Kisah Mbah Jariman Penjual Cendol Yang Rajin Sedekah
Tidak ada yang ingin hidup susah dan berlelah-lelah saat usianya sudah sangat senja. Tapi karena keadaan, beberapa orang terpaksa harus banting tulang di usianya yang tak muda lagi.
Berlelah-lelah untuk mengais rezeki dan mencukupi kebutuhan keluarga, atau sekedar untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri.
Mbah Jariman, misalnya. Lansia berusia 74 tahun ini harus berjualan cendol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Setiap hari ia menuntun sepeda tua yang di atasnya terdapat bakul yang berisi air cendol demi membawa pulang Rp 40 ribu dari hasil jualannya.
Meski hidup dalam kondisi yang prihatin, Mbah Jariman dan istrinya tetap hidup dengan penuh syukur.
Mbah Jariman tetap mengikuti sholat berjamaah di masjid sambil menyisihkan uang untuk berinfaq. Untuk mengetahui cerita selengkapnya simak ulasannya berikut ini!
Potret Mbah Jariman Menuntun Dagangan
Mbah Jariman merupakan seorang penjual es cendol. Ia diketahui menjajakan dagangannya tersebut dari siang hari hingga senja menghampiri.
Dulu, Mbah Jariman mampu mengayuh sepeda tuanya. Kini, ia tak kuasa menahan beban kedua bakulnya. Lantaran sering sakit, Mbah Jariman mengaku takut terjatuh jika ia tetap memaksakan diri untuk mengayuh sepeda.
” Dulu, ia masih sanggup menggowes namun kini ia takut jatuh karena sudah sakit-sakitan dan sering gemetar tiba-tiba,” dikutip dari laman kitabisa.com.
Sering Kehujanan, Tak Sanggup Lari
Tubuhnya yang kini mulai bungkuk membuat Mbah Jariman tak mampu lagi untuk berdiri tegap apalagi berlari. Hal itu membuat dirinya seringkali basah kuyup saat hujan turun. Meski begitu, Mbah Jariman menganggapnya sebagai suatu berkah.
” Paling kendala itu kalau hujan saja. Saya sudah enggak kuat lari, jadi pasti bajunya basah semua. Enggak apa-apa namanya mencari rezeki, Insya Allah malah berkah,” ujar Mbah Jariman, dikutip dari laman kitabisa.com
Demi Uang Rp40 Ribu
Terkadang, Mbah Jariman harus menelan kenyataan hidup yang cukup pahit. Perjuangannya sekuat tenaga hanya membuahkan hasil sekitar Rp40 ribu setiap harinya.
” Walau bakul berisi air penuh itu amat berat, namun ia tetap jualan dari desa sampai kota demi bawa pulang 40 ribu,” dikutip dari laman kitabisa.com.
Kendati demikian, ia tetap merasa bersyukur dapat membawa pulang rezeki untuk sang istri yang setia menunggunya di rumah.
” Insya Allah, ada rejeki yang barokah, yang halal ya bu. Saya diparingi selamat. Aamiin,” ujarnya kepada sang istri.
Rajin Berbagi dan Sedekah
Dagangan Mbah Jariman pun diungkapkannya seringkali tak membuahkan hasil. Alhasil, ia acapkali memutuskan untuk membagikan dagangannya kepada banyak orang, terutama anak kecil dan mereka yang tak memiliki uang untuk membeli.
” Biar enggak basi cendolnya, saya suka bagi-bagi sama anak kecil yang saya lihat, terutama yang enggak ada uang untuk beli. Hitung-hitung tabungan saya dan ibu di akhirat. Saya sudah tua, tidak tahu umurnya sampai kapan,” ujarnya.
Impian Haru Mbah Jariman dan Istri
Rupanya ada alasan untuk Mbah Jariman berjuang dengan gigih. Mbah Jariman yang kini hanya tinggal bersama istri tercinta di gubuk sederhana memiliki impian untuk bisa pergi beribadah ke Tanah Suci Mekah bersama.
” Uang jual cendol saya simpan buat makan, buat infaq, kalau masih sisa lagi nabung untuk ke Rumah Allah, di Mekkah sana. Walau sekarang hanya bisa lihat dalam mimpi, tapi suatu saat semoga bisa lihat langsung,” ungkapnya.
Sumber : Merdeka.com
The post Kisah Mbah Jariman, Penjual Cendol yang Rajin Sedekah appeared first on Ayo Baca.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://congkop.xyz/2021/01/09/kisah-mbah-jariman-penjual-cendol-yang-rajin-sedekah/