Manajemen Bisnis Keramik Yang Perlu Diketahui
Di artikel sebelumnya sudah kami jelaskan mengenai manajemen produksi dari bisnis keramik. Sekarang kami akan membahas 3 pilar manajemen bisnis keramik lainnya. Pilar bisnis ini harus Anda pahami ketika mau menjalankan usaha kerajinan keramik. Baca sampai selesai agar lebih memahami.
Manajemen Bisnis Keramik
Berikut penjelasan singkat tentang beberapa pilar bisnis kriya keramik :
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pilar manajemen bisnis keramik pertama adalah manajemen SDM (Sumber Daya Manusia). Perekrutan SDM bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti lewat :
sekolah-sekolah seni,
lulusan studio keramik,
tenaga yang sudah terampil dan berpengalaman,
tenaga pengalaman yang direferensikan,
tenaga belum berpengalaman yang dilatih,
dll.
Dalam manajemen bisnis keramik terkait SDM ada 3 sistem penggajian, yaitu :
a. Penggajian Sistem UMR
Sistem penggajian ini biasanya diterapkan untuk pegawai tetap. Penggajian berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) tiap daerah berbeda.
b. Borongan
Pekerjaan borongan sering dilakukan oleh para pengusaha keramik. Misalnya pekerjaan putar, pembakaran, pengemasan atau packing, dan staffing (penataan dalam container). Pekerjaan borongan memiliki keuntungan bagi pengusaha khususnya terkait pembayaran menurut volume kerja. Sistem ini pun menguntungkan bagi para pekerja. Sebab pekerja bisa memperoleh bayaran yang lebih besar jika dibanding dengan gaji harian ataupun UMR.
c. Harian
Sistem harian diterapkan bagi karyawan tak tetap dan dipekerjakan sesuai kebutuhan. Selain itu pembayarannya berdasarkan jumlah hari masuk dan target volume tertentu.
Manajemen Keuangan
Pilar manajemen bisnis keramik pertama adalah manajemen keuangan. Contoh manajemen keuangan berikut adalah terkait dengan usaha kriya keramik stoneware. Untuk usaha kriya keramik earthenware akan berbeda cara perhitungannya.
1. Menentukan Fixed Cost (FC)
Fixed Cost (biaya tetap) merupakan biaya yang jumlah totalnya tak berubah meskipun jumlah barang yang dijual berubah dalam kapasitas normal. Fixed cost adalah biaya tetap yang mesti dikeluarkan berapapun jumlah unit yang terjual.
Contoh fixed cost (Biaya Tetap) dalam manajemen bisnis keramik yaitu sbb :
No.
Nama Alat
Harga (Rp)
1.
Tungku
20.000.000
2.
Plat bakar
1.000.000
3.
Penyangga plat
200.000
4.
Tabung gas LPG
500.000
5.
Mixer tanah
5.000.000
6.
Potmill
5.000.000
7.
Timbangan
200.000
8.
Saringan
200.000
9.
Kompor gas
150.000
10.
Butsir 1 set
75.000
11.
Ember kecil dan besar
100.000
12.
Teko plastic
20.000
13.
Pisau
20.000
14.
Kuas
10.000
15.
Palu
20.000
16.
Mangkuk plastic
10.000
17.
Amplas
5.000
Jumlah
32.510.000
Penyusutan fixed cost diasumsikan sebesar 0,1 % per produksi. Rata-rata umur teknis peralatan 10 tahun.
2. Menentukan Variable Cost (VC)
Variable cost (biaya tidak tetap) adalah biaya yang berubah secara linear sesuai dengan jumlah produksi atau penjualan. Bila kuantitas produksi bertambah maka variable cost juga akan ikut bertambah.
Berikut ini contoh variable cost dalam manajemen bisnis keramik untuk pembuatan 100 buah mug dengan diameter 8 cm dan tinggi 10 cm. Ilustrasi biaya ini untuk produksi dengan menggunakan teknik cetak tuang.
No.
Rincian
Harga (Rp)
1.
Bahan baku tanah liat
200.000
2.
Bahan baku glasir
400.000
3.
Biaya membuat cetakan
100.000
4.
Biaya mencetak
50.000
5.
Biaya merapikan
100.000
6.
Biaya mengglasir
100.000
7.
Biaya listrik
50.000
8.
Biaya pembakaran
300.000
Jumlah
1.300.000
3. Perhitungan HPP
Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk sampai produk tersebut siap untuk dijual. Penghitungan HPP produksi adalah sebagai berikut:
HPP = AFC + VC
HPP = (Rp 32.510.000 x 0,1%) + Rp 1.300.000
HPP = Rp 1.332.510
Jadi HPP yang harus dikeluarkan dalam satu kali produksi adalah Rp 1.332.500 atau Rp 1.332,50 / buah
4. Penghitungan BEP
Dalam manajemen bisnis keramik juga dikenal dengan adanya Break Even Poin (BEP). BEP adalah titik di mana pendapatan yang diperoleh dari bisnis sama dengan modal yang dikeluarkan. Pada contoh di bawah ini, diilustrasikan harga 1 buah mug Rp 25.000. BEP unit?
BEP = FC : HVC
BEP = Rp 32.510.000 : [Rp 25.000 – (Rp 1.300.000/100)]
BEP = Rp 2.709 unit
BEP terjadi saat produksi mencapai 2.709 unit. Jika diasumsikan tiap produksi menghasilkan 100 unit, maka BEP terjadi ketika produksi ke-27.
5. Penghitungan Laba
Lalu berapa laba atau keuntungan tiap unitnya?
= Harga Jual per unit – (Nilai AFC – VC per Unit)
= Rp 25.000 – (Rp 32.510 – Rp 13.000)
= Rp 25.000 – Rp 19.510
= Rp 5.490
Jadi laba atau keuntungan yang dihasilkan yakni Rp 5.490 untuk mug.
Keterangan:
AFC : Penyusutan Fixed Cost tiap produksi.
HVC adalah harga per unit dikurangi variable cost per unit.
6. Harga Jual Kriya Seni
Kriya keramik bisa berupa produk yang memiliki keunikan tersendiri dan bernilai seni. Oleh karenanya manajemen bisnis keramik dengan nilai seni harus lebih baik. Seperti harga jual keramik bernilai seni tidak berdasarkan HPP lagi. Harga jual kriya keramik yang memiliki nilai seni ini bisa dipatok dengan harga yang jauh lebih tinggi dari HPP.
7. Pajak Usaha Keramik
Kebanyakan pengusaha baru banyak yang mengalami kebingungan terkait permasalahan pajak. Tiap kegiatan usaha yang telah mendaftar untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebenarnya dapat fasilitas dari kantor pajak. Yaitu berupa penanggung jawab / pengawas yang bisa dimanfaatkan sebagai konsultan pajak yang disediakan negara.
Ada 3 kelompok tarif pajak yang berlaku untuk kegiatan usaha yang didasarkan pada penghasilan bruto dalam setahun, yaitu:
Kurang dari Rp 4,8 miliar maka pajaknya adalah 1% dari penghasilan bruto.
Antara Rp 4,8 miliar hingga Rp 50 miliar maka pajaknya yaitu [0,25 – (0,6 miliar / Gross Income)] dikali Penghasilan Kena Pajak (PKP).
Lebih besar dari Rp 50 miliar maka pajaknya yakni 25% dari PKP.
Manajemen Pemasaran
Pilar manajemen bisnis keramik pertama adalah manajemen pemasaran. Berikut beberapa hal terkait manajemen pemasaran :
a. Riset Pasar
Riset pasar diperlukan untuk mendukung lancarnya pemasaran. Riset pasar yang diperlukan, antara lain :
Analisis Konsumen. Menentukan target pesar yang akan dituju dan mengetahui selera pasar.
Analisis Kompetitor. Mengetahui standar kualitas dan manfaat menentukan strategi pemasaran.
Tren. Acuan prediksi sebagai dasar pengembangan produksi serta bahan referensi riset dan pengembangan.
Kanai Distribusi. Menentukan jalur distribusi yang tepat.
b. Segmen Pasar
Segmen pasar kerajinan keramik bisa ditinjau dari sudut pandang jenis produk. Segmen pasar dalam manajemen bisnis keramik antara lain seperti :
Elemen estetika seperti miniatur guci, vas hiasan dinding, dll, segmen pasarnya yaitu designer interior, spa center.
Fungsional seperti alat makan dan minum, asbak, dll, segmen pasarnya adalah rumah tangga, rumah makan, hotel.
Aksesoris dalam dan luar ruangan seperti tempat alat mandi, hiasan kebun, air mancur, dll, segmen pasarnya ialah rumah tangga, hotel.
Keramik advance seperti isolator listrik, segmen pasarnya yakni kebutuhan industri.
c. Target pasar
Target pasar kerajinan keramik bisa digolongkan jadi 2 yaitu :
1. Pasar dalam negeri
Pasar dalam negeri terdiri dari
wisatawan domestik ataupun asing,
pedagang dan pemakai langsung,
komunitas pecinta kriya dan seni keramik, dan
industri pariwisata (hotel dan restoran).
2. Pasar luar negeri
pedagang dan
pemakai langsung.
d. Metode Pemasaran
Manajemen bisnis keramik berkaitan dengan pemasaran lazim dilakukan melalui pameran, pop up market, online, dan galeri.
1. Pameran
Pameran adalah sarana yang paling efektif untuk menemukan pengusaha dan pembeli. Baik itu pembeli dari dalam negeri maupun luar negeri.
No.
Nama Pameran
Tempat
Waktu
1.
INACRAFT
JCC Senayan
April
2.
Pekan Raya Jakarta (PRJ)
Jakarta
Juni – Juli
3.
Pameran Produk Kreatif Indonesia (PPKI)
Jakarta
September – Oktober
4.
CRAFINA
JCC, Jakarta
Oktober
5.
Trade Expo
Jakarta
Oktober
6.
Pameran Produk Ekspor (PPE)
JEC Yogyakarta
Oktober
7.
Jakarta Contemporary Ceramics Biennale
Jakarta
Desember
8.
Fashion Week
Beberapa daerah di Indonesia
Tiap daerah berbeda
9.
Pameran di Daerah
Pemda/PemKot setempat
Tiap daerah berbeda
2. Pop up market
Pop up market yaitu pemasaran yang dilakukan melalui sebuah acara. Di mana acara tersebut diselenggarakan oleh komunitas yang mendukung berkembangnya brand lokal. Pop up market adalah kombinasi antara workshop dengan bazar. Contoh pop up market di Jakarta yaitu antara lain :
Market Museum,
Brightspot,
Local Fest,
Pasar-pasaran,
Jalan Kenangan,
Kopi Keliling,
dan lain-lain.
3. Pemasaran Online
Pemasaran via online bisa berupa galeri online, Facebook, toko online, dll. Contoh: bobobobo.com, goodsdept.com, marketplays.id, qlapa.com. Pemasaran online sangat dipengaruhi oleh mesin pencari Google. Sehingga Anda harus melakukan perawatan supaya selalu muncul di mesin pencari Google. Pemasaran juga perlu iklan melalui media cetak.
Sekian informasi tentang manajemen bisnis keramik, kami harap postingan kali ini berguna untuk kalian. Tolong postingan panduan bisnis keramik ini disebarluaskan supaya semakin banyak yang mendapatkan manfaat.
Referensi:
Menjadi Pebisnis Sukses
Peluang Bisnis Menguntungkan
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://bisnisid.com/manajemen-bisnis-keramik/