Pemekaran Provinsi Papua Tengah Menambah Kehancuran Masa Depan Papua
Oleh: Markus Makay
Pemerintah Meepago buka mata hati melihat apa yang sedang terjadi Kiri dan kanan, kebelakang dan kedepan, hari ini dan hari esok membangun manusia dan pengelolaan alam wilayah Meepago. Kehancuran masa depan Papua sudah di ambang Pintu, kalau kebijakan dan implementasi tidak terkontrol situasi kondisi sosial dan politik Papua. Terutama 22 program yang di sepati Bupati Meepago beberapa waktu lalu di Nabire.
Diantaranya yang paling publik menilai keliru dan berbahaya adalah pemekaran Papua tengah. Kami berpandangan bahwa pemekaran akan berdampak pada kehancuran masa depan manusia dan alamnya. Untuk itu, pemerintah sebaiknya buka mata hati melihat sikon Papua dan lebih khusus Meepago. Dengan sikap tegas kami Mahasiswa menolak Pemekaran Papua Tengah.
Sikap tegas ini muncul atas dasar;
Setelah Rakyat Papua Paksa masuk dalam NKRI kehidupan manusia dan alam Papua tidak nyaman.Sebagaimana poin (1) diatas tahun 2001 Otsus hadir merusak tatanan kehidupan orang Papua.Sumber daya manusia Meepago sangat minim menghadirkan Provinsi Papua Tengah. Pemekaran membuka peluang kepada non Papua berjaya diatas tanah leluhur nenek moyang kami.Pemekaran Papua Tengah sangat berpengaruh pada ketidaknyamanan keberlangsungan kehidupan masyarakat asli Papua wilayah Meepago. Membuka investor mengembangkan perusahaan berdampak pada kerusakan lingkungan dan manusia. Dan masih banyak yang lain.
Hari ini, banyak masalah seluruh aspek kehidupan orang asli Papua terancam. Terutama bidang Pendidikan dan Kesehatan selain itu Kehutanan, Pertambangan, dan Ekonomi. Berdasarkan data dinas kesehatan provinsi Papua wilayah Meepago Nabire angka pengidap HIV/AIDS nomor satu di Papua. Selain itu Pendidikan sebelum Otsus hadir orang Mee di sebut sebagai guru oleh orang Papua terutama pengunungan tengah Papua. Tetapi hari ini apa yang terjadi di daerah wilayah Meepago hampir setiap kampung pedesaan tidak ada tenaga guru tetap, yang ada juga hanya guru honorer 1/2 orang.
Selain itu, lebih para dan sebenarnya itu tidak dilakukan oleh pemerintah daerah gaji guru tidak dibayar dan kesejahteraan guru pun tak kunjung di perhatikan baik oleh Pemerintah daerah. Bidang Kehutanan dan Pertambangan banyak perusahaan mengeksplorasi hasil hutan diatas bumi dan tanah secara ilegal logging. Dimana mata hati melihat semua penderitaan masyarakat asli Papua.
Hari ini usaha orang asli Papua satu-satunya adalah jualan pinang dan jual hasil kebun di Pasar. Faktanya, mama-mama jual sembarangan tempat di Pasar dan sepanjang jalan sementara fasilitas yang disediakan pemerintah digunakan oleh orang pendatang. Hay para pemimpin buta mata hati, bukalah mata hatimu melihat semua penderitaan masyarakat asli Papua. Masih banyak kejanggalan menghadirkan Provinsi Papua Tengah.
Maka, Pemekaran Papua Tengah membuka pintu orang pendatang mencari makan dan minum sementara orang asli Papua mati seperti binatang diatas tanah leluhurnya sendiri.
Intinya, Pemekaran Provinsi Papua Tengah kami Tolak.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2019/03/pemekaran-provinsi-papua-tengah.html