Anggota Dpr Ri Tidak Paham Dan Keliru Melihat Akar Persoalan West Papua
WEST PAPUA:
ANGGOTA DPR RI TIDAK PAHAM DAN KELIRU MELIHAT AKAR PERSOALAN WEST PAPUA
Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman
1. Pendahuluan
Anggota DPR RI Mayor TNI Supiadin Aries mempunyai hak sebagai wakil rakyat Indonesia memprotes Penghargaan Freedom of Oxford City kepada Benny Wenda sebagai pahlawan sejati pejuang keadilan, pedamaian, hak asasi manusia, kesamaan hak dan martabat manusia bagi rakyat dan banganya West Papua.
Jikakau logika sehat dan nurani digunakan, maka persoalan West Papua sudah merupakan masalah global. Ada campur tangan komunitas global bukan hanya persoalan kolonial Indonesia. Masalah kemanusiaan adalah masalah universal tidak ada batas-batas kedaulatan.
Kata Supriadin, Indonesia " Jelang pemberian Freedom Indonesia serbu Inggris untuk dibatalkan."
Untuk dibatalkannya Penghargaan Freedom of Oxford itu ada mekanisme. Saya mendapat informasi dari orang terpercaya di Inggris, bahwa Honorary of Feedom of Oxford City kepada Benny Wenda itu sudah menjadi undang-undang dan tidak mungkin dibatalkan. Karena sudah merupakan tradisi Walikota Oxford ratusan tahun.
Dia mencotohkan, waktu Jeremmy Corbyn membuat pernyataan mendukung Self-Determination tahun 2017, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Luhut Panjaitan, mungkin juga dengan pak Muhammad Karnavian Tito berangkat ke Inggris berjumpa dengan Hon. Lord Richard Harries dan menjelaskan tentang pembangunan di West Papua dan membawa beberapa dokumen tertulis cukup tebal.
Pertanyaannya apakah pertemuan itu sudah berhasil dan membatalkan dukungan Jeremy Corbyn tentang Penentuan Nasib Sendir rakyat Bangsa West Papua?
Jawabannya ialah TIDAK.
Keputusan iman, nurani dan politik dukungan Self-Determination dari Jeremy Corbyn terus meningkat dan kuat.
Saya email Hon. Lord Richard Harries dari New Zealand.
" Hon. Lord Harries, how are you? Did you meet delegation from Indonesia lead by Luhut Panjaitan?"
Jawabanny: "Hi Socratez, you in my thought." Artinya, Socratez, Anda dalam perhatian kami."
Saya mau sampaikan kepada para pembaca, bahwa Hon. Lord Richard Harries adalah sahabat lama yang saya bangun hubungan 14 tahun sejak tahun 2005 waktu Lord Harries menjadi Uskup Gereja Anglikan Oxford. Pada tahun 2005 sebagai "milestone" batu pijakan untuk kemanusiaan perjuangan rakyat dan bangsa West Papua.
Hon. Lord Harries pernah memberikan mimbar Gereja Anglikan untuk saya sampaikan dan titip di mimbar Gereja Anglikan tentang penderitaan rakyat dan bangsa West Papua.
Hon. Lord Harries sebagai seorang pendeta tidak melihat pembangunan fisik. Dia melihat penderitaan umat Tuhan di West Papua. Pemerintah Indonesia diminta selesaikan seluruh kasus pelanggaran berat HAM. Seluruh penjahat diproses hukum dan dipenjarakan. Tapi, Indonesia telinga tuli dan hati nurani kemanusiaan lumpuh. Kejahatan-kejahatan mau ditutupi dengan pembangunan. Penyelesaian akar persoalan sangat keliru.
2. Perilaku penguasa Kolonial Indonesia sangat melukai hati nurani rakyat West Papua dan komunitas global
2.1. Melukai Hati
Pak Supiadin mengatakan: " Apa yang dilakukan Dewan Kota Oxford sangat melukai perasaan rakyat Indonesia umumnya dan dan rakyat Papua Barat khususnya."
Pemerintah kolonial Indonesia sudah melukai hati rakyat dan bangsa West Papua.
Prof. Dr. Franz Magnis menggambakan dengan terang-benderang:
"Situasi di Papua adalah buruk, tidak normal, tidak beradab, dan memalukan, karena itu tertutup bagi media asing. Papua adalah luka membusuk di tubuh bangsa Indonesia. (hal. 255). "...kita akan ditelanjangi di depan dunia beradab sebagai bangsa biadab, bangsa pembunuh orang-orang Papua, meski tidak dipakai senjata tajam." (hal. 257). (Sumber: Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme: Bunga Rampai Etika Politik Aktual, 2015).
Penguasa Kolonial Indonesia bisa berdalih karena kebanyakan penguasa Indonesia berwatak Hypocrisy 'munafik, bermuka dua, berpura-pura' bahwa itu sudah 4 tahun lalu. Sekarang sudah ada perubahan dan kemajuan di West Papua.
Apa barometer perubahan dan kemajuan di West Papua?
Dalam konteks West Papua, pembangunan jalan dan jembatan itu bukan perubahan. Itu kewajiban Negara dan sama sekali tidak ada hubungan dengan perubahan yang diperjuangkan Benny Wenda dengan bangsanya.
Kapan pemerintah tangkap pelaku pembunuhan rakyat Papua dan diadili dan dihukum? Pelaku pembunuh rakyat Papua diakui sebagai pahlawan dan dinaikan pangkat dan dipromosikan jabatan. Contohnya: pembunuh Theodorus (Theys) Hiyo Eluay, Letkol. Inf. Hartomo sebagai Kepala BAIS.
Nubuatan Pastor Prof. Franz mulai digenapi:
"...kita akan ditelanjangi di depan dunia beradab sebagai bangsa yang biadab, bangsa pembunuh orang-orang Papua.."
Tuan Benny Wenda sipendiam, seorang lembut hati dan juga rendah hati yang selalu berbicara jujur ini, sedang mempermalukan dan menggugat kolonial Indonesia di depan komunitas internasional sebagai bangsa biadab dan bangsa pembunuh orang-orang Papua."
2.2. Siapa Yang Propoganda Kosong dan Palsu?
Pak Supiadin mengatakan: " Dewan Kota Oxford, Inggris termakan oleh propoganda kosong dan palsu yang disampaikan oleh Benny Wenda."
Dewan Kota Oxford tidak seperti kebanyakan penguasa Indonesia yang Paranoid dan Hypocrisy. Saya yakin Dewan Kota Oxford bahkan seluruh dunia mempunyai data, dokumen dan laporan menditail yang sangat kredibel tentang kekerasan dan kejahatan penguasa kolonial Indonesia.
Dewan Gereja Dunia (WCC) dalam kunjungan Pastoral ke West Papua dari 17-19 Februari berkesimpulan:
"Keadaan Orang Asli Papua sangat memprihatikan. Tidak ada perubahan keadaan 20 tahun lalu. Justru keadaan semakin buruk."
Yang biasa sebarkan informasi kosong dan palsu ialah penguasa Indonesia dengan para diplomatnya.
Saya katakan ini, Kairos atau waktu Tuhan. Tangan Tuhan memakai Tuan Benny Wenda untuk mempermalukan Indonesia. Tepatlah yang dikatakan Pastor Prof. Dr. Franz Magnis: " kita akan ditelanjangi di depan dunia beradab sebagai bangsa yang biadab, bangsa pembunuh orang-orang Papua." Sebaiknya malulah. Jangan terus sebarkan kebohongan dan kepalsuan. Sebelum komunitas global mempermalukan kolonial Indonesia secara terhormat.
2.3. Siapa yang tidak paham tentang kondisi terkini West Papua?
Pak Supiadin mengatakan: " Saya yakin Dewan Kota Oxford tidak terlalu paham dengan kondisi terkini di Papua Barat dan Papua."
Pak Supiadin perlu sadar bahwa kondisi terkini di West Papua, Operasi Militer sedang berlangsung di Nduga sejak Desember 2018 sampai saat ini pada bulan Juli 2019. Penduduk Asli Nduga diusir oleh TNI bahkan ditembak mati. Lalu banyak kasus pelanggaran berat HAM selama 57 tahun yang bertumpuk-tumpuk sudah luka membusuk dalam tubuh bangsa kolonial Indonesia.
2.4: Tuan Benny Wenda Pahlawan Sejati bangsanya West Papua.
Dulu Belanda memberikan label atau stigma kepada Ir. Sukarno sebagai pejuang Separatis. Pak Sukarno ditangkap Belanda dan dikirim ke Boven Digul dan pulau Ende, Flores.
Walaupun Belanda mencap dan merendahkan pak Ir. Sukarno sebagai pejuang separatis, tapi rakyat Indonesia menghormati beliau sebagai pahlawan sejati bangsa Indonesia. Jadi, perbedaannya apa?
Sejarah yang hampir sama terulang dari kolonial Indonesia kepada Benny Wenda. Benny Wenda adalah pahlwan dan pemimpin sejati rakyat dan bangsa West Papua yang selalu dikenang sepanjang sejarah dunia orang-orang hebat.. Benny Wenda disejajarkan dengan Nelson Mandela seorang pahlawan keadilan sejati bagi bangsanya di Afrika Selatan bukan sebagai Separatis yang dituduhkan bangsa kolonial moderen Indonesia.
Benny Wenda telah meyakinkan dan mengubah komunitas global dengan nilai-nilai keadilan, kebenaran, kejujuran. Benny Wenda telah meyakinkan komunitas global bahwa bangsanya diduduki, dijajah, ditindas oleh kolonial Indonesia.
Cuplikan surat saya pada 13 Juli 2019 kepada Walikota Oxford, The Lord Mayor of Oxford, Councillor Craig Simmons:
"We no doubt about Benny Wenda because he stands up/standing up and to speaks with his high moral, integrity and credibility to the world on behalf of his people Benny Wenda's leadership and his great effort for his people who have been suffering under Indonesia occupation, repression and oppression for more than five decades."
3. Martabat dan hargai rakyat dan bangsa West Papua tidak digaikan dengan harga murahan seperti kesejahteraan, pembangunan jalan, jembatan, tol laut dan lain-lain.
Masa depan rakyat dan bangsa terletak pada penyelesaian akar persoalan West Papua yang sudah dirumuskan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia( LIPI) dengan jelas dan terang:
3.1. Status politik sejarah penggabungan dengan mocong senjata ABRI yang tidak demokratis, cacat moral dan melawan hukum Internasional.
3.2. Pelanggaran berat HAM sebagai kejahatan Negara selama 57 tahun lebih dan jejahatan itu sedang berlangsung Operasi Militer di Kab. Nduga.
Semoga berguna.
Ita Wakhu Purom, 17 Juli 2019.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://phaul-heger.blogspot.com/2019/07/anggota-dpr-ri-tidak-paham-dan-keliru.html