Bersepeda Di Malam Hari Berbahaya Mitos Atau Fakta
Ya kita ketahui bersama bahwa aktivitas bersepeda di malam hari akan terasa seru dilakukan apalagi secara rombongan. Bagi sebagian orang, sengaja memilih waktu malam dikarenakan mereka baru lepas dari aktivitas pekerjaan rutin harian sehingga tidak memungkinkan melakukannya di pagi hari.
Khusus di Pontianak sendiri, jika diperhatikan dalam kurun waktu sebulan terakhir banyak rombongan bersepeda di malam hari terutama di beberapa jalur bebas hambatan seperti Jalur Ahmad Yani 1, Jalan Arteri Supadio, dan beberapa lajur lainnya.
Mitos Bersepeda di Malam Hari
Melihat kondisi ini Blogger Borneo merasa penasaran apakah aktivitas yang dilakukan ini memiliki dampak positif atau negatif bagi kesehatan karena terkait dengan beberapa mitos selama ini bahwa bersepeda di malam hari tidak baik untuk dilakukan.
Untuk menjawab pertanyaan ini, Blogger Borneo berusaha untuk mencari informasinya melalui laman Google Indonesia dan munculah salah satu artikel dari laman online HaloDoc.Com yang mengulas mengenai 5 Mitos Bersepeda di Malam Hari yang Tidak Banyak Diketahui.
Mitos 1: Paru-Paru Basah
Mitos pertama yang banyak beredar di masyarakat adalah dengan bersepeda di malam hari akan menyebabkan paru-paru basah. Secara definisi, paru-paru basah atau pneumonia adalah sebuah peradangan atau infeksi yang terjadi di paru-paru dan biasanya disebabkan oleh virus, jamur, maupun bakteri.
Berdasarkan defisini ini, dapat diambil kesimpulan bahwa angin malam bukan menjadi salah satu penyebab pneumonia. Seseorang mengalami kondisi pneumonia ketika udara yang dihirup mengandung bakteri dan virus yang menjadi penyebab pneumonia.
Baca Juga: UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University
Dilansir dari American Lung Association, pneumonia dapat dialami oleh siapa saja namun ada beberapa faktor yang membuat kamu lebih rentan mengalami pneumonia, seperti memiliki usia di atas 65 tahun, memiliki kebiasaan merokok, anak-anak yang belum memiliki sistem imun tubuh yang optimal, mengalami sakit pernapasan, dan bekerja di lingkungan yang terpapar dengan polutan maupun bahan kimia.
Mitos 2: Angina atau Angin Duduk
Selain paru-paru basah, angina atau angin duduk juga sering dianggap momok yang menakutkan bagi orang-orang yang ingin mencoba bersepeda di malam hari. Banyak orang yang beranggapan bahwa angin malam sangat tidak baik untuk kesehatan jantung dan bahkan dapat menyebabkan penyakit mematikan yang disebut “angin duduk”.
Padahal jika dicermati, meskipun bernama angin duduk namun penyakit ini bukan disebabkan oleh angin malam. Angin duduk atau angina adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri pada dada akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah.
Dilansir dari National Heart, Lung, and Blood Institute, kondisi angina terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen, jadi bukan karena terpapar angin malam. Justur dengan bersepeda secara teratur akan merangsang dan memperbaiki jantung, paru-paru, sirkulasi darah, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Mitos 3: Mengganggu Pola Tidur
Ada yang mengatakan bahwa malam adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat, bukan berolahraga. Hal ini memunculkan pandangan di masyarakat awam bahwa bersepeda di malam dapat mengacaukan pola tidur yang rutin.
Padahal, jika aktivitas ini dilakukan hanya pada sore hingga menjelang malam, justru akan memberi efek mengurangi stres karena tubuh kita memproduksi hormon dopamin yang meningkatkan rasa bahagia.
Dilansir dari National Sleep Foundation, melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin membantu meningkatkan kualitas tidur menjadi lebih baik. Jika kamu mengalami insomnia, tidak ada salahnya untuk bersepeda di malam hari agar tubuh lebih rileks.
Mitos 4: Diet Menjadi Buruk
Mitos lain yang berhubungan dengan bersepeda di malam hari adalah olahraga akan berpengaruh langsung terhadap pola makan sehingga sebagian orang mengkhawatirkan aktivitas inidapat merusak diet yang sedang dijalani.
Padahal tidak pernah ada bukti ilmiah yang dapat mendukung pernyataan tersebut. Selain meningkatkan tingkat metabolisme, justru bersepeda juga membangun otot dan membakar lemak tubuh sehingga membantu untuk menurunkan berat badan.
Mitos 5: Menyebabkan Lemah Syahwat
Nah, mitos terakhir yang umum beredar di di masyarakat adalah bahwa bersepeda di malam hari dapat memicu terjadinya lemah syahwat atau impotensi, terutama bagi para pria. Karena ketika mengayuh sepeda diatas sadel sepeda pangkal paha akan terasa sakit atau bahkan kesemutan sehingga berdampak pada kualitas seksualitas pria.
Akan tetapi, namanya mitos tentu saja tidak bisa dipercaya begitu saja. Sampai saat ini belum ada pembuktian berupa penelitian medis yang mendukung mitos yang satu ini. Justru penelitian terbaru yang diterbitkan dalam The Journal of Urology membuktikan bahwa sebenarnya bersepeda dengan intensitas yang tinggi memberikan manfaat yang sangat baik pada fungsi ereksi lelaki.
Ternyata setelah dipelajari aktivitas bersepeda di malam hari tidak memiliki dampat negatif bagi kesehatan. Meski begitu tetap harus diperhatikan persiapan-persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum turun ke jalanan.
Yang pasti untuk kondisi pandemi saat sekarang, masker dan hand sanitizer merupakan dua “bekal wajib” yang harus selalu dibawa. Dan pilih jalur-jalur tidak terlalu ramai sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya benturan dengan pengguna jalan lain seperti pengendara motor maupun mobil. Semoga artikel ini bermanfaat, selamat bersepeda di malam hari. (DW)
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://bloggerborneo.com/bersepeda-di-malam-hari/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=bersepeda-di-malam-hari