Lima Belas Tahun Lalu Allahu Akbar 9353
Puasa Ayyamul Bidh Bulan Syaban yang Jatuh pada 19, 20, 21 April 2019, Adakah Niatnya?
by Saad Saefullah
PUASA Ayyamul Bidh adalah puasa pada tengah bulan, yaitu pada hari ke 13, 14, dan 15 hijriah tiap bulannya. Di bulan April 2019 ini, atau bulan Syaban, insyaAllah, akan jatuh pada tanggal 19,20 dan 21 April 2019. Adakah niatnya?
Kita disunnahkan untuk berpuasa minimal 3 hari tiap bulannya, maka Ayyamul Bidh pada kalender qomariyah itulah termasuk yang utama. Disebut Ayyamul Bidh karena pada 3 hari itulah bulan bersinar terang, sehingga malam tampak putih bercahaya.
Diantara dalil-dalil yang menjelaskan anjuran puasa ini adalah; Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)
Dan juga dari hadits Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
BACA JUGA: Mau Mengqadha Puasa? Ini Aturannya
Bagi Anda yang ingin melafalkan niat puasa Ayyaumul Bidh, maka berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu Sauma Ayyami Bidh Sunnatah Lillahi Ta’ala
Artinya :“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.” []
SUMBER: WAJIBBACA | BIMBINGAN ISLAM
https://www.islampos.com/puasa-ayyamul-bidh-bulan-syaban-yang-jatuh-pada-19-20-21-april-2019-adakah-niatnya-144483/?
Jelang Ramadhan, Keluarga di Gaza Kekurangan Makanan
by Sodikin
BULAN suci Ramadhan tinggal menghitung hari, seluruh Muslim di dunia menyambut dengan penuh sukacita. Sayangnya, warga Jalur Gaza yang hidup di tengah-tengah kondisi kemiskinan yang terus meningkat mengalami kesulitan menyambut Ramadhan. Ditambah lagi dengan meningkatnya blokade dan semakin memburuknya krisis yang kompleks.
Puluhan keluarga tidak menemukan makanan untuk anak-anak mereka, ditambah kebutuhan dasar lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan barang-barang rumah tangga lainnya.
Menurut Biro Statistik (BPS) Pusat Palestina, lebih dari setengah populasi Gaza selama dua tahun terakhir telah menderita kemiskinan.
Dalam laporan sebelumnya, BPS Palestina menjelaskan bahwa 53 persen dari populasi Gaza adalah warga miskin dan tingkat kemiskinan yang tinggi di Gaza terjadi pada saat blokade Israel terhadap Jalur Gaza sejak tahun 2007.
Ditambah sanksi yang diberlakukan Otoritas Palestina sejak dua tahun lalu, serta krisis produksi dan kelangkaan pekerjaan di pasar-pasal lokal Jalur Gaza.
Salah satu keluarga Palestina yang tinggal di kampung Syujaiya di sebelah timur Kota Gaza, melalui Pusat Informasi Palestina menyerukan dunia dan para dermawan mengalihkan perhatiannya pada kondisi kampung Syujaiya dan kondisi warganya.
Ummu Sa’id, wanita berusia 47 tahun ini menyerukan kepada orang-orang baik (para dermawan) di dalam dan di luar negeri agar melihat kondisinya dan kondisi 12 anaknya, di mana mereka semua tinggal di sebuah rumah yang luasnya tidak lebih dari 100 meter. Mereka terdiri dari 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Ummu Said mengatakan bahwa rumah mereka yang terdiri dari dua kamar dan dapur kecil beratap pelat seng, merupakan bangunan yang sudah sangat tua, lebih dari 30 tahun lalu.
Dia mengatakan bahwa semua orang tahu kondisi anak-anaknya. Empat dari mereka belajar di universitas tanpa mampu membayar biaya. Mereka terancam dikeluarkan dari universitas karena hal ini.
Dengan nada sedih dia mengatakan, “Lihatlah, bagaimana mereka berangkat ke kampus tanpa sarapan atau bahkan uang? Atau bangkan tanpa transportasi? Dengan terpaksa, setiap hari mereka berangkat dan pulang dari kampus dengan berjalan kaki.”
Ummu Said menambahkan bahwa anak-anaknya malu dengan rekan-rekannya di kampus. “Mereka membutuhkan banyak kebutuhan yang saya tidak bisa menyediakannya, bahkan layar televisi juga tidak ada di rumah kami.”
Ummu Sa’id mengatakan bahwa yang dia butuhkan tidak lebih dari renovasi atau pembangunan kembali rumahnya agar layak dihuni oleh anak-anaknya, dan mereka dapat tinggal di sana seperti keluarga lain.
“Kami berharap kepada Allah, kemudian kepada orang-orang baik untuk membantu kami membangun rumah kami agar mereka hidup seperti manusia. Bahkan anak-anak saya ngiri, ketika salah seorang dari mereka pergi mengunjungi rumah teman, kemudian menceritakan kepada ibunya: teman saya memiliki kamar dan tempat tidur,” papar Ummu Said.
Dia menuturkan bahwa hampir dipastikan tidak bisa menyediakan makan dengan cukup untuk anak-anaknya, apalagi daging, hanya bisa makan di saat lebaran saja.
Dia menegaskan, yang sangat dia butuhkan bukan makanan, meski serba kekurangan. Yang dibutuhkan adalah hidup dengan bermartabat di rumah yang bisa menampung dan bisa untuk istirahat di dalamnya.
Ummu Sa’id menegaskan, siap menjadi tuan rumah bagi para dermawan atau lembaga yang siap merenovasi rumahnya, memperbaiki kondisi anal-anaknya, atau bahkan mempekerjakan dari mereka agar bisa membantu keluarganya. []
SUMBER: PALINFO
Jelang Ramadhan, Keluarga di Gaza Kekurangan Makanan - Islampos
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2019/04/lima-belas-tahun-lalu-allahu-akbar-9353.html