Lebih 4 Jam Layar Sehari Terkait Dengan Tingginya Kadar Kebimbangan Dan Depresi Di Kalangan Remaja Menurut Data

---

Remaja yang menghabiskan empat jam atau lebih di depan layar setiap hari cenderung mengalami kecemasan dan depresi, menurut laporan terbaru dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional.
Dalam laporan yang dibagikan oleh agensi tersebut Rabu lalu, data menunjukkan sekitar separuh remaja berusia 12 hingga 17 tahun menghabiskan lebih dari 4 jam sehari untuk waktu layar antara Juli 2021 hingga Desember 2023. 22.8% melaporkan menghabiskan 3 jam, 17.8% 2 jam, 6.1% 1 jam, dan hanya 3% yang menghabiskan kurang dari 1 jam.
Dalam laporan tersebut, para remaja melaporkan sendiri penggunaan waktu layar mereka pada hari biasa, kecuali waktu yang digunakan untuk pekerjaan sekolah, jelas para penulis.
Selama periode yang sama, sekitar 1 dari 4 remaja yang melaporkan menghabiskan 4 jam atau lebih di depan layar mengalami kecemasan (27.1%) atau gejala depresi (25.9%) dalam dua minggu terakhir. Gejala kecemasan dan depresi secara signifikan berkurang pada remaja yang menghabiskan kurang dari 4 jam di depan layar, masing-masing menjadi 12.3% dan 9.5%.
“Studi seperti ini menunjukkan sejauh mana waktu yang dihabiskan anak-anak kita di depan layar dan dampak memprihatinkan terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan mereka,” kata Dr. Neha Chaudhary, seorang psikiater di Massachusetts General Hospital dan Harvard Medical School, serta Kepala Petugas Medis di Modern Health, kepada CBS News.
Dr. Chaudhary, yang tidak terlibat dalam penyusunan laporan ini, telah melihat sendiri bagaimana teknologi mempengaruhi tingkat stres, kecemasan, dan depresi pada anak-anak dan orang tua yang ia tangani.
Di sinilah letak masalahnya. Meskipun banyak penelitian menunjukkan hubungan antara media sosial dan kecemasan serta depresi, penyebabnya agak lebih rumit, ujarnya. Misalnya, bullying online, perbandingan sosial yang konstan, mencari validasi, dan dampaknya terhadap citra tubuh—semua ini membuat semakin masuk akal mengapa waktu yang lebih lama di sosial media dapat terkait dengan kecemasan dan depresi.
Namun, ada juga remaja yang berjuang dengan kesehatan mental mereka dan justru beralih ke medias sosial untuk mencari koneksi, validasi, atau bahkan sekadar pengalihan.
Bahkan organisasi seperti American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan agar remaja lebih sadar akan penggunaan layar harian mereka. Namun, perlu diingat bahwa “screen time” bisa mencakup berbagai konten, termasuk yang mendukung hubungan sosial atau kreativitas.
Inilah sebabnya Dr. Chaudhary menyebut teknologi sebagai “pedang bermata dua” untuk generasi kita. “Meskipun beberapa orang mungkin menemukan dukungan dan koneksi yang membuat mereka merasa lebih baik dengan bergabung dalam komunitas yang sebelumnya tidak mereka temui—banyak juga yang akhirnya merasa lebih buruk atau sama saja,” ujarnya. “Tantangan bagi orang tua dan anak-anak adalah bagaimana menyeimbangkannya agar kita dapat memanfaatkan manfaat tanpa mengorbankan kesehatan mental kita.”
Meskipun penggunaan layar umumnya seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam laporan terbaru, remaja kulit hitam dan mereka yang tinggal di daerah metropolitan lebih mungkin menghabiskan lebih dari 4 jam di depan layar dibandingkan kelompok lainnya.
“Ketika teknologi dan layar terus berkembang, pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anak semakin berubah, sehingga penting untuk memperluas pemahaman kita tentang pola penggunaan layar secara keseluruhan dan di antara subkelompok tertentu,” tulis penulis laporan.
Sara Moniuszko Sara Moniuszko adalah seorang jurnalis kesehatan dan gaya hidup di CBSNews.com. Sebelumnya, ia menulis untuk USA Today, di mana ia terpilih untuk membantu meluncurkan vertikal kesehatan di surat kabar tersebut. Kini, ia meliput berita terkini dan tren untuk HealthWatch CBS News.


Source link
The post Lebih 4 Jam Layar Sehari Terkait dengan Tingginya Kadar Kebimbangan dan Depresi di Kalangan Remaja, Menurut Data appeared first on Edisi Viral Plus.

---