Matikan Mik Saat Rapat Pengamat Dan Warganet Kompak Semprot Puan
Ketua DPR RI, Puan Maharani menjadi bulan-bulanan publik setelah pada Rapat Paripurna Pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law kemarin, Senin 5 Oktober 2020, terlihat mematikan mikrofon atau mik saat legislator Partai Demokrat, Irwan Fencho sedang menyampaikan interupsi.
Pada mulanya, Irwan mengaku keberatan dengan keputusan DPR mengesahkan RUU tersebut. Sebab, kata dia, segalanya terkesan buru-buru dan kurang mempertimbangkan dampak di baliknya. Namun, belum juga selesai berpendapat, tiba-tiba mikrofon-nya mati. Sehingga, suara dia mendadak hilang.
“Undang-undang ini berpotensi memperparah kerusakan lingkungan, kemudian menghilangkan kewenang-wenangan kami di daerah, menghilangkan hak-hak rakyat kecil,” ujar Irwan dikutip dari sejumlah video yang banyak beredar.
“Kalau mau dihargai, tolong na….,” suara Irwan tiba-tiba tak terdengar lagi. Menariknya, berbarengan dengan itu, tampak Puan Maharani memajukan tangannya ke arah meja, kemudian dia menekan atau menyentuh sesuatu. Gestur tersebut yang kemudian membuat publik mengira, dia mematikan mikrofon tersebut secara paksa.
Terkait hal itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, apa yang ditunjukkan Puan Maharani saat rapat kemarin sejatinya tak menunjukkan ciri seorang pejabat publik. Puan, kata dia, justru terlihat seperti anak kecil.
“Begitulah wajah pimpinan di negeri tercinta ini. Sebagai pimpinan lembaga legislatif, sejatinya Puan harus berpikir dan bertindak bijaksana. Tak boleh seperti itu, karena seperti anak-anak,” ujar Komarudin, dinukil dari Sindonews, Selasa 6 Oktober 2020.
“Mestinya saling menghormati antar sesama anggota DPR. Jika ada interupsi atau protes dari anggota DPR yang lain, ya harus didengarkan dan diterimanya,” sambungnya.
Komentar warganet terkait sikap Puan
Bukan hanya pengamat dan sejumlah politisi, warganet di media sosial juga ramai-ramai ‘semprot’ kelakuan Puan Maharani yang dirasa kurang sopan. Bahkan kata kunci ‘Puan’ sempat menjadi trending di Twitter hingga pagi tadi.
Akun bernama @remainiscent sempat menulis cuitan yang kemudian viral dan mendapat ribuan tanggapan. Dia mengatakan, kebebasan berpendapat di Indonesia sejatinya telah ‘ditebas’. Hal tersebut, kata dia, terlihat saat Puan mematikan mikrofon legislator yang hendak menyampaikan interupsi.
“Puan sebagai representasi wanita di parlemen sungguh mengecewakan. Penipu sejati, itu terlihat saat dia menyabotase mikrofon tanpa sopan santun. Apakah kami memilih perwakilan kami hanya untuk formalitas? Hapus demokrasi sepertinya lebih baik, karena kebebasan berpendapat kini dibatasi,” tulis dia dengan bahasa Inggris.
Selain @remainiscent, ada sejumlah akun lain yang menyampaikan rasa kecewanya di media sosial terkait dua hal, yakni sikap Puan yang mematikan mikrofon, dan tentu saja, keputusan DPR mengesahkan UU Omnibus Law tanpa pertimbangan matang.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://www.bagibagi.info/2020/10/matikan-mik-saat-rapat-pengamat-dan.html