Cerita Korban Selamat Banjir Bandang Mojokerto Yang Terseret Arus
Banjir bandang yang menerjang Dusun Watusari, Desa Wotanmas Jedong, Ngoro, Mojokerto, menyisakan trauma bagi pasangan Abdul Rozak (45) dan Legini (40). Betapa tidak, pasangan suami-istri ini sempat terseret banjir bandang sejauh 10 meter.
Rozak mengatakan, saat banjir bandang menerjang, dirinya sedang di depan rumah. Sedangkan sang istri berada di dalam rumah lantaran hendak mandi.
Rasa takut bercampur panik menyergapnya saat material lumpur bercampur bebatuan besar dan pepohonan menerjang dari atas bukit di depan rumahnya.
Bukit tersebut merupakan lereng Gunung Penanggungan. Banjir bandang menerjang disertai dengan suara gemuruh yang cukup kencang.
“Saya langsung teriak-teriak memanggil istri saya. Saya suruh keluar dari rumah,” kata Rozak kepada detikcom di rumah kerabatnya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya, Jumat (18/1/2019).
Rumah Rozak hanya berjarak sekitar 2 meter dari Sungai Kemiri. Banjir bandang menerjang rumahnya.
Saat lumpur bercampur batu menerjang, lanjut Rozak, dirinya dan Legini masih berada di teras untuk menutup pintu depan rumahnya.
Seketika material banjir bandang menerjang tubuh pasangan suami-istri ini. Keduanya pun terseret ke sebelah kiri rumah mereka sejauh 10 meter.
“Untung saya bisa pegangan ke pohon jaranan di sebelah rumah saya. Istri saya memegang erat tubuh saya,” terangnya.
Bapak dua anak ini mengaku bertahan sekitar 10 menit di tengah terjangan banjir bandang.
Dengan sekuat tenaga, Rozak berusaha menyelamatkan diri saat terjangan material dari lereng Gunung Penanggungan itu mulai reda.
“Saya keluar dari lokasi situ masih gemuruh. Batu campur lumpur dan pepohonan masih terus menerjang,” ungkapnya.
Terjangan banjir bandang membuat Legini mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.
Kandang berisi tujuh ekor kambing miliknya hanyut. Dari jumlah itu, 2 kambing ditemukan hidup, 1 mati, sedangkan 4 lainnya hilang.
“Kerugian kambing saja, sekitar Rp 5 juta, karena kambingnya kecil-kecil,” ujarnya.
Banjir bandang juga merobohkan teras rumah Rozak. Lumpur setinggi lutut orang dewasa masuk rumah.
Sehari-hari pasangan ini hanya tinggal berdua. Anak pertama Rozak sudah berumah tangga, sedangkan anak keduanya tinggal di pesantren.
“Sementara ini saya tinggal di rumah saudara, saya masih trauma tinggal di rumah saya. Inginnya pindah saja,” ungkapnya.
Banjir bandang di Dusun Watusari terjadi sekitar pukul 18.30 WIB. Material lumpur bercampur bebatuan besar dan pepohonan menerjang dari lereng Gunung Penanggungan. Terjangan banjir bandang berlangsung sekitar 30 menit.
Material tersebut menutup jalan antardusun sepanjang sekitar 30 meter. Jalan dengan permukaan paving block berubah layaknya sungai yang penuh lumpur dan bebatuan besar. Jembatan sepanjang 8 meter di jalan tersebut juga tertimbun.
Material lumpur juga menerjang rumah tiga warga lainnya.
Sumber: detik.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/cerita-korban-selamat-banjir-bandang-mojokerto-yang-terseret-arus/