan Hajar dan seperti jarak antara Makkah dan Basrah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kaum Muslimin berdiri, kemudian (titian) sirat diletakkan. Mereka pun melintasinya seperti kuda-kuda terbaik dan pengendara, kata-kata mereka ketika berada di atas sirat: ‘Selamatkan, selamatkan’. Setelah itu yang tertinggal hanyalah dari penghuni neraka, di antara mereka ada segolongan besar dilemparkan ke neraka, setelah itu neraka ditanya: ‘Apa kau sudah penuh?’ Neraka menjawab: ‘Apakah ada lagi tambahan?’ Setelah itu segolongan besar dilemparkan lagi ke neraka, lalu neraka ditanya: ‘Apa kau sudah penuh?’ Neraka menjawab: ‘Apakah ada yang lain?’ Hingga setelah mereka semua diperiksa, Allah Yang Maha Pemurah meletakkan ‘kaki-Nya’ di neraka dan menghimpitkannya satu sama lain. Dia bertanya: ‘Sudah cukupkah?’ Neraka menjawab: ‘Cukup, cukup’.
Kemudian aku kembali menemui Tuhanku dan aku memanjatkan puji-pujian tersebut, kemudian aku tersungkur sujud kepada-Nya. Lantas ada suara berkata: ‘Hai Muhammad, angkatlah kepalamu dan katakanlah, engkau akan didengar, dan mintalah, engkau akan diberi, dan mintalah syafaat, engkau akan diberi syafaat.’ Maka aku berkata: ‘Umatku, umatku.’ Allah berfirman: ‘Berangkat dan keluarkanlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih terdapat sebiji gandum keimanan.’ Maka aku mendatangi mereka hingga aku pun memberinya syafaat.
Aku kembali menemui Tuhanku dan aku memanjatkan puji-pujian tersebut, kemudian aku tersungkur sujud kepada-Nya, lantas ada suara berkata: ‘Hai Muhammad, angkatlah kepalamu dan katakanlah engkau akan didengar, dan mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.’ Maka aku berkata: ‘Umatku, umatku.’ Maka Allah berfirman: ‘Pergi dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada sebiji sawi keimanan.’ Maka aku pun pergi dan mengeluarkannya.
Kemudian aku kembali memanjatkan puji-pujian itu dan tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah kembali berkata: ‘Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan didengar, mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.’ Maka aku berkata: ‘Wahai Tuhanku, umatku, umatku.’ Maka Allah berfirman: ‘Berangkat dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada iman meskipun jauh lebih kecil daripada sebiji sawi.’ Maka aku pun berangkat dan mengeluarkan mereka dari neraka.”
Lalu aku kembali dan aku memanjatkan dengan puji-pujian itu kemudian aku tersungkur sujud dan diserukan: ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, ucapkanlah engkau didengar, mintalah engkau diberi, dan mintalah syafaat engkau akan diberi syafaat.’ Maka aku berkata: ‘Wahai Tuhanku, izinkanlah bagiku untuk orang-orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah!’ Maka Allah menjawab: ‘Demi kemuliaan, keagungan dan kebesaran-Ku, sungguh akan Aku keluarkan siapa saja yang mengucapkan Laa ilaaha illallah.” Aku berbuat demikian hingga tak tertinggal di neraka selain yang ditahan oleh Al-Quran. Mereka yang keluar dari neraka akan ditempatkan di halaman syurga, lalu ahli syurga akan memercikkan mereka dengan air sehingga daging mereka tumbuh bagaikan tumbuhnya sesuatu tumbuhan selepas banjir, dan hilanglah hangusnya.”
Rujukan:
Sahih Bukhari, no. 6080, no. 6097, no. 6956
Sahih Muslim, no. 278, no. 286, no. 367, no. 4256
Sunan At-Tirmidzi, no. 2358, sahih, no. 2480, sahih, no. 3073, sahih
+ Baca Respon Pembaca di Facebook Oh! Media
Oh! Youtube
Sumber: Oh! Media
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://www.terengganu11.com/2019/10/penantian-syafaat-dari-para-nabi-di.html