4 Wasiat Nabi Nuh Agar Selalu Disayangi Allah Dan Makhluk Nya


Nabi Nuh as. lahir sekitar 126 tahun dari wafatnya Nabi Adam as.
Nasabnya bersambung ke Nabi Idris as. dan Nabi Syis as., yaitu: Nuh bin Lamik bin Mutawasylakh bin Khanûkh (Idris) bin Yarid bin Mahlayil bin Qainan bin Anusy Bin Syis bin Adam ‘alaih as-salam sebagaimana disebutkan Ibn Kasir dalam Qasas al-Anbiya’ (2009: 75).
Beliau adalah rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi. Beliau diutus kepada kaum yang menyembah berhala dan setan dan menjalani kehidupan dalam kesesatan dan kekafiran.
Pengutusan Nabi Nuh as. ini merupakan bentuk kasih-sayang Allah kepada para hamba-Nya agar mereka keluar dari kesesatan, kekafiran, dan kezaliman menuju cahaya iman dan kedamaian abadi. (hlm. 76).
Namun demikian, meskipun Nabi Nuh as. berdakwah siang hari dan malam dan mengerahkan segala cara dalam kurun waktu 950 tahun, tetapi mereka tetap ingkar dan semakin lari dari kebenaran.
Sehingga Allah memusnahkan mereka semua melalui banjir bandang dan menyelamatkan Nabi Nuh as. beserta orang-orang yang mengimaninya.
Hal ini dilakukan karena ada permintaan langsung Nabi Nuh as. kepada Allah (al-‘Ankabut (29): 14-15 & Nuh (71): 6 & 26-27).
Oleh karena itu, beliau selain termasuk ulul ‘azmi (gelar yang diberikan kepada para rasul karena ketabahannya dalam berdakwah, yaitu: Nabi Nuh as., Nabi Ibrahim as., Nabi Musa as., Nabi Isa as., dan Nabi Muhammad saw.), juga dianggap sebagai abu al-basyar ats-sani (bapak manusia kedua). Sebab, Nabi Nuh as. adalah orang yang meneruskan kehidupan manusia sampai sekarang setelah peristiwa banjir bandang tersebut.
Allah memuji perjuangan dan keteguhan dakwah Nabi Nuh as., mengecam keingkaran dan kezaliman kaumnya, serta menimpakan azab kepada mereka yang diabadikan dalam beberapa surat al-Qur’an, seperti: al-A‘raf, Hud, al-Anbiya’, al-Mu’minun, asy-Syu‘ara’, al-‘Ankabut, as-Saffat, al-Qamar, an-Nisa’, al-An‘am, at-Taubah, Ibrahim, al-Isra’, al-Ahzab, Sad, asy-Syura, Qaf, az-Zariyyat, al-Hadid, dan at-Tahrim (hlm. 76-81).
Bahkan nama Nabi Nuh as. sendiri diabadikan menjadi salah satu nama surah al-Qur’an yang secara khusus menceritakan perjuangan dakwah Nabi Nuh as. dan kaumnya yang kafir, durhaka, dan zalim (Nuh (71): 1-28).
Selain itu, Allah memuji Nabi Nuh as. sebagai ‘abdan syakura (hamba yang banyak bersyukur), sebagaimana disebutkan dalam al-Isrâ’ (17): 3. Sebab, beliau senantiasa bersyukur kepada Allah, baik menyangkut makanannya, minumannya, pakaiannya, dan semua urusannya.
Menurut Rasulullah saw., Allah memang senang (rela) kepada seorang hamba yang senantiasa bersyukur kepada Allah meskipun hanya memakan sesuap nasi dan meminum seteguk air (hlm. 101).
Kemudian, ketika mau wafat, Nabi Nuh as. berpesan kepada anak-anaknya agar mengerjakan dua hal dan meninggalkan dua hal.
Dua hal yang harus dikerjakan adalah: pertama, senantiasa membaca dan berpegang teguh kepada la ilaha illallah: “tiada Tuhan selain Allah”.
Sebab, seandainya langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis disatukan dan kemudian ditimbang dengan la ilaha illallah, maka masih lebih berat la ilaha illallah.
Selain itu, seandainya langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis menyatu dan membentuk lingkaran yang kokoh, maka la ilaha illallah bisa memutus dan menghancurkannya. 
Kedua, senantiasa membaca dan berpegang teguh kepada subhanallah wa bi hamdihi “Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya”. Sebab, kalimat subhanallah wa bi hamdihi merupakan hubungan (koneksi) segala sesuatu kepada Allah dan dengan subhanallah wa bi hamdihi ini pula Allah memberikan rezeki kepada seluruh makhluk.
Adapun dua hal yang harus ditinggalkan adalah: pertama, syirik. Kedua, sombong. Menurut Rasulullah saw., sombong di sini bukan karena memakai pakaian mewah, atau memiliki banyak perhiasan, atau mengenderai kendaraan mewah, atau memiliki teman dan relasi yang banyak. Namun, yang dinamakan sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia (hlm. 103).
Habib Zain bin Smith menyebutkan bahwa salah satu sumber maksiat adalah sombong. Perbuatan ini dilakukan pertama kali oleh iblis yang tidak mau melaksanakan perintah Allah, yaitu bersujud kepada Nabi Adam as.
Iblis menolak perintah Allah tersebut karena merasa lebih baik daripada Nabi Adam as. Sehingga ia dilaknat sampai hari kiamat karena kesombongannya.
Sebab, kesombongan hanyalah milik Allah semata. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam al-Fawa’id al-Mukhtarah (2008: 406).
Keempat wasiat Nabi Nuh as. ini mengajarkan dua hal, yaitu: menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Kedua hal ini sangat ditekankan dalam al-Qur’an: “maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu (al-Anfâl (8): 1).”
Pertama, Allah adalah Tuhan Yang Mahakuasa atas segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini. Sehingga manusia yang maha lemah harus senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya, baik atas segala hajat hidup (dunia maupun akhirat), maupun dalam menjalani kehidupan dunia yang seringkali berjalan di luar jangkauan akal.
Sebab, meminjam istilah Bindereh Abduh (Pasean Madura), Allah adalah Zat Yang Maha Menetapkan dan juga Maha Mengubah.
Sesuatu yang menurut akal pasti bisa dan langgeng terkadang berubah dan berhenti di tengah jalan.
Sebaliknya, perkara yang menurut akal tidak mungkin bisa dan pasti berubah terkadang berjalan dengan mudah dan kekal. Di sinilah, meminjam istilah Sujiwo Tejo, Allah memang Maha Asyik!
Kedua, kita tidak boleh merasa diri lebih baik dan kemudiaan seenaknya merendahkan orang lain. Meskipun kita tidak suka perilaku buruk seseorang, tetapi tidak boleh benci apalagi merendahkan kemanusiaannya.
Sebab, Allah sendiri telah memuliakan manusia melebihi makhluk-makhluk lain (al-Isrâ’ (17): 70). Selain itu, semua manusia adalah bersaudara (ukhuwwah basyariyyah) dan merupakan mitra dalam mengemban amanah untuk mengelola dan memakmurkan bumi.
Dengan demikian, kita tidak boleh sombong dan merendahkan orang lain hanya karena berbeda pemikiran, kepercayaan, agama, mazhab, organisasi, partai politik, status sosial, pekerjaan, warna kulit, jenis kelamin, dan tingkat pengetahuan.
Ketika hubungan baik di antara sesama manusia terjalin erat, maka kita bisa terhindar dari virus kebencian, caci-maki, konflik, dan perang.
Sebaliknya, ketika kita sudah saling hujat dan merendahkan satu sama lain, maka kekhawatiran para malaikat menemukan jawabannya, yaitu: “apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana (bumi)? (al-Baqarah (2): 30).”
Imam Ali as. pernah berkata: “jadilah kamu orang yang paling baik di sisi Allah dan jadilah kamu orang (yang merasa) paling buruk di sisi manusia.”
Oleh karena itu, menurut Syekh ‘Abdul Qadir Jailani, ketika kita bertemu seseorang, maka tanamkan dalam hati kita bahwa dia lebih baik daripada kita.
Sebab, meskipun secara lahir dia tampak lebih rendah daripada kita, tetapi bisa jadi secara ruhani dia memiliki derajat dan kedudukan yang lebih tinggi dan mulia di sisi Allah.
Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi al-Jawi dalam Syarh Nasa’ih al-‘Ibad (hlm. 12). Allah berfirman: “maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia Mengetahui tentang orang yang bertakwa (an-Najm (53): 32).”
Bahkan sebagian ulama melarang kita merasa lebih baik dari orang kafir. Sebab, bisa jadi dia masuk Islam dan mengakhiri hidupnya dengan kebaikan dan bisa jadi kita menjadi kafir dan mengakhiri hidup dengan keburukan.
Sebab, seseorang dinilai dari akhir hidupnya (al-Fawa’id al-Mukhtarah, hlm. 407). Dengan demikian, kita bisa terhindar dari sikap sombong, yaitu merasa diri lebih baik dan merendahkan orang lain, sebagaimana pernah dilakukan oleh iblis dahulu kala. Na‘ûżubillâh! 
Ketika kita sudah meninggalkan sikap sombong, maka kita akan menerima kebenaran dengan senang hati dari manapun datangnya.
Sumber: bincangsyariah.com


Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

https://islamidia.com/4-wasiat-nabi-nuh-agar-selalu-disayangi-allah-dan-makhluk-nya/

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Ampunan Allah Untuk Manusia Makhluk Nya Dan Hamba Nya Yang Bersifat Baharu 9480

Ampunan Allah Untuk Manusia Makhluk Nya Dan Hamba Nya Yang Bersifat Baharu 9480

papar berkaitan - pada 4/1/2020 - jumlah : 242 hits
Surah Nuh Ayat 28 Wahai Tuhanku Ampunkanlah bagiku dan bagi kedua ibu bapaku serta bagi sesiapa yang masuk ke rumahku dengan keadaan beriman dan bagi sekalian orang orang yang beriman lelaki dan perempuan dan janganlah Engkau tambahi orang ...
Ayah Selalu Teman Ibu Buat Check Up Baby Pun Dapat Rasa Dirinya Disayangi

Ayah Selalu Teman Ibu Buat Check Up Baby Pun Dapat Rasa Dirinya Disayangi

papar berkaitan - pada 2/1/2020 - jumlah : 315 hits
Mana mana isteri pasti rasa dihargai dan gembira apabila suami sudi menemankannya setiap kali melakukan pemeriksaan antenatal di klinik atau hospital pilihan Keprihatinan suami sepanjang tempoh kehamilan pastinya dapat memberi semangat kepa...
Kisah Banjir Bandang Terdahsyat Di Dunia Diceritakan Dalam Al Qur An Peringatan Nabi Nuh Dicuekin

Kisah Banjir Bandang Terdahsyat Di Dunia Diceritakan Dalam Al Qur An Peringatan Nabi Nuh Dicuekin

papar berkaitan - pada 4/1/2020 - jumlah : 254 hits
Memasuki musim hujan Indonesia memang tak luput dari bencana banjir Seperti yang terjadi saat ini hujan deras mengakibatkan sebagian wilayah khususnya Jabodetabek terdampak banjir Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika bahkan mengeluark...
Mengapa Kita Berdoa Tapi Allah Tidak Selalu Langsung Memberi

Mengapa Kita Berdoa Tapi Allah Tidak Selalu Langsung Memberi

papar berkaitan - pada 7/1/2020 - jumlah : 346 hits
Meminta kepada Allah adalah satu bukti bahwa kita tidak mengingkari bahwa Allah maha kaya Karena itu kita tidak mencela Nya dengan malas berdoa Berdoa kepada Allah bisa dilakukan kapan dan dimana saja Tidak terbatas oleh syarat dan rukun te...
Rindu Adalah Sebahagian Fitrah Kehidupan Manusia Bersifat Makhluk Dan Hamba Allah 9539

Rindu Adalah Sebahagian Fitrah Kehidupan Manusia Bersifat Makhluk Dan Hamba Allah 9539

papar berkaitan - pada 13/1/2020 - jumlah : 696 hits
Rindu Kerinduan Dirindui Merindui Adalah lumrah kehidupan seseorang manusia Bagaimana orang bertakwa dan beriman meladeni perasaan rindu ini Mereka tanpa ragu ragu kerana Allah mengutamakan perasaan merindui Allah dan Pesuruhnya Nabi Muhamm...
Sifat Wujud Allah Swt

Sifat Wujud Allah Swt

papar berkaitan - pada 10/1/2020 - jumlah : 339 hits
SOALAN Boleh huraikan tentang sifat Wujud Allah SWT JAWAPAN Menurut Imam al Ghazali kepentingan mengenali Allah SWT adalah kerana daripadanya terbina rukun iman Ia juga adalah hikmah dalam penciptaan sebagaimana firman Allah SWT Dan pada bu...
Politikus Merosakkan Nama Raja Raja Melayu

Pesanan Datin Thalia Kepada Wanita Jadilah Wanita Yang Mahal

Thousands Rally On Labour Day Demand Better Rights

Set Up Gig Workers Commission Quickly Says Anwar

Continuous Learning

Embark On The Journey Of Family Togetherness With Sharp This Parents Day

Pengangguran Hilang Kerja Dan Kerja Luar Bidang

Awak Solat Tak 5 Waktu Jika Tidak Awak Balik Saja



Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Bercakap Dengan Jun Slot DramaVaganza Astro Ria

5 Amalan Muslim Yang Sering Dijadikan Bahan Lawak di Malaysia

6 Fungsi Kereta Yang Sepatutnya Ada Tapi Tak Dijadikan Standard

5 Perkhidmatan Yang Kini Entah Kenapa Kita Langgan Bulanan

5 Tumbuhan Penghalau Kucing Yang Turut Mencantikkan Laman Rumah


Diperlakukan Buruk Oleh Kerabat Tetap Balas Dengan Kebaikan

Meneladani 3 Nilai Semangat Ki Hajar Dewantara Sebagai Bapak Pendidikan Indonesia

Beyond The Buzz Exploring The Science Behind Mushroom Gummie

Senandung Buruh Kasar

Dibunuh Kerana Tak Mahu Rujuk Selepas Bercerai Mayat Disumbat Dalam Bagasi

Pertahan Keharmonian Bagi Mengukuhkan Ekonomi Negara Mohamad Sabu