Tanda Tanda Meninggal Husnul Khatimah
Abu al-Yazid Salama seorang peneliti Hukum di Unibersitas al- Azhar Mesir menjelaskannya sebagai berikut, sebagaimana dilansir dari Almasrawy:
Pertama, kalimat terakhir yang diucapkan sebelum mengembuskan napas terakhir adalah menyebut nama Allah, terutama syahadat.
رَأَى عُمَرُ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ ثَقِيلاً فَقَالَ مَا لَكَ يَا أَبَا فُلاَنٍ لَعَلَّكَ سَاءَتْكَ إِمْرَةُ ابْنِ عَمِّكَ يَا أَبَا فُلاَنٍ قَالَ لاَ إِلاَّ أَنِّى سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم حَدِيثًا مَا منعني أَنْ أَسْأَلَهُ عَنْهُ إِلاَّ الْقُدْرَةُ عَلَيْهِ حَتَّى مَاتَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ إني لأَعْلَمُ كَلِمَةً لاَ يَقُولُهَا عَبْدٌ عِنْدَ مَوْتِهِ إِلاَّ أَشْرَقَ لَهَا لَوْنُهُ وَنَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَتَهُ قَالَ فَقَالَ عُمَرُ إني لأَعْلَمُ مَا هي، قَالَ: وَمَا هي قَالَ تَعْلَمُ كَلِمَةً أَعْظَمَ مِنْ كَلِمَةٍ أَمَرَ بِهَا عَمَّهُ عِنْدَ الْمَوْتِ: (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ) قَالَ طَلْحَةُ صَدَقْتَ هي وَاللَّهِ هي
Umar melihat Talhah bin Ubaidullah tampak kesal dan berkata: “Ada apa denganmu, wahai bapak fulan? Mungkinkah sepupumu yang diangkat sebagai khalifah membuatmu kesal, wahai bapak fulan?” Dia berkata, “Tidak, tetapi saya mendengar sebuah hadits dari Rasulullah dan tidak ada yang menghalangi saya untuk bertanya kepadanya tentang hal itu kecuali rasa takut tidak dapat mematuhinya dan saya tidak bertanya kepadanya tentang hal itu sampai dia meninggal.
Aku mendengar dia berkata, “Aku tahu sepatah kata pun yang tidak diucapkan siapa pun pada saat kematiannya, tetapi warnanya akan cerah dan Allah akan membebaskannya dari kesusahannya. Thalhah berkata: “Apa itu?” 'Umar (ra dengan dia) berkata: " Anda tahu ada kata yang lebih besar dari kata yang dia perintahkan kepada pamannya untuk diucapkan ketika dia meninggal adalah kalimat tauhid لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّه. Thalhah mengatakan, “Benar demi Allah, itu dia (ucapannya).” Hadits lain juga disebutkan oleh Muaz bin Jabal mengatakan:
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang pada hari terakhirnya mengucapkan Laa Ilaha ilallah, maka surga untuknya.”
Kedua, diwafatkan pada Jumat atau malam Jumat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النبي ﷺ قَالَ: "خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ في يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Hari terbaik, waktu terbitnya matahari adalah hari Jumat, Nabi Adam AS juga diciptakan pada hari Jumat, Nabi Adam AS dimasukkan dan dikeluarkan dari surga juga pada hari Jumat, dan hari kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR Muslim).
Tiada seorang Muslim yang meninggal pada hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur.
Ketiga, saat diwafatkan sedang melakukan baik atas petunjuk Allah seperti wafat ketika berpuasa, sholat maupun membaca Alquran.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِي صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: "يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ. Dari Jabir RA, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Setiap hamba akan dibangkitkan (pada hari kiamat) sesuai dengan (kondisi) ia dulu telah mati.” Artinya, setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi terakhir kematiannya.
Bila dia mati dalam kondisi bermaksiat, akan dibangkitkan seperti itu. Demikian juga ketika wafat dalam ketaatan, akan dibangkitkan juga dalam keadaan demikian itu.
Keempat, berkeringat di dahi saat wafat. Meninggalnya seorang mukmin ditandai dengan keringat di dahinya.” (HR Tirmizi, Nasa'i, dan Ibn Majah).
Kelima, mati dalam keadaan syahid. Ada lima macam mati syahid yang disebutkan Nabi Muhammad SAW, yakni disebabkan wabah (al-math’un), sakit perut (al-mabthun), karam atau tenggelam (al-ghariq), tertimpa tanah runtuh (shahibul hadm), dan syahid dalam perang di jalan Allah. (HR Bukhari dan Muslim).
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://mustaqimmah.blogspot.com/2021/09/tanda-tanda-meninggal-husnul-khatimah.html