Yang Menggoncang Dunia
HADITS YANG MENGGONCANG DUNIA
Kumpulan Ustadz Dr.Mura Muballig IKMI Pekanbaru.
Bismillahir Rohmanir Rohim, hadist ini mengoncangkan dunia, hanya apabila disalahpahami secara harfiyah saja dan disalahpahami keshohihannya.
Ada satu hadits dianggap shahih yang mengatakan bahwa :
1. Allah ﷻ turun ke langit dunia setiap sepertiga malam terakhir. Hadits tersebut adalah:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni. (HR. Bukhari-Muslim)
2. Di masa lalu, para teolog berdebat sengit tentang maksud hadits tersebut. Sebagian ada yang berpendapat bahwa kata “turun” di sana adalah turun dalam makna sebenarnya (makna hakikat) yang berarti pergerakan dari atas ke bawah. Dalam makna ini, hadits itu berarti Allah bergerak turun dari atas Arasy ke wilayah langit dunia. Sebaliknya.
3. Hadits itu dianggap mustahil. Imam para Ahli Hadits, Ibnu Hajar al-Asqalani, menceritakan perbedaan pendapat antara mereka sebagai berikut:
وَقَدِ اخْتُلِفَ فِي مَعْنَى النُّزُولِ عَلَى أَقْوَالٍ فَمِنْهُمْ مَنْ حَمَلَهُ عَلَى ظَاهِرِهِ وَحَقِيقَتِهِ وَهُمُ الْمُشَبِّهَةُ تَعَالَى اللَّهُ عَنْ قَوْلِهِمْ وَمِنْهُمْ مَنْ أَنْكَرَ صِحَّةَ الْأَحَادِيثِ الْوَارِدَةِ فِي ذَلِكَ جُمْلَةً وَهُمُ الْخَوَارِجُ وَالْمُعْتَزِلَةُ وَهُوَ مُكَابَرَةٌ وَالْعَجَبُ أَنَّهُمْ أَوَّلُوا مَا فِي الْقُرْآنِ مِنْ نَحْوِ ذَلِكَ وَأَنْكَرُوا مَا فِي الْحَدِيثِ إِمَّا جَهْلًا وَإِمَّا عِنَادًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَجْرَاهُ عَلَى مَا وَرَدَ مُؤْمِنًا بِهِ عَلَى طَرِيقِ الْإِجْمَالِ مُنَزِّهًا اللَّهَ تَعَالَى عَنِ الْكَيْفِيَّةِ وَالتَّشْبِيهِ وَهُمْ جُمْهُورُ السَّلَفِ
“Ada beberapa perbedaan pendapat tentang makna "turun": Sebagian orang mengartikannya secara lahirnya dan secara hakikat (makna sebenarnya); mereka adalah kaum Musyabbihah. Allah maha suci dari perkataan mereka.
4. Sebagian ulama mengingkari kesahihan seluruh hadits-hadits yang berbicara tentang nuzul; Mereka adalah Khawarij dan Mu'tazilah. Anehnya mereka mentakwil ayat dalam al-Qur’an yang seperti itu tetapi mengingkari Hadits, baik karena tidak tahu atau memang menentang. Sebagian lagi ada yang membacanya sesuai redaksi yang ada sambil mengimaninya secara global dengan tetap menyucikan Allah Ta'ala dari tata cara dan penyerupaan.
Mereka adalah mayoritas Salaf." (Fath al-Bâry, juz III, halaman 30) Jadi, yang memaknai kata turun secara literal (makna hakikat atau makna yang bukan dalam arti kiasan) adalah kaum Musyabbihah. Bagaimanapun, kata turun dalam kamus adalah bergerak dari atas ke bawah.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://misterrakib.blogspot.com/2020/07/yang-menggoncang-dunia.html