Why We Should Stand With Gaza
Akhir-akhir ini saya sering menangis setiap kali mendengar tentang kisah-kisah di Palestina. For sure, I don't know why being too sensitive about this topic. Apapun itu saya bersyukur Allah choose me to stand with humanity. Saya percaya bahwa setiap orang yang lembut hatinya akan peduli dengan rasa kemanusiaan. I told you, we should feel bad about inhumanity, no matter who you are, a Muslim, Christian, Jew, Buddhist, anyone. Apa yang terjadi di Palestina, seperti kita melihat seseorang being bullied, there's a really uncomfortable feeling to see someone bullied. I don't like it and I wish I could do something to stop it. Unfortunately, I can't help them, but I want to do something to help them.
What's going on in Palestine?
Analoginya sederhana, saya punya lahan yang sudah dimiliki keluarga saya sejak zaman nenek moyang. Lahan ini sangat bersejarah saking lekatnya dengan sejarah nenek moyang saya. Tiba-tiba ada orang asing yang mengklaim lahan tersebut dibawah kekuasaannya, lalu mengklaim bahwa tanah saya telah dihadiahkan kepada orang asing lain dan saya sebagai pemilik lahan yang sah harus pergi. Saya dan keluarga saya tidak mau pergi. Saya berjuang untuk melawan, mempertahankan apa yang menjadi hak saya. Namun, orang-orang asing itu melakukan segala upaya agar saya pergi. Merek punya kekuatan yang luar biasa, while I don't. Ibarat mereka adalah robot giant and I just a toaster. It's really unfair fight. They have completely shut off water, food, fuel, electricity, and medicine. They have launching bomb, destroying my land, killed my family. My family is hungry, thristy, suffering. It's really inhuman. Namun saya tidak menyerah. Saya terus berjuang untuk mempertahankan tanah saya. Saya in this story is Palestinian people.
In addition, ada kelekatan histori yang lebih mendalam dari sekedar mempertahankan tanah kelahiran mereka, alasan yang saya dengar langsung dari wawancara terhadap Palestinian yaitu mempertahankan masjid Al-Aqsha yang diberkahi. Saya punya curiosity yang tinggi akan hal ini, saya mencari referensinya dan Qadarullah malam tadi Allah menuntun saya membaca Al-Qur'an tepat pada surat Al-Isra'.
"Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (Q.S. Al-Isra': 1). Ayat ini menjadi nafas perjuangan bangsa Palestina, selain untuk mempertahankan tanah kelahirannya juga untuk menjaga masjid Al-Aqsa yang diberkahi. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan mengapa Al-Aqsa dan daerah sekitarnya itu diberkahi karena Allah menurunkan nabi-nabi di daerah tersebut, juga diberkahi karena kesuburan tanahnya.
"Dan Kami (Allah) tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab ini, 'kamu pasti akan berbuat kerusakan di Bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." (Q.S. Al-Isra': 4). Ayat ini menjadi penguat bahwa sudah sunatullah ada golongan Bani Israil yang diyakini sebagai asal usul keturunan bangsa Israel yang akan berbuat kerusakan di bumi. Kita tidak pernah tahu sebesar apa kekuatan mereka yang tidak nampak, namun satu hal yang kita tahu Allah Maha Kuat, lebih kuat dari mereka.
Palestinian percaya bahwa Allah memberikan amanah kepada mereka untuk menjaga Al-Aqsa, masjidil yang menjadi simbol kekuatan umat Islam, simbol pertarungan hak dan batil, makanya Allah menurunkan nabi-nabi di daerah tersebut untuk memerangi kebatilan. So, dua alasan yakni kemanusiaan dan muslim historical selayaknya menjadi dukungan umat muslim dunia kepada Palestina. Yes, people died from both sides, Israel dan Palestina, but Palestinian more suffering and more people died; they live with freedom controlled, no water, no electricity, low access to food and medicine. They don't have basic human right. Isra*l itu juga perang nggak pake etika. Rumah sakit dihancurkan, universitas dan sekolah dihancurkan, rumah-rumah penduduk sipil dihancurkan, bantuan medicine nggak boleh masuk, bantuan makanan aja dibatasi. Korbannya mayoritas anak-anak dan wanita, approximately a half of them. Where is human rights? Where is humanity? That is a war crime.
Sayangnya, tidak semua umat Islam peduli. However, I understand them, most of them do not care because they do not understand what's going on, atau mungkin sebagian memilih langsung peduli melalui jalur langit tanpa harus mengekspresikannya. Saya hanya berharap kita tidak menjadi bagian dari golongan yang disabdakan oleh Rasulullah.
Rasulullah bersabda, "Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring." Seseorang berkata, "Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?" Beliau bersabda, "Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn." Seseorang bertanya, "Apakah wahn itu?" Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati," (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).
Ada banyak pesan yang sejatinya dapat kita maknai dari serangkaian peristiwa ini. Seperti yang saya ceritakan di awal. I want to do something to stop it, but I can't help them. Tapi ada satu hal yang saya pelajari dari kehebatan bangsa Palestina, terutama para pejuangnya. Mereka sudah siap untuk syahid. Mayoritas dari mereka, bahkan anak-anak kecil, adalah para penghafal Al-Qur'an. Mereka adalah para pecinta Al-Qur'an. Dalam sebuah wawancara, ada seorang warga Palestina yang dalam serangkan Oktober lalu menewaskan puluhan anggota keluarganya sekaligus, tapi beliau selalu mengucapkan 'alhamdulillah', alasannya karena beliau bilang sudah ridho atas apapun ketetapan Allah yang sudah terjadi dan yang akan terjadi kepada dirinya dan keluarganya disana. Masya Allah.
Apa kabar dengan interaksi saya dan anda terhadap Al-Qur'an hari ini? Jangankan hafalan ya, dibaca aja masih jarang-jarang. Apalagi akhir-akhir ini Allah sering banget mengingatkan saya tentang kematian. Saya selalu percaya there is no coincidence, everything is connected, apapun peristiwa dan informasi yang Allah hadirkan melalui orang-orang, beranda media sosial, atau apapun adalah pesan cinta Allah yang harus kita manifestasikan dalam diri. So, for sure we can't help them, karena perihal kekuatan ruhiyah kitalah yang perlu ditolong.
What we can do?
Pray. Berdo'alah dengan sepenuh hati, berbicaralah ke Allah dari hati. Allah adalah semua Kekuatan, Kekuasaan, Pertolongan, Cinta; dan HANYA Allah. Mari kita minta kepada Allah untuk menolong orang-orang yang tertindas, siapapun mereka, dimanapun mereka. Mari kita minta kepada Allah untuk mengirimkan keajaiban-Nya untuk menolong mereka. Doa kita itu powerful dan Allah selalu mendengar doa-doa kita. Give the money charity to Gaza if you have, tell people what you've learnt about it, or show your support. Ibarat kamu lagi kena musibah, lalu ada teman-teman kamu yang dukung itu helping banget kan, itu aja bikin kamu bahagia. Begitu juga dengan mereka.
Untuk rekan-rekan muslim, mari kita meneladani kecintaan muslim Palestina terhadap Al-Qur'an, read the qur'an with our heart, bacalah dan resapilah artinya, tadaburilah maknanya, hidupkanlah ayat-ayatnya one by one in our everyday life. Maka Allah akan melembutkan hati ini, menumbuhkan rasa kasih sayang diantara sesama.
Sejujurnya saya malu, saya membaca berbagai buku, jurnal-jurnal penelitian, artikel, boleh dibilang a half of my days saya habiskan untuk itu; tapi berapa banyak waktu yang saya habiskan untuk membaca, mempelajari dan mentadaburi Al-Qur'an? It bursts me into tears. Saya malu. Bertahun-tahun saya diberikan rejeki sama Allah untuk kuliah berbagai jenjang, lalu berapa banyak ilmu akhirat yang sudah saya pelajari? Saya malu. Saya selalu bersemangat untuk meraih cita-cita dunia, bagaimana dengan cita-cita akhirat? Ah...rupanya ini mengapa Allah akhir-akhir ini sering banget memberi saya pesan-pesan tentang kematian, hari akhir, buku catatan amal. Allah itu lagi menyapa saya dengan penuh cinta "yuk lihat buku catatan amalmu", "yuk kembali ke jalan yang lurus". Again it bursts me into tears.
Sungguh Allah Maha Baik. Allah itu sayang banget sama kita makanya kita sering diingatkan. Kita semua sering diberikan pesan cinta oleh Allah melalui peristiwa-peristiwa, namun kita masih gagal menangkap pesan cinta-Nya. Terima kasih Allah masih memberikan kita nafas. Masih ada waktu untuk memperbaiki diri. Masih ada waktu untuk memantaskan diri untuk menjemput kehidupan akhirat yang indah, kehidupan yang kekal.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini, saya ingin mengatakan tulisan ini dibuat dengan cinta "aku mencintaimu karena Allah, aku menyayangimu karena Allah." Mari kita perbaiki rapor amal kita, mungkin saat ini masih banyak merahnya, percayalah Allah Maha Pengampun. Mari ikhtiar mendekat ke Allah, mendekat ke Al-Qur'an, mendekat ke orang-orang sholih agar kita ketularan sholihnya. Membaca satu huruf Al-Qur'an saja pahalanya 10 kebaikan. Kebaikan sekecil biji zarahpun Allah janji pasti akan dibalas, dan kejahatan sekecil apapun Allah juga janji pasti akan dibalas. Zarah itu benda yang sangat kecil, sangat ringan, yang bahkan tidak terlihat, ini makanya niat berbuat baik saja sudah dicatat sebagai sebuah kebaikan.
Sebuah nasihat untuk diri yang masih terus berjuang memantaskan diri menjadi baik
Yogyakarta, 5 November 2023
notes: regardless of its history, watermelon is a protest symbol to free Palestine, to save humanity
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://trihanifa.blogspot.com/2023/11/why-we-should-stand-with-gaza.html