Korona Dan Krisis Ekonomi Dorong Balkanisasi Indonesia
Oleh: Dr. Ibrahim Peyon
Data pemerintah jumlah penderita korona saat ini tidak banyak, tetapi virus ini menyebar cepat dan menjadi ketakutan besar bagi banyak orang.
Banyak kegiatan dihentikan, pelayanan publik ditunda dan atau dikerjakan secara online. Dampak yang lebih buruk dari virus ini, pertama: serang manusia - terserang penyakit, kematian, dan teror masal, kedua: krisis ekonomi - Krisis ekonomi global saat ini dan Indonesia.
Khusus Indonesia mungkin akan lebih parah dari krisis ekonomi 98, karena indikatornya sebagai berikut:
Kurs rupiah dari 14.000 menjadi 15.049/dolar dalam waktu empat hari. Diprediksi pelemahan ini akan sampai pada level 16.000/dolar bila korona tidak diatasi cepat.IHSG kolap menjadi 4.690 dan diprediksi akan terus jatuh.Utang luar negeri tembus Rp6.115 T pada akhir Januari 2020. Nilai itu dihitung kurs 14.200/dolar, kini 15.000 maka nilai utang bertambah.Nilai Export turun karena Migras, Batu Bara dan Kelapa sawit jatuh harga jual. Ini akan berdampak pada Devisa negara.Impor juga sudah turun karena harga meningkat.Cadangan devisa negara akan berkurang karena digunakan untuk tutup utang, tahan layu penurunan IHSG dan kurs rupiah, keluarkan atasi virus korona, anggarkan dana bantuan sosial, bayar pajak bagi karyawan perusahaan selama 6 bulan, dll.PHK sudah mulai di mana-mana - Indosat, Ice Gream, dll.Harga barang sudah mulai naik dan dampak pada inflasi.Sektor pariwisata akan kolap - perhotelan, restoran, tempat hiburan, tempat peramaian, objek-objek wisata, dll.Sektor perhubungan akan kolap, penerbangan, angkutan hubungan darat dan laut, pelabuhan, bandara, agen perjalanan, dll.Pusat belanja dan perdagangan sepi khusus usaha-usaha bahan sekunder atau lux seperti kosmetik, elekronik, dll.Pelayanan publik lumpuh dan berdampak pd pendapatan sektor-sektor usaha di sekitar - sekolah, perkantoran, bandara, pelabuhan.Peliburan karyawan perusahaan dan buruh dampak pada pendapatan kapital dan pajak.Pemda di daerah desinasti wisata dilarang tarik pajak maka dampak APBD.Perang terbuka antara Militer Papua dan Militer Indonesia di Tembagapura. Misi militer Papua tutup operasi Freeport, sedang misi militer Indonesia amankan operasi Freeport. Bila perang ini meluas pada saat krisis ekonomi Indonesia, maka pemerintah Indonesia tidak mampu keluarkan anggaran untuk operasi militer ini. Maka secara otomatis operasi militer Indonesia berhenti, maka militer Papua berhasil tutup Freeport, ini akan mempengaruhi kehilangan APBN Indonesia, dan banyak sektor ekonomi dan Politik di Indonesia. Termasuk Amerika dan 27 negara lain mempunyai saham di Freeport.Likuidasi Bank. Bila Ekonomi kolap dan krisis ekonomi lebih dalam, rakyat secara ramai-ramai jual saham dan tarik uang mereka dari bank-bank untuk membeli kebutuhan pokoh dan simpan sendiri di rumah-rumah mereka, maka yang akan terjadi adalah likuidasi bank-bank atau penutupan bank-bank.
Bila indikator-indikator ini jatuh lebih dalam dan kolap ekonomi Indonesia, maka tahap berikut adalah krisis sosial dan politik. Krisis sosial ialah kematian manusia karena virus dan kelaparan negara-bangsa akibat krisis ekonomi. Bila rakyat sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar maka tingkat kriminalitas dan kerusuhan muncul di mana-mana. Krisis sosial ini ditindak secara represif oleh aparatur negara TNI-POLRI atas nama negara dan undang-undang. Tetapi, bila tekanan virus, ekonomi dan represif aparatus negara sangat besar maka menimpulkan krisis kepercayaan terhadap pemerintah dan negara, akibatnya Indonesia akan pecah dan bubar. Tiap daerah akan mendirikan negara sendiri dan merdeka secara politik dan berdaulat.
Hal macam ini bisa saja terjadi bila pemerintah tidak mampu atasi krisis korona dan krisis ekonomi saat ini. Karena Indonesia sendiri tidak terbuka penyebaran virus dan para penderitanya, apalagi tidak diisolasi daerah-daerah yang terkenal virus ini. Jika daerah-daerah yang kena dampak virus itu tidak diisolasi maka penyebaran virus sangat cepat dan meluas. Sebaliknya, daerah-daerah yang kena dampak virus itu disolasi maka ekonomi akan kolap dan krisis ekonomi luar biasa. Maka maju kena, mundur pun kena. Tajam depan belakang.
Ko hebat Corona!!!
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2020/03/korona-dan-krisis-ekonomi-dorong.html