Manajemen Produksi Kerajinan Keramik Lengkap
Di artikel sebelumnya kami sudah membahas mengenai peluang bisnis keramik beserta cara permodalannya. Kali ini kami akan kupas tentang manajemen produksi kerajinan keramik agar kualitasnya bagus. Bagi Anda yang berminat untuk menggeluti bisnis keramik silakan baca artikel ini hingga selesai agar bisa menambah wawasan.
Manajemen Produksi Kerajinan Keramik
Manajemen produksi terkait bisnis keramik yang akan dibahas mulai dari bahan produksi hingga dekorasi akhir.
Bahan Baku Produksi Keramik
Bahan baku produksi usaha kerajinan keramik dapat dibedakan berdasarkan jenis keramiknya.
a. Earthenware
Produk kerajinan keramik earthenware mempunyai karakter:
warna bakar merah tua,
rapuh,
mudah pecah, dan
berpori sehingga menyerap air, dan
tingkat perembesan tinggi.
Produksi keramik earthenware
Tanah Liat. Memakai tanah liat seperti yang digunakan untuk produksi batu bata. Suhu pembakarannya kurang dari 1.100 oC. Jenis tanah liat ini ada di berbagai daerah dengan kedalaman 3 – 5 m dari permukaan tanah.
Bahan Campuran: pasir halus.
Bahan Finishing: pasir laut, rotan, cat, kaca dan lain-lain.
b. Stoneware
Produk kerajinan keramik stoneware memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
keramik stoneware lebih keras daripada earthenware,
padat
daya serap kurang,
warna bakar merah muda dan ada pula yang berwarna bakar abu-abu.
Produksi keramik stoneware
Tanah campuran dari ballclay, kaolin, kapur, feldspar, chammote. Tanah liat yang telah siap dipakai langsung berasal dari beberapa kota. Seperti Sukabumi, Singkawang, Bangka Belitung, Klampok, Dinoyo, Gunung Kidul. Suhu pembakaran yaitu 1.250 oC.
Bahan Campuran : Grog, water glass yang digunakan untuk menyebarkan partikel agar tak lekas mengendap.
Bahan Finishing : Glasir rendah dan tinggi serta Pigmen atau oksida logam.
Peralatan Produksi Keramik
Berikut adalah peralatan yang digunakan untuk produksi kerajinan keramik :
Butsir kawat (wire modelling tools)
Fungsi alat ini adalah untuk merapikan, menghaluskan, mengerok, membentuk detail, dan membuat tekstur benda kerja. Alat ini terbuat dari bahan kawat stainless steel dan tangkai kayu sawo dengan ukuran panjang 22 cm.
Butsir kayu (wood modelling tools)
Fungsi alat ini adalah untuk menghaluskan, membentuk detail, merapikan, membuat dekorasi, merapikan dan menghaluskan benda kerja. Alat ini terbuat dari bahan kayu sawo dengan ukuran panjang 22 cm dan lebar 3 cm.
Butsir logam
Biasanya digunakan untuk porselin. Fungsi alat ini adalah untuk menghaluskan, membentuk detail, merapikan, membuat dekorasi, merapikan dan menghaluskan benda kerja.
Ribbon tools
Untuk mengerok, menghaluskan, dan merapikan benda kerja. Alat ini terbuat dari bahan stainless steel dan tangkai kayu dengan ukuran panjang total 15 cm.
Kawat pemotong (wire cutter)
Fungsi alat ini adalah untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong tanah liat plastis. Alat ini terbuat dari bahan kawat stainless steel dengan ukuran panjang 4 cm dan panjang tangkai 6 cm.
Pisau pemotong (felting knife)
Untuk memotong, mengiris lempengan tanah liat. Alat ini memiliki ukuran panjang total 17 cm, dan mata pisau 8,5 cm.
Potter rib
Alat ini juga disebut dengan throwing ribs / rubber palletes / steel palletes. Alat ini untuk menghaluskan dan membentuk permukaan luar benda kerja. Alat ini terbuat dari bahan kayu, plat stainless, karet dengan ukuran 10 x 6 cm dan tebal 0,4 cm.
Jarum (needles)
Fungsi alat produksi kerajinan keramik ini adalah untuk memotong bibir, menusuk gelembung udara, dan menggores benda kerja. Ukuran panjang alat ini totalnya adalah 14 cm dengan mata jarum 4 cm.
Spon (sponges)
Fungsi alat ini adalah untuk menyerap kandungan air, menghaluskan benda kerja, dan membersihkan handtool, cetakan gips waktu pencucian. Alat ini terbuat dari bahan busa dengan ukuran diameter 8 cm dan tebal 6 cm.
Kuas kecil
Fungsi alat ini adalah untuk mengolesi :
lumpur tanah pada bagian benda yang akan dilakukan penyambungan,
larutan pemisah di model dan cetakan gips.
Penggaris
Untuk mengukur pajang, lebar, dan tinggi benda kerja. Panjang 30 cm, bahan metal atau mika.
Rol kayu
Fungsi alat ini adalah untuk membuat lempengan tanah, dengan panjang rol kurang lebih 45 cm dan diameter 6 – 8 cm. Alat ini dilengkapi dengan bilah kayu yang panjangnya 50 cm, tebal 0,5 – 0,7 cm dan lebar 3 cm.
Bow harp
Untuk membuat lempengan tanah liat dengan bantuan kawat yang diikatkan pada besi dengan berbagai ukuran untuk menentukan ketebalan lempengan tanah liat. Panjang kawat stainless steel 30 cm, bahan besi.
Slab roller
Fungsi alat ini adalah untuk membuat lempengan tanah liat plastis yang digerakkan dengan sistem mekanik. Alat ini pun dilengkapi dengan ukuran untuk menentukan ketebalan dari lempengan tanah liat. Ukuran dari alat ini yaitu panjang 122 cm, lebar 82 cm, dan tinggi 109 cm.
Whirler / Banding wheel
Untuk alas pada waktu proses pembuatan benda kerajinan keramik dan model. Alat ini terbuat dari bahan aluminium dengan diameter 25 cm dan 30 cm, serta tinggi 16 cm.
Hand extruder
Fungsi alat ini adalah untuk membuat pilinan tanah liat plastis sesuai dengan aksesoris yang dipakai. Alat ini pun untuk membentuk benda keramik teknik extrude dengan berbagai bentuk silider serta kotak segi empat dan enam. Ukuran diameter tabung 10 cm.
Mangkok plastik
Untuk tempat air atau slip tanah liat. Alat ini terbuat dari bahan plastik dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 9 cm.
Alas pembentukan
Fungsi alat ini adalah untuk alas pembentukan benda keramik, benda model, pada waktu proses pembentukan benda. Diameter 20 cm, 25 cm, dan 30 cm.
Ayakan
Fungsi alat ini adalah untuk menyaring lempung kondisi kering maupun suspensi.
Milling (penggiling)
Berfungsi untuk menghancurkan lempung dalam kondisi kering.
Mixer
Fungsi alat ini adalah untuk mencampur tanah liat dengan air hingga jadi suspensi yang homogen.
Meja gips
Alat ini berfungsi untuk menyerap kadar air dalam suspensi lempung, ketika tahapan persiapan tanah liat siap pakai.
Meja putar
Elektrik dan manual.
Tungku
Berbahan bakar kayu, gas, maupun bertenaga listrik.
Spray booth
Ruang penyemprotan
Kompresor
Spray Gun
Proses Produksi Keramik
Berikut tahapan-tahapan dalam produksi kerajinan keramik
Tahap Persiapan Tanah Liat
Persiapan merupakan tahap awal dalam membuat kerajinan keramik. Hal yang perlu dipersiapkan yaitu persiapan tanah liat dari alam menjadi tanah liat siap pakai.
Tanah liat plastis
Tanah liat cetak tuang
Tahap Pembentukan
Pembentukan atau penciptaan karya seni kerajinan keramik menggunakan teknik-teknik pembuatan yang disesuaikan dengan bentuk karya yang diinginkan dan penguasaan tekniknya.
Teknik tangan langsung (hand building)
a. Teknik Pijit (pinching)
Tanah liat dibentuk dengan cara memijit dengan jari-jari tangan sesuai dengan bentuk yang kita inginkan.
b. Teknik Pilin (coiling)
Menggabungkan tanah liat yang sudah dibentuk pilin. Teknik pilinan digunakan sebagai pembentuk body atau rangka.
c. Teknik lempeng (slab)
Tanah liat dibentuk lempengan. Lempengan biasanya digunakan untuk membuat bentuk-bentuk yang memiliki sudut.
Pembentukan dengan Alat Bantu
Teknik yang digunakan disebut Teknik Putar (throwing). Tanah liat dibentuk dengan mesin putar dalam pembentukan menggunakan teknik putar.
a. Pemusatan (centering)
Penempatan tanah liat tempat pada pusat / center mesin putar.
b. Pengerucutan (coning)
Pembentukan tanah liat menjadi kerucut (cone) yang berfungsi menghilangkan rongga udara dalam tanah liat. Tahap ini dilakukan dua kali.
c. Pembukaan dan Peninggian (opening dan raising)
Pelubangan dan menaikkan tanah liat. Caranya tangan di sisi dalam tanah liat menekan ke arah luar, sedangkan tangan di luar menahan sehingga membentuk silinder.
d. Pembentukan (forming)
Membentuk tanah liat sesuai dengan desain atau bentuk yang diinginkan.
e. Perapian Permukaan (refining the contour)
Tahap pengecekan ukuran benda keramik yang dibuat menggunakan kaliper / jangka bengkok dan untuk mengukur tinggi menggunakan penggaris.
f. Finalisasi (opening)
Menggunakan alat butsir, scraper atau ribbon untuk meratakan permukaan banda dan spon untuk menghaluskan. Pengikisan bagian dasar dilakukan pada kondisi benda setengah kering dan membuat kaki benda.
Pembentukan dengan Cetakan
a. Pembuatan model (protoype)
Model dibuat dari tanah liat atau dari gips, lalu dibentuk lebih besar 10 – 15% dari ukuran yang diinginkan.
b. Membuat cetakan
Cetakan dibuat dari model yang sudah ada. Model diberi pelumas / separator (deterjen ditambah minyak goreng atau lilin), lalu dicor dengan larutan gypsum casting.
c. Proses mencetak
Cetak padat
Bahan baku yang digunakan adalah bahan tanah liat plastis. Untuk cetakan satu sisi, tanah dibuat lempengan terlebih dahulu, kemudian ditempel pada cetakan sambl ditekan. Tanah diratakan dengan cetakan, lalu benda diambil dari cetakan.
Untuk cetakan dua sisi tanah liat dibuat lempengan, ditempelkan sambil ditekan di kedua sisi cetakan. Kedua sisi cetakan disatukan dengan memberikan pasta tanah liat di antara sambungan cetakan. Kedua sisi cetakan ditekan dengan kuat agar tanah liat di dalamnya menyatu. Kemudian cetakan dibuka.
Cetak tuang
Tanah liat yang digunakan adalah bahan tanah liat cair. Cetakan kerajinan keramik dengan teknik cetak tuang minimal terdiri dua sisi. Sebelum mencetak cetakan digabungkan dulu kemudian ditali dengan karet. Setelah cetakan siap digunakan, tanah liat cair dituangkan sampai penuh lalu ditunggu sampai tanah turun. Kemudian ditambahkan tanah cair sampai penuh lagi.
Setelah ketebalan tanah liat yang menempel di cetakan sudah sesuai yang kita inginkan, tanah liat cari yang ada dalam cetakan dituang ke dalam wadah sampai yang tertinggal hanya tanah liat yang menempel di cetakan. Waktu yang dibutuhkan sampai ketebalannya sesuai adalah 15 menit. Setelah itu ditunggu sampai cetakan bisa dilepaskan. Waktu yang dibutuhkan kira-kira satu jam.
Tahap Dekorasi Body dan Merapikan Keramik
Menambahkan komponen-kompenen dengan penyambungan. Dekorasi juga dapat dilakukan dengan teknik ukir. Bekas sambungan dan sisa-sisa tanah yang menempel dirapikan dengan mengikis atau mengamplasnya.
Tahap Pengeringan
Teknik pengeringan dengan cara diangin-anginkan di tempat terbuka dan tidak tersinari matahari secara langsung selama 5 – 7 hari atau menggunakan alat pengering selama 24 jam hingga benda keramik betul-betul kering.
Tahap Pembakaran
Tahapan pembakaran kerajinan keramik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pembakaran Earthenware
Benda ditata kemudian ditimbun dengan bahan bakar jerami atau sekam padi dan dibakar.
b. Pembakaran Stoneware
Teknik pembakaran biskuit (pembakaran pertama), dilakukan perlahan-lahan dan sangat hati-hati supaya karya tidak retak dan hancur hingga mencapai suhu 900 oC.
Teknik pembakaran glasir (pembakaran kedua), dilakukan hingga mencapai suhu 1.150 – 1.300 oC.
Teknik pembakaran dekorasi di atas glasir / on glaze decoration (pembakaran ketiga).
Tahap Pengglasiran
Tahap pengglasiran merupakan tahapan setelah tahap pembakaran biskuit. Tahap ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan glasir pada body keramik,
mencelupkan glasir pada body keramik,
menuangkan glasir pada body keramik, dan
menguasakan glasir pada body keramik
Tahap Dekorasi Akhir (Pekerjaan Akhir)
Tahapan ini dilakukan untuk memberikan sentuhan akhir terhadap karya seni hingga mencapai hasil yang diinginkan. Penyajiannya dapat dilakukan penambahan unsur-unsur lain untuk menambah kesan estetis. Kerajinan keramik earthenware dapat dicat ditempeli dengan pasir, kaca, kulit telur, kayu, dan lain-lain. Sedangkan produk kriya stoneware dapat diglasir dan masih memungkinkan ditambah dengan gambar atau foto dengan metode digital printing.
Kontrol Produksi Keramik
Selain beberapa hal di atas masih ada poin penting dalam produksi kerajinan keramik
Standardisasi Kualitas Produk
» Quality Control
Kontrol kualitas ini agar tak :
ada retakan,
penyok,
mengandung logam berat (timbal oksida).
Selain itu juga untuk mengetahui produk reject yang tak bisa diolah kembali.
» Penentuan Harga
Penentuan harga jual kerajinan keramik didasarkan Harga Pokok Produksi (HPP), kerumitan (nilai seni), dan desain. HPP meliputi bahan baku, biaya tenaga, dan overhead.
» Pencantuman Informasi Produk
Pencantuman bisa dalam bentuk label yang berisi spesifikasi produk. Misalnya:
jenis tanah,
komposisi material,
pembakaran,
nomor registrasi SNI, dan merek.
Keselamatan Kerja
Pengerjaan kerajinan keramik berkaitan dengan resiko kerja, sehingga membutuhkan upaya keselamatan kerja. Upaya keselamatan kerja membutuhkan pemakaian alat pelindung diri. Alat pelindung diri yang diperlukan pada usaha kriya keramik, antara lain:
sarung tangan tahan panas,
masker,
kacamata,
baju praktek (celemek), dan
alat pemadam kebakaran.
Denah Ruang Produksi
Untuk luasan ruang produksi kerajinan keramik belum ada standar pastinya. Luasan ruang produksi keramik biasanya ditentukan oleh jenis teknik produksi dan jumlah pekerjanya. Sebagai gambaran lihat tabel berikut :
Galeri
Pengemasan
Penyimpanan Barang Jadi
Pembakaran
Penglasiran
Pengeringan
Bentuk dan Dekor
Barang Mentah
Pengelolaan Tanah
Pengelolaan Limbah Produksi
Limbah pembakaran dari tungku berbahan bakar kayu yaitu limbah asap dan abu. Untuk mengelola limbah asap dan abu perlu dilakukan pembuatan cerobong asap yang tinggi. Alternatif mengatasi permasalahan limbah tersebut adalah dengan mengganti bahan bakarnya dari kayu ke gas LPG dan listrik. Limbah cair dalam produksi kerajinan keramik ini sangatlah kecil. Contohnya sisa glasir yang bisa didaur ulang.
Demikian info mengenai Manajemen Produksi Bisnis Kerajinan Keramik, kami harap postingan kali ini berguna buat Anda. Tolong postingan bisnis kriya keramik ini diviralkan agar semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi:
Menjadi Pebisnis Sukses
Peluang Bisnis Menguntungkan
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://bisnisid.com/manajemen-produksi-kerajinan-keramik/