Bila Kehidupan Perbadi Kerana Allah Hidayah Mencurah Curah Allah Kirimi Allahu Akbar 8984
TITIAN
SiyasahTurkistan Timur, Negeri Islam yang Dibunuh dalam Diam 22 Desember 2018
ManhajPoligami, Ijma Ulama yang Digugat PSI 20 Desember 2018
MunaqosyahDipaksa Kafir, Bagaimana Status Keimanan Muslim Uighur? 19 Desember 2018
ProfilSyamil Salmanovich Basayev, Generasi Imam Syamil Abad Ini (2/2) 13 Desember 2018Khutbah Jumat: Tegaknya Keadilan, Tujuan Utama Syariat Islam Kamis, 15 November 2018 15:10 0 Komentar
Foto: Khutbah JumatKhutbah Pertamaاَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.Jamaah Jumat RahimakumullahSuatu ketika Umar bin Khatab menerima aduan salah seorang Yahudi dari Mesir. Dia tidak terima rumahnya digusur untuk pelebaran masjid. Setelah menceritakan masalahnya, Umar mengambil sebuah tulang unta kemudian menorehkan garis lurus dari atas ke bawah kemudian dari kiri ke kanan sehingga berbentuk silang. Oleh Umar, tulang itu diserahkan kepada orang Yahudi tersebut.Bawalah tulang ini dan berikan kepada Gubernur Mesir, Amr bin Ash. Katakan ini dari Umar bin Khathab,” begitu kata Umar radhiyallahu ‘anhu.Walaupun masih terasa aneh, Orang Yahudi tersebut memberikan tulang itu kepada Amr bin Ash. Seketika Muka Amr bin Ash pucat pasi begitu melihat tulang yang digaris dengan pedang itu. Dia segera mengembalikan rumah orang Yahudi tersebut tanpa pikir panjang.Orang Yahudi itu bertanya mengapa Amr begitu ketakutan dan segera mengembalikan rumahnya?Amr bin Ash menjawab, “Ini adalah peringatan dari Umar bin Khathab agar aku selalu berlaku lurus (adil) seperti garis vertikal pada tulang ini. Jika aku tidak bertindak lurus, maka Umar akan memenggal leherku sebagaimana garis horisontal di tulang ini.”Apa yang dilakukan oleh sahabat Umar di atas tidak lepas dari wajud dari pemahaman beliau terhadap firman Allah Ta’ala:وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ“…Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Miadah; 8)Jamaah Jumat RahimakumullahTegaknya keadilan merupakan kunci tercapainya kesejahteraan hidup masyarakat. Dan kita sebagai umat Islam, didesain oleh Allah agar menjadi umat yang paling adil di muka bumi ini. Sehingga di akhirat kelak kita akan menjadi saksi atas umat-umat yang lain.BACA JUGA Kejahatan Pemerintah China kepada Muslim Uighur Mengarah ke Genosidaوَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)Karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, Allah mengutus manusia terbaik, Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin yang akan menyukseskan proses tarbiyah Rabbani terhadap umat ini. Menariknya, sejak awal pengutusannya, Allah ta’ala telah menegaskan bahwa sebagai pemimpin, Rasulullah hanya berperan sebagai penyampai wahyu semata. Tidak ada kekuasaan apapun kecuali hanya mengajak umatnya untuk tunduk dan mencapai ridha Allah semata. Sedangkan hasilnya, semuanya diserahkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala semata:لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” (QS. Ali Imran: 128)Jamaah Jumat RahimakumullahBerikutnya, Rasulullah menyadarkan para sahabat bahwa harapan tertinggi dalam proses tarbiyah ini adalah ketundukkan jiwa sepenuhnya terhadap syariat. Maknanya, dalam setiap keputusan, umat Islam diharapkan mampu menghilangkan seluruh unsur hawa nafsunya demi meraih keridhaan Allah. Dan ini merupakan modal utama untuk tegaknya keadilan.Keadilan itu tidak mungkin tegak kecuali mau menyingkirkan segala unsur hawa nafsu. Lalu ia senantiasa menyucikan jiwa hingga tidak ada satu pun keinginannya kecuali menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah semata. Tujuannya hanya mencari ridha Allah. Karena itu, baik pemimpin maupun rakyat sejatinya sama di mata hukum. Yaitu sama-sama menjalankan perintah Allah untuk tegaknya hukum yang adil.Jamaah Jumat RahimakumullahRasulullah SAW memberi contoh kepada para sahabatnya ketika beliau telat melunasi hutang milik Yahudi. Disebutkan oleh Al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak bahwa salah seorang Yahudi, Zaid bin Su’nah, datang menemui Rasululah SAW untuk menuntut utangnya. Yahudi itu menarik gamis dan selendang beliau sambil memandang dengan wajah yang bengis. Dia berkata,“Ya Muhammad, lunaskanlah hutangmu padaku!”Melihat hal itu, Umar bin Khattab yang ada di dekat Rasulullah SAW pun marah dan hendak membunuhnya. Namun Rasulullah menenangkannya dan berkata kepada Umar, “Wahai Umar, saya dan dia lebih membutuhkan perkara yang lain (nasehat). Yaitu engkau anjurkan kepadaku untuk menunaikan hutangnya dengan baik dan engkau perintahkan dia untuk menuntut hutangnya dengan cara yang baik pula. Wahai Umar, bawalah dia dan tunaikanlah haknya serta tambahkanlah dengan dua puluh sha’ kurma.”Demikianlah salah satu teladan Rasulullah saw yang menganjurkan umatnya agar bersikap adil dalam setiap masalah. Sikap ini kemudian berhasil dicontohkan oleh para sahabat dalam kepemimpinan mereka. Umar bin Khatab salah satunya, beliau sama sekali tidak marah ketika beliau diprotes di depan umum karena kain yang dipakainya lebih lebar dari yang diperoleh rakyatnya. Beliau hanya terdiam dan menyuruh anaknya untuk menjawab tuduhan tersebut. Akhirnya, mereka pun tahu bahwa kain yang dipakai Umar lebih lebar karena jatah anaknya dikasihkan kepada beliau.BACA JUGA Update Dampak Tsunami Selat Sunda: 43 Meninggal Dunia, 584 Orang Luka-luka dan 2 Orang HilangJamaah Jumat RahimakumullahPraktek penegakkan hukum yang dicontohkan oleh para sahabat menjadi role model keadilan hukum Islam. Prinsipnya, dalam rangka mewujudkan keadilan, siapapun harus rela berkorban untuk meninggalkan segala unsur hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Jiwanya harus tunduk dengan hukum yang telah Allah tetapkan dengan adil. Baik pemimpin maupun rakyat, semuanya sama di hadapan hukum. Sebab, siapapun kita sejatinya hanyalah hamba yang diperintahkan untuk menjalankan hukum tersebut. Karena itu, keadilan hukum sesuai dengan yang telah Allah tetapkan adalah harga mati yang harus kita perjuangkan bersama.اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Kedua:اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًاأَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْBERITA TERKAITKhutbah Jumat: Mewaspadai Dosa Tersembunyi Jum'at, 4 Januari 2019 01:58Khutbah Jumat: Peduli Muslim Uighur Kamis, 20 Desember 2018 14:13Khutbah Jumat: Tiga Perkara yang Membinasakan Kamis, 13 Desember 2018 16:00Khutbah Jumat: Ulama Su’, Menjual Agama Demi Syahwat Dunia Kamis, 6 Desember 2018 10:28Khutbah Jumat: Mempersembahkan Ketundukan Total Kepada Allah Kamis, 22 November 2018 17:49BERITA LAINNYA
AmerikaGadis Muslimah 10 Tahun Dapat Surat Kaleng, Isinya: Kamu Seorang Teroris!Gadis muslimah berusia 10 tahun menemukan dua catatan tulisan tangan berisi ancaman di kamar kecilnya di sebuah sekolah dasar, sebelah barat Boston. Kamis, 15/11/2018 15:02 0
AmerikaAS Berharap Perang dengan ISIS di Suriah Segera BerakhirAkan tetapi, AS tidak akan menarik pasukannya jika ISIS sudah kalah. Kamis, 15/11/2018 14:46 0
PalestinaSurvei: Mayoritas Yahudi Israel Dukung Operasi Militer di Gaza BerlanjutSurvei tersebut digulirkan badan Broadcasting Corporation, seperti dinukil Anadolu Agency (AA). Kamis, 15/11/2018 12:50 0
AsiaPemulangan Pengungsi Rohingya Diundur?Ada kesimpangsiuran tentang rencana pemulangan pengungsi Rohingya di Bangladesh. Kamis, 15/11/2018 11:13 0
IndonesiaKenapa Pengadilan Internasional Kasus Genosida Rohingya Tak Kunjung Digelar?Heru pun kemudian menjelaskan mengapa pengadilan internasional tidak bisa segera digelar. Menurutnya, hal itu perlu pendekatan politik dan utusan dari PBB dan Keputusan Dewan Keamanan PBB Kamis, 15/11/2018 10:49 0
IndonesiaTPF PBB Ungkap Peran Militer dan Biksu Myanmar dalam Genosida RohingyaMarzuki mengatakan, brigade infantri ringan tersebut beroperasi dengan menghasut masyarakat dan melakukan tindakan-tindakan kekerasan terhadap kelompok Rohingya. Kamis, 15/11/2018 10:21 0
MaliSuntikan Dana Tak Sesuai Janji, Pasukan Aliansi Afrika Kesulitan Hadapi JihadisHal itu menghambat kerja pasukan aliansi di tengah semakin meluasnya kerusuhan. Kamis, 15/11/2018 10:19 0
PalestinaLieberman Mundur, Hamas: Kemenangan Politik Bagi PalestinaHarakah Muqawamah Al-Islamiyah (Hamas) ikut menanggapi mundurnya Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman dari jabatannya. Kamis, 15/11/2018 09:43 0
PalestinaGencatan Senjata Disepakati, Menteri Pertahanan Israel Undur DiriMenteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman pada Rabu (14/11/2018), mengundurkan diri dari jabatanannya sebagai protes atas gencatan senjata Hamas-Israel disepakati pemerintah Israel. Kamis, 15/11/2018 09:23 0
AfghanistanTaliban: Pertempuran Jaguri dan Malistan untuk Hukum Milisi Syiah HazaraSumber pejabat di dua kota itu mengaku, lebih dari 7.000 orang melarikan diri menuju Ghazni dan Bamiyan. Ia juga mengklaim sebanyak 3.000 rumah dihancurkan. Kamis, 15/11/2018 08:13Khutbah Jumat: Tegaknya Keadilan, Tujuan Utama Syariat Islam - Kiblat
"Sungguh, kematian Sa’ad telah membuat Arys Allah terguncang.”
Sa'ad bin Mu'adz berjuluk Abu Amr. Ia seorang pemuda Aus yang dikenali jago menunggang kuda, dan berani. Ayahnya adalah Mu'adz bin An-Nu'man dan ibunya bernama Kabsyah bintu Rafi '. Adapun isteri Sa'ad adalah Hindun binti Sammak, bibi Usaid bin Hudhair. Sa'ad adalah pemimpin Bani Abdul Asyhal.
Pada saat duta Islam, Mus'ab bin Umair, berdakwah di Yathrib (Madinah) dan berjaya mengajak beberapa orang untuk beriman kepada Rasulullah SAW, Sa'ad tercengang. Ia langsung memerintahkan sahabat karibnya, Usaid bin Hudhair, untuk menemui Mus'ab yang ketika itu bersama As'ad bin Zurarah (anak bibi Sa'ad bin Mu'adz) agar mau menghentikan aksinya.
Namun, sesampai di tempat Mus'ab dan selepas berdialog dengannya, Usaid malah menyatakan keislamannya. Ia pun segera pulang untuk menemui Sa'ad dengan harapan agar Sa'ad juga boleh mengikuti jejaknya.
Melihat keadaan Usaid yang raut wajahnya sudah tidak seperti ketika perginya, Sa'ad bertanya, "Apa yang terjadi pada dirimu?"
Usaid menjawab, "Aku sudah bercakap dengan dua orang tersebut. Demi Allah, aku tidak melihat kedua-duanya tidak mempunyai kekuatan. Aku sudah melarang mereka berdua, lalu keduanya berkata, 'Kami akan melakukan sesuatu yang engkau sukai. Aku sudah diberi tahu bahawa Bani Harithah sudah menemui As'ad bin Zurarah untuk membunuhnya, kerana mereka tahu bahawa anak ibu saudaramu telah menghinamu. "
Mendengar hal itu, Sa'ad bangkit dengan marah, memuat tombaknya lalu menghampiri As'ad bin Zurarah dan Mus'ab. Namun, tatkala Sa'ad melihat kedua-duanya yang duduk tenang-tenang saja, barulah ia menyedari bahawa Usaid bermaksud mengakalinya agar dia boleh mendengar apa yang disampaikan mereka berdua.
Dengan wajah cemberut Sa'ad berdiri di hadapan mereka berdua, lalu berkata kepada As'ad bin Zurarah, "Demi Allah wahai Abu Umamah, kalau bukan kerana ada hubungan kekeluargaan antara kita, aku tidak menginginkan hal ini terjadi. Engkau datang ke perkampungan kami dengan membawa sesuatu yang tidak kami sukai. "
Mus'ab berkata kepada Sa'ad, "Bagaimana jika engkau duduk dan mendengar apa yang aku sampaikan? Jika engkau suka terhadap sesuatu yang aku sampaikan, maka engkau boleh menerimanya. Dan jika engkau tidak menyukainya, maka kami akan menjauhkan darimu apa yang tidak kau sukai. "
"Engkau cukup adil" kata Sa'ad, sambil menancapkan tombaknya, dan duduk bersama kedua-duanya.
Lalu Mus'ab menjelaskan Islam kepadanya dan membacakan Al-Quran dari permulaan surat Az-Zukhruf.
Kemudian Sa'ad bertanya, "Apa yang kamu lakukan tatkala dahulu kamu masuk Islam?"
"Hendaklah engkau mandi, bersuci dan keterangan dengan kesaksian yang benar," jawab Mus'ab.
Maka Sa'ad akan mandi dan bersyahadat, kemudian solat dua rakaat. Ia memungut tombaknya, lalu kembali ke balairung, yang di sana ada kaumnya. Setelah berdiri di hadapan mereka, ia berkata, "Wahai Bani Abdul Asyhal, apa pendapat kamu tentang diriku di tengah-tengah kamu?"
Mereka menjawab, "Engkau adalah pemimpin kami, orang yang paling kami ikuti pendapatnya di antara kami dan orang yang paling kami percaya."
Sa'ad meneruskan, "Tak seorang pun di antara kamu, baik laki-laki mahupun wanita dilarang berbicara denganku sebelum kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Belum sampai petang hari, tak seorang pun, baik laki-laki mahupun perempuan di Bani Abdul Asyhal melainkan sudah menjadi Muslim dan Muslimah.
Sesudah itu, jalan hidup Sa'ad berubah. Mengabdi dan berjuang untuk Islam adalah pilihannya. Dalam masa yang singkat ia telah mengukir banyak momen-momen kepahlawanan yang luar biasa.
Apabila Rasulullah SAW harus perang di Badar, Sa'ad yang mewakili orang-orang Ansar memberikan sikap dan sokongan yang tegas. Pada Perang Uhud yang bergejolak, Sa'ad menjadi perisai Rasulullah, tegak berdiri di sisi beliau. Di Khandaq, ia turut mempertahankan Madinah mati-matian. Ia terluka terkena panah Hibban bin Qais Al-Araqah. Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk merawat Sa'ad di khemah Rufaidhah agar memudahkan beliau untuk menjenguknya.
Pada saat itu Madinah dikepung dan tiba-tiba orang-orang Yahudi dari kaum Bani Quraidzah khianat. Mereka turut bersekutu dengan Quraisy, padahal sebelumnya telah melakukan perjanjian dengan Rasulullah SAW. Setelah kemenangan di Perang Khandaq, Rasulullah langsung mengadakan pengepungan terhadap perkampungan Bani Quraidzah yang telah khianat.
Setelah 25 hari, akhirnya orang-orang Yahudi Bani Quraidzah menyerah. Mereka meminta dihakimi oleh orang lelaki dari kaumnya sendiri. Maka Sa'ad bin Mu'adz yang disepakati dan Rasulullah bersetuju. Di tengah-tengah rasa sakit kerana luka yang terus memburuk, Sa'ad berdoa, "Ya Allah, janganlah Engkau cabut nyawaku, sampai aku menyelesaikan urusanku dengan Bani Quraidzah."
Sa'ad bersikap tegas, ia memutuskan. "Hukumannya adalah para laki-laki dewasa dibunuh, para wanita dijadikan tahanan dan harta mereka dibahagi rata!"
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya engkau telah menghukum dengan apa yang ada di atas langit."
Sesudah itu, hari-hari Sa'ad adalah penantian menuju keabadian. Ia memohon agar luka-luka itu menghantarkannya kepada kesyahidan. Ia kerap dijenguk oleh Rasulullah. Beliau berdoa untuk Sa'ad. "Ya Allah, sesungguhnya Sa'ad ini telah berjuang di jalan-Mu. Maka terimalah ruhnya dengan penerimaan yang sebaik-baiknya. "
Sa'ad ingin hari yang dilihatnya adalah wajah Rasulullah yang mulia. Ia pun memberi salam. "Assalamu'alaika, ya Rasulullah. Ketahuilah bahawa saya mengakui bahawa anda adalah Rasulullah. "
Rasulullah memandang wajah Sa'ad lalu berkata, "Kebahagiaan bagimu, wahai Abu Amr!"
Dan Sa'ad pun pergi menuju keabadian, menghadap Ilahi. Orang-orang berduka cita dan berkabung. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, kematian Sa'ad telah membuat Arys Allah tergoncang."
Kembara Mencari Redha - Halaman Utama
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://peceq.blogspot.com/2019/01/bila-kehidupan-perbadi-kerana-allah.html