Tragis Wanita Ini Dipukul Wajah Hingga Hijab Dicopot Penumpang Oleh Pria Gak Ada Otak Di Krl
Aksi penganiayaan di dalam gerbong KRL rute Bogor Seorang Wanita dipukuli oleh orang tak dikenal di dalam gerbong KRL
Seorang wanita menjadi korban pemukulan di dalam KRL oleh penumpang pria tak dikenal. Wanita tersebut dipukuli hingga hijab yang dikenakannya copot usai ditarik paksa oleh pelaku.
Kejadian tragis tersebut dibagikan oleh akun Twitter @yassiloveit. Akun tersebut mengunggah video aksi pemukulan yang terjadi di dalam gerbong KRL rute Bogor dengan nomor K118610.
"Lagi keadaan himpit-himpitan kayak gini sempat-sempatnya berantem. Dan gilanya si cowok berani menarik kerudung cewek sampai lepas. Auto murka satu gerbong. Kereta Bogor: K1118610," tulis akun tersebut seperti dikutip Suara.com, Jumat (14/2/2020).
Dalam video tersebut nampak suasana dalam gerbong kereta yang sesak dipenuhi oleh para penumpang. Tidak terlihat jelas apa yang terjadi di dalam kereta tersebut, namun terdengar suara keributan yang terjadi.
Kronologi Kejadian
Korban pemukulan tersebut diketahui bernama Salsabila Rahmah. Melalui akun Instagram @salsarahmah1, Salsa menjelaskan kronologi kejadian tragis yang dialaminya.
Awalnya ia menaiki kereta tujuan Bogor dan hendak turun di Stasiun Pasar Minggu. Saat kereta sudah mendekati Stasiun Pasar Minggu, Salsa meminta penumpang di hadapannya bergeser posisi agar ia bisa keluar dari kereta dengan cepat sebelum pintu kereta ditutup.
Salah seorang penumpang pria lainnya menegur Salsa. Pria tersebut menyebut bila stasiun yang dituju Salsa masih jauh dan meminta ia tidak bergeser.
Aksi penganiayaan di KRL rute Bogor (ist)
"Yaudah gue ngalah. Karena gue sebel, gue chat ke temen gue curhat (soal kejadian itu)," kata Salsa.
Tak lama kemudian, pria yang menegurnya tadi secara tiba-tiba menarik ponsel Salsa dan memukul wajah hingga kepala. Pria itu juga menarik kerudung Salsa hingga terlepas.
"Habis itu pelaku langsung diamuk penumpang lain karena nggak ada satpam di dalam (gerbong) KRL," ucap Salsa.
Pria tersebut dipaksa turun setibanya di stasiun terdekat yakni Stasiun Pasar Minggu. Pria tersebut tak hentinya memelototi Salsa dan mengucapkan kata-kata kasar.
Salsa yang mendapatkan perlakuan tak mengenakkan itu mengalami syok, tubuhnya gemetar ketakutan, lehernya mengalami memar. Beruntung penumpang lain di dalam gerbong membantu Salsa.
"Gue cuma gemetar dan nggak bisa berpikir apapunm di situ gue syok banget dan memilih turun di Stasiun Tanjung Barat," ungkap Salsa.
Respons Pihak KRL dan Polisi yang Mengejutkan
Setibanya di Stasiun Tanjung Barat, Salsa langsung melaporkan kejadian itu kepada petugas di stasiun. Ia meminta agar pihak KRL membuka rekaman CCTV agar pelaku bisa diadili.
Namun, pihak KRL menolak permintaan Salsa. KRL menegaskan CCTV hanya bisa dibuka untuk menelusuri barang kehilangan saja. Salsa diminta untuk membuat laporan kepolisian terlebih dahulu.
"Di situ gue mikir ya Allah kok barang lebih berharga daripada fisik yang mendapat kekerasan," ucap Salsa.
Kronologi penganiayaan di dalam KRL rute Bogor (ist)
Setibanya di kantor polisi, Salsa kembali diminta menjelaskan kronologi. Di sana ia justru dihardik oleh polisi dan disalahkan.
"Katanya 'Kamu harusnya teriak kan ada petugas yang bakal menangani, kalau kayak gini nggak ada saksi, kalau pihak pengamanan sana melihat kejadian dan lihat pelaku pasti bisa langsung dibawa ke sini'" ungkap Salsa.
Salsa merasa sangat kecewa atas sikap pihak kepolisian. Padahal, Salsa hendak menuntut keadilan atas kejadian yang dialaminya namun mendapatkan respons yang tidak mengenakkan.
Ia memilih untuk pergi tanpa berpamitan dengan polisi tersebut. Salsa hanya bisa menangis atas segala yang dialaminya.
"Sekarang gue cuma bisa ikhlasin aja sama Allah, karena di saat kita berusaha sana sini untuk memperjuangkan hak dan nggak dapat apa-apa, cuma Allah tempat berserah diri," tuturnya.
sumber: suara
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://www.bagibagi.info/2020/02/tragis-wanita-ini-dipukul-wajah-hingga.html