Cara Menghitung Hpp Produksi Bakso Menggunakan Zahir Accounting Standar
Kalimat dalam paragraf diatas merupakan permintaan dari salah seorang klien Blogger Borneo ketika pertama kali bertemu langsung sekitar 2 (dua) tahun lalu di Blok M Coffee Jalan Pancasila Pontianak.
Awal mulanya sempat mengira calon klien ini berdomisili di kota Pontianak dan sekitarnya, ternyata setelah ketemuan baru tahu Beliau dan istrinya baru tiba dari Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, sebuah daerah dekat wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Blogger Borneo sempat tertegun karena sejak membawa bendera PT Zahir Internasional sejak 10 tahun lalu, baru kali ini bertemu dengan seorang calon klien dengan latar belakang pengusaha bakso yang ingin menggunakan sistem komputer akuntansi Zahir Accounting untuk menghitung semua pengeluaran dan penerimaan hariannya.
Sistem Akuntansi Usaha Bakso
Sudah menjadi kebiasaan bagi Blogger Borneo, khusus untuk urusan permintaan untuk pemasangan aplikasi akuntansi UMKM selalu meminta untuk dapat bertemu langsung buat berdiskusi sebelum lanjut ke proses selanjutnya.
Pada prinsipnya, menjual program akuntansi ini tidak semudah menjual smartphone ASUS Zenfone 5 atau notebook yang Blogger Borneo gunakan sekarang yaitu ASUS S430. Ketika ada calon klien menghubungi dan menyatakan ketertarikannya menggunakan Zahir Accounting, maka sebagai product representative untuk wilayah Kalimantan Barat, Blogger Borneo harus membuat janji untuk bertemu langsung untuk berdiskusi terlebih dahulu.
Jika pada tulisan sebelumnya, Blogger Borneo menuliskan kisah para pemilik usaha Kratom di Pontianak yang menggunakan Zahir Accounting untuk mempermudah mereka dalam mencatat pengeluaran dan pendapatan hariannya, sekarang kita lihat bagaimana program akuntansi UMKM di Indonesia ini bisa membantu pengusaha bakso di Balai Karangan ini.
Sistem Produksi
Secara umum, usaha bakso masuk dalam kategori bidang produksi karena memproses bahan baku ditambah dengan bahan-bahan tambahan lainnya yang kemudian diolah menjadi adonan. Setelah itu, proses pembentukan menjadi pentolan-pentolan dilakukan dan langsung dimasukkan dalam tempat rebusan hingga matang.
Karena calon klien ini merupakan pengusaha bakso sapi, maka otomatis bakso yang dibuat adalah Bakso Daging Sapi. Alhamdulillah untuk saat ini, tepatnya di minggu kedua bulan Oktober 2019 usaha produksi baksonya ini telah mendapatkan Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat.
Menghitung HPP Usaha Bakso
Dalam proses produksi, menghitung Harga Pokok Pembelian (HPP) tidak semudah proses dagang karena adanya penambahan beberapa jenis pengeluaran operasional ketika memproduksi produk bakso daging sapi. Selain bahan baku dalam bentuk daging sapi, harus ditambahkan juga beberapa bahan tambahan lainnya seperti: Tepung, Garam, Penyedap Rasa, Bahan Pengenyal, Es Batu, dan lain sebagainya.
Image: Dok. Pribadi
Proses Adonan
Setelah bahan baku dan bahan-bahan tambahan lainnya dimasukkan dan diolah, tidak langsung menjadi produk bakso jadi. Bentuk hasil produksinya masih dalam bentuk adonan bakso. Setelah adonan jadi baru proses pembentukan menjadi pentolan-pentolan bakso dilakukan.
Proses Pembentukan
Proses pementolan (istilah umum untuk proses pembentukan adonan menjadi pentol bakso) bisa dilakukan secara manual menggunakan tangan atau otomatis menggunakan mesin. Agar hasil pentolannya lebih bagus, disarankan menggunakan mesin pementol otomatis karena ukurannya standar sehingga bentuknya semua sama.
Sampai disini sebenarnya proses produknya baksonya sudah selesai, sekarang tinggal mau dijual secara kiloan kepada para pedagang bakso atau dikemas lagi dalam bungkusan-bungkusan kecil dengan isi pentol bakso disesuaikan dengan keinginan.
Hitungan Bakso Per Butir
Sekarang bagaimana jika kita ingin mengetahui bagaimana cara menghitung HPP Bakso sampai per butirnya, apakah hal seperti ini bisa dilakukan. Memang jika dilihat sekilas, prosesnya akan sedikit lebih ribet karena banyak item masuk dalam proses produksi ini. Lagipula untuk dapat menghitung secara rinci dan akurat, acuannya harus standar.
Asumsinya seperti ini:
Pembelian Bahan Baku, seperti: Daging Sapi.
Pembelian Bahan Tambahan. seperti: Tepung, Garam, Bumbu Penyedap, Bahan Pengenyal, dan lain sebagainya.
Semua Bahan Baku dan Bahan Tambahan ini masuk dalam stok persediaan dengan harga belinya masing-masing. Sekali produksi adonan nilai HPP nya langsung bisa diketahui ketika diinput dalam sistem Zahir Accounting. Adonan bakso ini statusnya adalah Produk dalam Proses.
Asumsi Hitungan Bakso
Anggaplah untuk sekali proses produksi adonan bakso HPP keseluruhan adalah Rp. 500.000,-, selanjutnya dilihat berapa butir bakso yang dihasilkan. Misalnya jadinya 1000 pentol bakso, ini berarti HPP per butir bakso sama dengan Rp. 500,- (Rp. 500.000,- / 1000 Pentol). Nah ternyata mudah menghitung HPP bakso per butirnya bukan?
Memang secara hitungan seperti ini bisa dengan mudah diketahui, akan tetapi bagaimana ketika prosesnya terjadi setiap hari dan beberapa kali produksi. Tak terbayangkan jika kita harus melakukan perhitungan ini setiap hari secara berulang-ulang dan terus menerus. Makanya wajar jika sangat jarang penjual bakso khususnya di Kalimantan Barat melakukan perhitungan seperti ini.
Video diatas merupakan demo dari aplikasi Zahir Accounting Standard 6.0 yang bisa digunakan untuk melakukan pencatatan akuntansi keuangan untuk pemilik usaha bakso. Secara umum gambarannya seperti itu, jika masih merasa bingung bisa langsung menghubungi: 0811-56-1982 (Product Representative Zahir Accounting Kalimantan Barat). (DW)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://bloggerborneo.com/cara-menghitung-hpp-produksi-bakso/