Islam Masuk Ke Jawa Kisah Sultan Al Ghabbah Sampai Ruqyah Syaikh Subakir



PADA zaman Kerajaan Majapahit, Gresik sudah menjadi bandar dagang yang cukup besar. Melalui pusat dagang tersebut, Majapahit banyak memperoleh keuntungan. Bahkan pusat dagang Gresik merupakan salah satu sumber utama yang menopang perekonomian Majapahit.

Dukut, dkk. dalam bukunya berjudul “Grissee Tempo Doeloe” menjelaskan bahwa pusat dagang Gresik pada masa tersebut bergerak melalui pelabuhan di pantai Jawa Timur Gerawasi. Nama Gerawasi yang dikenal pada abad ke-14 M tersebut, bermakna tempat beristirahat. Melalui nama tersebut pada akhirnya masyarakat Jawa menyebut Gerawasi dengan nama Gresik.
Dalam buku “Babad Gresik” Soekarman (1990) menjelaskan ketika bandar Gresik mulai dikenal oleh masyakat, maka Gresik menjadi bandar yang ramai disinggahi para saudagar Islam yang hendak berdagang sekaligus mendakwahkan Islam di tanah Jawa.
Sejarah mencatat bahwa penyebaran Islam di Gresik, bermula pada abad ke-14 M melalui saudagar Islam dan para ulama, termasuk Syaikh Maulana Malik Ibrahim, yang datang di wilayah ini.
Kala itu Islam tidak langsung diterima di Jawa juga di Indonesia. Tercatat Islam mulai masuk di Indonesia sejak abad ke-7 M dan baru dapat diterima secara luas pada sekitar pertengahan abad ke-15 M di era kepemimpinan Wali Songo .
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia lebih dahulu menganut beberapa kepercayaan dan agama. Di antara kepercayaan itu adalah agama Kapitayan.
Sunyoto dalam “Atlas Wali Songo (Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo sebagai Fakta Sejarah)” menyebut agama Kapitayan telah tumbuh dan berkembang sejak zaman paleolithik sampai dengan zaman perunggu dan besi. Agama Kapitayan biasa disebut dengan kepercayaan animisme dan dinamisme yaitu mempercayai adanya benda-benda yang memiliki daya sakti dan kepercayaan terhadap arwah leluhur.
Seiring dengan berjalannya waktu, menurut Thomas Stamford Raffles, dalam bukunya “The History of Java” masyarakat Indonesia mulai mengenal agama Hindu-Buddha yang ditandai dengan munculnya Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda pada abad ke-4 dan ke-7 M.
Islam Masuk ke Indonesia
Pada saat agama Hindu-Buddha bertahta di Indonesia tersebut yaitu pada abad ke-7 M, Islam sebenarnya juga telah masuk di Indonesia. Wheatley dalam The Golden Kersonense: Studies in Historical Geography of The Malay Peninsula Before (1961) mencatat, bahwa:
“Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dibawa oleh saudagar Arab saat membangun jalur perhubungan dagang dengan Nusantara. Kehadiran saudagar Arab di Kerajaan Kalingga pada abad ke-7 M tersebut bertepatan dengan kepemimpinan Ratu Simha. Beliau adalah sosok ratu yang dikenal cukup keras dalam menerapkan hukum Islam termasuk pada anggota keluarganya yaitu putra mahkotanya.”
Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Kepulauan Nusantara Awal (2009), juga menyebutkan bahwa Islam sudah masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke-7 M yang dicatat oleh pengelana China I-Tsing yang menyebutkan bahwa pada saat itu lalu lintas laut antara Arab-Persia-India-Sriwijaya sudah sangat ramai.
Dinasti Tang juga menyebutkan bahwa pada abad ke-9 dan 10 M pedagang muslim Arab (Tashih) sudah banyak yang sampai di wilayah Kanton dan Sumatra. Para pedagang Arab tersebut kemudian melakukan Islamisasi salah satunya melalui jalur pernikahan yaitu dengan cara melangsungkan pernikahan dengan putri para petinggi dan bangsawan pribumi setempat.
Hal tersebut juga diperkuat dengan tulisan pengelana bernama Marcopolo pada tahun 1292 dalam perjalanannya pulang ke Eropa, ia singgah di sebuah kota Islam bernama Perlak yang bertempat di sebelah utara Sumatra.
Selain itu juga disebutkan oleh seorang pengelana asal Maroko bernama Ibnu Batutta yang bercerita mengenai kunjungannya ke kesultanan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra Pasai pada tahun 1345.
Masuknya Islam di Indonesia sejak abad ke-7 M tersebut bukan berarti Islam telah diterima secara luas dan menyeluruh oleh masyarakat pribumi Indonesia.
Sebaliknya Islam pada kurun waktu tersebut masih mendapat penolakan oleh masyarakat pada umumnya. Sunyoto mengatakan fakta sejarah tersebut dapat terlihat dari catatan Marcopolo saat singgah di kota Perlak sebelum kembali ke Eropa yang menyebutkan bahwa penduduk Perlak di sebelah utara Sumatra terbagi pada tiga golongan, yaitu (1) golongan masyarakat kaum muslim China, (2) golongan kaum muslim Arab-Persia, dan (3) golongan penduduk pribumi yang masih memuja roh-roh leluhur dan hidup kanibal atau memakan sesama manusia.
Kisah Sultan Al-Ghabbah
Mengetahui fakta tersebut dalam misi mengislamkan tanah Jawa, Sultan Al-Ghabbah (nama daerah dekat Samarkand) dari negeri Rum mengirim 4000 keluarga muslim untuk menghuni pulau Jawa. Namun dikisahkan semua keluarga muslim tersebut tewas dibunuh siluman yang menghuni pulau Jawa.
Sultan Al-Ghabbah kembali mengirim 2000 keluarga muslim untuk menghuni pulau Jawa, namun semuanya kembali tewas.
Muhammad Dhiyauddin Quswandhi dalam bukunya berjudul “Waliyah Zainab Putri Pewaris Syeikh Sitti Jenar-Sejarah Agama dan Peradaban di Pulau Bawean” menulis bahwa pada abad ke-14 M, Sultan Al-Ghabbah mengutus Syaikh Baqir atau masyhur dengan nama Syaikh Subakir ke tanah Jawa untuk meruqyah tanah Jawa (sebelumnya juga singgah dan meruqyah pulau Bawean) sebagai awal pembuka jalan dakwah, dan menghilangkan anasir-anasir jahat akibat dominasi jin dan siluman yang terkait dengan ritual agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat setempat sebelum-nya (Kapitayan-Hindu-Buddha).
Selain itu juga untuk membuka hati masyarakat Jawa agar terbuka hatinya terhadap Islam yang akan segera datang di bawah panji Walisongo.
Menurut Mat Sukri, dalam “Kitab Musarar Syeikh Subakir (Asal-Muasal Tanah Jawa)” perjalanan Syaikh Subakir di tanah Jawa tertulis dalam manuskrip kuno berjudul Kitab Musarar berbentuk tembang/puisi Jawa.
Berdasarkan fakta sejarah di atas, Islam mulai dikenal oleh penduduk pribumi di Indonesia sejak abad ke-7 M mengalami hambatan dan belum diterima sampai pada abad ke-15 M.
Hal tersebut berarti sekitar kurun waktu delapan abad lamanya sampai Islam mulai dianut secara menyeluruh oleh masyarakat pribumi Indonesia yaitu pada pertengahan abad ke-15 M.
Muhammad Dhiyauddin mengatakan setelah Pulau Jawa dan Pulau Bawean yang diruqyah oleh Syaikh Subakir, maka Pulau Jawa disebutkan telah siap menerima dakwah Islam para mubaligh berikutnya yaitu dakwah Walisongo.
Di antara anggota Walisongo yang berdakwah di Jawa pada periode awal yaitu Syaikh Maulana Malik Ibrahim.
Walisongo
Menurut Solichin Salam dalam bukunya berjudul “Sekitar Walisongo”, kata Walisongo merupakan gabungan dua kata yang berasal dari kata wali dan songo.
Kata wali berasal dari bahasa Arab, satu singkatan dari kata waliyullah yang berarti orang yang mencintai dan dicintai Allah. Sedangkan kata songo berasal dari bahasa Jawa yang berarti sembilan. Jadi, Wali Songo berarti wali yang berjumlah sembilan, yaitu sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah.
Mereka dipandang sebagai ketua mubaligh Islam yang bertugas mengislamkan daerah-daerah dan penduduk yang belum memeluk Islam di Jawa. Sembilan wali (Wali Songo) tersebut adalah Sunan Gresik (Syaikh Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati.
Wali Songo mendakwahkan Islam dengan damai, santun, serta tanpa paksaan. Gerakan damai yang dilakukan oleh Wali Songo menunjuk pada usaha-usaha penyampaian dakwah Islam melalui prinsip maw’izhatul hasanah wa mujadalah billati hiya ahsan, yaitu sebuah metode penyampaian ajaran Islam melalui cara dan tutur bahasa yang baik.
Ajaran Islam yang dikemas oleh Walisongo sebagai ajaran yang sederhana dan dikaitkan dengan pemahaman masyarakat setempat atau dapat dipahami dengan Islam yang dibumikan sesuai adat budaya dan kepercayaan penduduk setempat melalui proses asimilasi dan sinkretisme.
Kehadiran Walisongo juga berkaitan dengan proses menguatnya kembali unsur-unsur budaya asli Nusantara. Melalui prinsip dakwah yang kemudian oleh para ulama disebut dengan al-muhafazah ‘alal qadimish shalih wal akhdu bil jadilil ashlah, yaitu memelihara khazanah masa lalu yang baik serta mengadopsi perkembangan terbaru yang lebih baik.
Melalui prinsip tersebut, menurut Suyoto, unsur-unsur budaya lokal yang sudah ada sebelum Islam masuk ke Nusantara yang dianggap sesuai dengan sendi-sendi tauhid kemudian diserap ke dalam dakwah Islam. Pelaksanaan dakwah dengan cara tersebut memang memerlukan waktu yang lama, akan tetapi berlangsung secara damai.
Artikel asli : sindonews.com
The post Islam Masuk ke Jawa: Kisah Sultan Al-Ghabbah Sampai Ruqyah Syaikh Subakir appeared first on Ayo Baca.


Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

https://congkop.xyz/2020/12/24/islam-masuk-ke-jawa-kisah-sultan-al-ghabbah-sampai-ruqyah-syaikh-subakir/

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Merinding Baca Kisah Hamzah Derbeshyr Akhirnya Masuk Islam

Merinding Baca Kisah Hamzah Derbeshyr Akhirnya Masuk Islam

papar berkaitan - pada 11/12/2020 - jumlah : 298 hits
Yusuf Derbeshyr merupakan seorang pemuda Inggris Seperti pemuda Inggris pada umumnya yang suka bersenang senang Yusuf juga menjalani kehidupannya seperti itu Setiap akhir pekan dia selalu pergi ke bar untuk minum minum dan berkumpul bersama...
Kisah Penyintas Rajin Olahraga Tidak Merokok Masuk Icu Karena Covid 19

Kisah Penyintas Rajin Olahraga Tidak Merokok Masuk Icu Karena Covid 19

papar berkaitan - pada 20/12/2020 - jumlah : 243 hits
Buat yang masih mengira Covid ini konspirasi atau bohong mungkin kalian harus kena dan ngerasain dulu baru menyadarinya Covid is real katanya
Hati Mereka Teringin Sangat Hendak Masuk Islam Tujuh Sekeluarga Kagum Ustaz Ebit Lew Peluk Islam

Hati Mereka Teringin Sangat Hendak Masuk Islam Tujuh Sekeluarga Kagum Ustaz Ebit Lew Peluk Islam

papar berkaitan - pada 22/12/2020 - jumlah : 352 hits
555 total views 555 views today Tular di media sosial hari pendakwah terkenal Ustaz Ebit Lew membantu tujuh sekeluarga memeluk Islam Semuanya bermula ketika Ebit membuat kunjungan ke gerai buah mereka di Medan Gopeng Perak Rupanya setiap ha...
Berawal Ikut Kajian Wanita Ini Akhirnya Putuskan Masuk Islam Netizen Semoga Istiqomah

Berawal Ikut Kajian Wanita Ini Akhirnya Putuskan Masuk Islam Netizen Semoga Istiqomah

papar berkaitan - pada 26/12/2020 - jumlah : 294 hits
Mualaf merupakan sebutan bagi orang non muslim yang mempunyai harapan masuk agama Islam atau orang yang baru masuk Islam Seseorang yang ingin masuk Islam cukup melafalkan dua kalimat syahadat dan menjalan kewajiban agama seperti sholat lima...
Ingatan Dan Kemurkaan Sultan Orang Politik Masuk Telinga Kanan Keluar Telinga Kiri Besok Ulang Lagi

Ingatan Dan Kemurkaan Sultan Orang Politik Masuk Telinga Kanan Keluar Telinga Kiri Besok Ulang Lagi

papar berkaitan - pada 11/12/2020 - jumlah : 373 hits
Kalau Menteri hayati sumpah dan ikrar mereka dapat kuasa tak mungkin akan korup dan jadi penyamun
Kisah Dramatis Penangkapan Makhluk Misterius Penghisap Darah Polisi Kerahkan Pasukan Bersenjata

Kisah Dramatis Penangkapan Makhluk Misterius Penghisap Darah Polisi Kerahkan Pasukan Bersenjata

papar berkaitan - pada 21/12/2020 - jumlah : 229 hits
Kisah Dramatis Penangkapan Makhluk Misterius Penghisap Darah Polisi Kerahkan Pasukan Bersenjata Source https www tribunnews com nasional 2020 12 21 kisah dramatis penangkapan makhluk misterius penghisap darah polisi kerahkan pasukan bersenj...
Kisah Pilu Polisi Kehilangan 2 Anak Sekaligus Kesetrum Tiang Listrik Saat Hujan Deras

Kisah Pilu Polisi Kehilangan 2 Anak Sekaligus Kesetrum Tiang Listrik Saat Hujan Deras

papar berkaitan - pada 22/12/2020 - jumlah : 250 hits
Insiden tragis dua bocah kakak adik asal Desa Kacangan Kecamatan Sumberlawang Sragen Sabtu petang Dua putra Kanit Reskrim Polsek Miri Aiptu Suwito meninggal secara tragis usai kesetrum secara beruntun Dua bocah malang itu yakni Hendy Wahyu ...
Salam Dalam Salat Jenazah Sekali Atau Dua Kali

10 Praktik Keberlanjutan Yang Wajib Diterapkan Di Tahun 2025

Whatsapp Tak Lagi Sokong Peranti Android Lama Mulai 1 Januari 2025

Takwim Cuti Persekolahan Tahun 2025 2026

Melawat Ke Sand Dunes Di Tottori Jepun

10 Perusahaan Rental Mobil Pontianak Resmi Update 2025

Nigeria Tragedi Rempuhan Sempena Agihan Makanan Pra Krismas Ragut 67 Nyawa

Helikopter Terhempas Di Hospital Di Turkiye Empat Maut


echo '';
5 Insiden Jalan Sesak Yang Berlaku Lebih 24 Jam Durasinya

Senarai Lagu Tugasan Konsert Minggu 6 Gegar Vaganza 2024 Musim 11

Keputusan Markah Peserta Konsert Minggu 5 Gegar Vaganza 2024 Musim 11

10 Filem Drama Seram Melayu Berhantu Terbaru 2024 2025 Mesti Tonton

One In A Million 2024 Senarai Peserta Juri Format Pemarkahan Hadiah Dan Segala Info Saksikan Live Di TV3 Malaysia Dan Tonton Calpis Soda OIAM


Anak Anak Tak Izin Rita Rudaini Kahwin Lagi Mommy Seorang Pun Dah Cukup

Coretan Penuh Makna Syasya Rizal Setelah Bergelar Ibu

Airport Berpenunggu

Panduan Lengkap Untuk Reka Bentuk Kotak Pembungkusan Makanan Yang Menarik

10 Tips Pilih Pam Tayar Kereta Tekanan Angin Tayar Kereta Yang Sesuai

Catatan Hari Terakhir Trip Ke Kuching