Kisah Nenek Di Bogor Naik Haji Dari Hasil Memulung
Mimpi Maryani, nenek 64 tahun untuk berangkat ke tanah suci kini terwujud. Dari hasil jerih payahnya memulung barang rongsokan, ia kini bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.
Dia terbang bersama rombongan kloter 88 Kota Bogor dan akan berangkat pada 1 Agustus 2019.
“Alhamdulillah tahun ini bisa berangkat haji,” kata Maryani ditemui di rumahnya di Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor, Kamis (11/7/2019).
Maryani bercerita, keinginannya untuk berangkat ke rumah Allah SWT di Tanah Suci Mekkah sudah dicita-citakannya sejak tahun 80-an, setelah suaminya meninggal.
Keinginannya yang kuat untuk naik haji membuat ia harus berusaha mencari uang dengan mengumpulkan barang rongsokan.
Sejak tahun 1993, saban hari dia memungut sampah seperti kardus, botol, serta barang bekas lain. Berbekal kantong plastik, pemulung ini berkeliling kampungnya sebelum azan subuh.
Ketika matahari terbit, dia turun ke Sungai Ciliwung tepat berada di belakang rumahnya. Bermodal kantong plastik, nenek 6 cucu ini memunguti barang rongsokan di pinggiran sungai. Barang-barang bekas itu dia kumpulkan dalam karung dan disimpan samping rumahnya.
“Barang rongsokan saya kumpulkan selama setahun lalu dijual. Begitu seterusnya selama bertahun-tahun. Sebab, kalau tiap hari dijual, hasilnya cuma sedikit, paling Rp 5 ribu-Rp 7 ribu-an,” ujar Maryani.
Dalam setahun, dia mampu menjual barang rongsokan senilai Rp 1,2 juta. Rp 200 ribu disisihkan untuk kebutuhan sehari-hari, selebihnya uang tersebut dia tabungkan di bank.
Nekat Daftar Haji
Sebelas tahun kemudian, uang itu terkumpul sebesar Rp 25 juta. Meski masih kurang 10 juta, dia nekat mendaftarkan diri untuk beribadah haji lewat bank tempatnya menabung.
“Tahun 2012 uang tabungan ada Rp 25 juta. Karena waktu itu masih kurang Rp 10 juta,” terang Maryani yang kini tinggal bersama anak keempat dari lima bersaudara itu.
Untuk membayar sisa kekurangannya, ia harus mencari cara agar bisa segera menunaikan ibadah haji. Tak hanya sebagai pemulung, jika sore hujan, esok paginya dia mencari pasir di sungai sambil memungut rongsokan.
Setiap kali menambang, ia mampu mengumpulkan minimal 5 karung pasir. Kemudian dia jual seharga Rp 8 ribu per karung.
“Dari hasil jual pasir bisa nambah-nambah bayar cicilan naik haji,” ungkapnya bahagia.
Hingga akhirnya ia terkejut setelah mendapat kabar dari pihak bank memberitahukan keberangkatannya tahun 2019 ini.
Setelah mendapat kabar menggembirakan itu, dia dan kelima anak-anaknya hanya bisa menitikan air mata.
“Alhamdulillah, cita-cita saya terkabul. Niat saya ke tanah suci ingin melengkapi rukun Islam kelima,” ucapnya.
Sumber: liputan6.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/kisah-nenek-di-bogor-naik-haji-dari-hasil-memulung/