Fitrah Hidup Manusia Yang Sebenar Benarnya Ialah Mengabdikan Diri Pada Allah 9553
✅(Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS. Al-Baqarah: 132).
✅Ketika Abu Tholib menjelang wafat datanglah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam kemudian beliau mendapati di sisi Abu Tholib ada Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughiroh. Maka Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berkata: Wahai pamanku, ucapkanlah Laa Ilaaha Illallah, suatu kalimat yang aku akan bersaksi untukmu nanti di sisi Allah. Kemudian Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata: Wahai Abu Tholib, apakah engkau benci agama Abdul Muththolib?! Terus menerus Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengajak mengucapkan ucapan itu dan mengulanginya hingga akhir ucapan Abu Tholib adalah ia tetap berada di atas agama Abdul Muththolib dan enggan mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Maka Rasulullah shollallahu alaihi wasallam kemudian berkata: Demi Allah, sungguh aku akan memintakan ampunan untukmu kepada Allah selama aku tidak dilarang. (HR Bukhari Muslim)
✅Kemudian turunlah ayat,
“Tidak pantas bagi seorang Nabi dan bagi orang-orang yang beriman, mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang musyrik, meskipun mereka memiliki hubungan kekerabatan, setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. At-Taubah: 113)
✅Allah berfirman:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki.” (Al Qashash/28 : 56)
✅Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam dan Bapaknya di Hari Kiamat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari Kiamat kelak, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bertemu dengan ayahnya, Azar, sementara wajah Azar hitam kelam dan berdebu. Lantas Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata kepadanya, ‘Bukankah saya pernah melarangmu agar tidak durhaka kepadaku?’ Ayahnya menjawab, ‘Hari ini aku tidak akan durhaka kepadamu.’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata, ‘Ya Rabbi! Sungguh, Engkau telah berjanji kepadaku agar Engkau tidak menghinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina daripada keadaan ayahku yang dijauhkan dari rahmat-Mu?’ Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengharamkan Surga bagi orang-orang kafir.’ Selanjutnya ditanyakan kepada kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, ‘Wahai Ibrahim! Apa yang ada di bawah kedua kakimu?’ Beliau pun melihat di bawahnya, ternyata di situ terdapat sesosok anjing hutan yang berlumur kotoran terlihat sedang tertunduk, lalu kaki-kakinya diikat dan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari)
🎀Dalam riwayat lain dikatakan ayahnya Nabi Ibrahim menjadi hina semacam anjing kecil yang berdarah darah dan dilemparkan kedalam neraka.
🎀“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat bahwa kamu dan kaummu berada dalam kesesatan yang nyata." (Qs. Al-An'am (6)74)
Disusun oleh Humaira Medina
Kumpulan Doa-doa.
﷽
Berada di Zaman Al Qur'an Semakin Diabaikan
Allah ﷻ berfirman:
Berkata Rosulullah ﷺ: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al Qur’an ini sesuatu yang di acuhkan. (Al Furqon : 30)
Ya Akhi ... Ya Ukhti tercinta,
Hari ini banyak kudengar dan kusaksikan dari para pria dan wanita yang telah mengabaikan terhadap kitabulloh Al Qur’an, baik membaca atau menelaahnya dengan alasan terlalu sibuk baik kuliah, kerja atau mengurus suami dan anak, serta sibuk mengurus rumah tangga dan lain sebagainya.
Untuk Akhi, memang berkewajiban untuk menafkasi anak dan istri tetapi hak Allah ﷻ lebih besar daripada hak menafkahi keluargamu.
Untuk Ukhty memang suami memiliki hak padamu, tetapi hak Allah ﷻ lebih besar daripada hak suami dan keluargamu.
Ironisnya banyak waktu yang terbuang percuma, seperti di sosial media, bekerja siang dan malam, belanja dan ngobrol lewat telpon, atau ngobrol lewat chat di WA mu
Bagi Akhi yang sudah berumah tangga adakah sibuk mencari nafkah dijadikan alasan ketika diingatkan tentang hak Allah ﷻ?
Meskipun yang kau lakukan itu benar untuk mencari nafkah demi memenuhi kewajibanmu sebagai suami, tetapi di katakan bukan kewajiaban yang baik jika mengabaikan hak dan syari’at Allah ﷻ.
Bagi ukhti yang telah bersuami, adakah hal-hal tadi menjaga hak suami? Atau hak suami dijadikan alasan bila mulai diingatkan tentang hak Allah ﷻ?
Meskipun yang kau lakukan itu benar, tetapi di katakan hak suami jika bukan sejalan dengan hak dan syari’at Allah ﷻ..
Untuk akhi dan ukhti yang sibukkan oleh pekerjaan, rumah tangga maupun yang masih kuliah dan belajar...
Adakah hal-hal tadi menjaga hak dirimu untuk bersenang-senang atau berbakti pada kedua orang tua?
Atau memanjakan dirimu dan birrul walidayin (berbakti pada orang tua) engkau jadikan alasan ketika mulai diingatkan tentang hak Allah ﷻ?
Untuk akhi,
Sejarah memperlihatkan Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu yang juga sibuk dengan pekerjaan, tapi tak pernah melalaikan Al Qur'an, masih sempat shalat tahajjud sampai mengqatamkan Al Qur'an, beliau suami dari 2 putri Nabi ﷺ
Untuk ukthi,
Sejarah memperlihatkan profil ‘Aisyah dan Ummu Salamah, wanita yang berhasil dalam karya, dari melayani suaminya, Rasulullah ﷺ, juga selalu berpegang teguh kepada Kitabullah Al Qur’an
Renungkanlah mereka yang penuh kesibukan, tetapi tidak mengabaikan hak-hak Allah ﷻ bagi dirinya!
Maka janganlah jadi seperti Mayat!.
"Mayat itu bukan yang keluar ruh dari jasadnya, Mayat itu yang TIDAK TAHU HAK RABBnya atas dirinya" (Ibnul Jauzy)
•
📃Problematika muslim maupun muslimah dewasa ini adalah mereka melalaikan dan tidak menghayati firman Allah.
Perintah-perintah Allah ﷻ melalui Alquran banyak yang terlewatkan.
Jangankan untuk mengamalkannya, untuk membacanya saja kaum muslimin mulai terlalaikan.
Lalu masih kah di pertanyakan mengapa, maksiat dianggap biasa, campur aduk yang haq dan yang bathil sampai bencana ada dimana-mana?
Sumber:
KUMPULAN DOA DOA
https://www.facebook.com/hashtag/selfreminder?epa=HASHTAG
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2020/01/fitrah-hidup-manusia-yang-sebenar.html