Tahun Baru Masehi Simbol Nasrani Yang Diikuti Kaum Muslimin
TAHUN 2020 sebentar lagi akan kita tinggalkan. Tahun Baru 2021 menggantikannya. Di kota-kota besar, orang-orang merayakan pergantian tahun masehi dengan berbagai cara. Konon hal ini terjadi sejak zaman Kekaisaran Romawi , tepatnya pada era pemerintahan Julius Caesar. Terasa aneh memang. Soalnya, saat itu masih terhitung masa Sebelum Masehi (SM).
Arthur M. Eckstein dalam buku Senate and General: Individual Decision-making and Roman Foreign Relations 264-194 B.C. menulis bahwa pada tahun 45 SM, tidak lama setelah dinobatkan sebagai kaisar, Julius Caesar memberlakukan penanggalan baru untuk menggantikan kalender tradisional yang sudah digunakan sejak abad ke-7 SM.
Julius Caesar dan Senat Romawi kemudian memutuskan tanggal 1 Januari sebagai hari pertama dalam kalender baru itu. Istilah Januari diambil dari nama salah satu dewa dalam mitologi bangsa Romawi, yakni Dewa Janus.
Dewa Janus memiliki dua wajah yang menghadap ke depan dan belakang. Dalam kepercayaan orang Romawi, Janus diyakini sebagai dewa permulaan sekaligus dewa penjaga pintu masuk.
Buku New Year’s Celebrations (2007) yang disusun oleh Katie Kubesh, Niki McNeil, dan Kimm Bellotto, memaparkan sejak diberlakukan kalender baru itu, setiap tengah malam jelang pergantian tahun, yakni 31 Desember, orang-orang Romawi menggelar perayaan untuk menghormati Dewa Janus. Mereka membayangkan, satu wajah Janus melihat ke tahun lama dan wajah lainnya menatap hari-hari ke depan di tahun baru.
Tidak lupa, sebagai wujud penghormatan kepada Dewa Janus, orang-orang Romawi mempersembahkan koin-koin emas dengan gambar dewa mereka itu. Harapannya, Dewa Janus akan selalu memberkati mereka dalam kehidupan setahun ke depan.
Penetapan tanggal 1 Januari sebagai awal tahun dalam kalender baru itu punya rumusan sendiri. Dalam menyusun penanggalan anyar itu, seperti tertulis dalam Astronomical Observations (2009) suntingan Erik Gregersen, Julius Caesar meminta bantuan seorang ahli astronomi dan matematika dari Alexandria (Iskandariyah) bernama Sosigenes.
Sosigenes menyarankan agar kalender baru dibuat dengan mengikuti perputaran matahari seperti yang sudah diterapkan oleh orang-orang Mesir Kuno, satu tahun dihitung 365 seperempat hari. Julius Caesar setuju dan menambahkan 67 hari pada 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.
Untuk menghindari kejanggalan dalam rumusan kalender baru itu, Julius Caesar menyarankan supaya ditambahkan satu hari pada bulan kedua (Februari) setiap empat tahun. Inilah asal-muasal tahun kabisat. Penanggalan anyar ini kemudian dikenal dengan nama Kalender Julian, diambil dari nama Julius (Juli) Caesar.
Saat Kalender Julian diterapkan memang belum memasuki tahun Masehi. Tahun Masehi dihitung sejak kelahiran Yesus (Isa Al-Masih) dari Nazaret yang mulai diadopsi di Eropa Barat pada abad ke-8 untuk menghitung tanggal Paskah berdasarkan tahun pendirian Roma.
Kalender Julian kemudian dimodifikasi menjadi Kalender Gregorian dan disetujui oleh pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, Paus Gregory XIII, pada 1582. Di tahun yang sama, Paus menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru pertama. Sejak saat itu, setiap malam pergantian tahun kian dirayakan dengan meriah di seluruh belahan dunia.
Simbol Nasrani
Jadi, Masehi adalah penisbatan kepada Nabi Isa ‘alaihis salam karena awal perhitungan penanggalan ini diambil dari tahun lahirnya Nabi Isa. Kalender masehi hakikatnya adalah simbol dari agama nasrani .
Di sisi lain, seperti yang sudah disebut di atas, sebagian penamaan bulan dalam kalender masehi diambil dari nama berhala Romawi dan kaisar-kaisarnya.
Selain Janus untuk Januari, Februari diambil dari februus, dewa kematian dan pemurnian Romawi. Bulan ini menjadi bulan perayaan ritual pemurnian di Romawi yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan ini.
Maret diambil dari mars, dewa perang Romawi. April dari aperire yang artinya membuka. Bulan April (aprilis) dalam kalender Romawi merupakan penghormatan untuk dewi venus, dewa cinta dan keindahan. Kata April diambil dari nama venus dalam bahasa Yunani yaitu aphrodite (Aphros).
Sedangkan Mei diambil dari maia maiestas. Dewi Romawi, dewi kelahiran dan perkembangbiakan keturunan. Juni diambil dari juno, dewi romawi, istri jupiter (mitologi), ada yang mengatakan dewi bulan.
Juli diambil dari Julius Caesar. Agustus diambil dari Agustus, kaisar romawi pertama.
Penjajahan
Bagi kaum muslimin, sejak dicanangkannya kalender Hijriyah oleh Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, telah menggunakan kalender Hijriyah. Namun kalender hijriyah telah dilupakan lantaran penjajahan kaum Nasrani terhadap negara-negara muslim dalam waktu amat panjang.
Syaikh Dr Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin mengatakan, “Kaum Muslimin telah menggunakannya kalender Hijriyah dalam kitab-kitab dan sejarah mereka, sekalipun mereka telah mengetahui kalender-kalender umat sebelum mereka.
Hal ini terus berlangsung hingga orang-orang Kristen menguasai sebagian besar negeri-negeri Islam, menjajah mereka, memaksa mereka untuk mempelajari kalender masehi, dan membuat kaum muslimin lupa dengan kalender Hijriyah kecuali apa yang dikehendaki Allah.“
Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin menandaskan sesungguhnya kalender dan penanggalan adalah syi’ar sebuah umat. Jika umat melupakan syi’ar ini, maka mereka pun melupakan jati diri mereka.
Selanjutnya, beliau pun menjelaskan tentang pentingnya kaum muslimin dalam menjaga kepribadian mereka, di antaranya dengan memiliki penanggalan yang khas sebagai ciri khas mereka sebagai umat yang terhormat, beliau berkata, “Selayaknyalah kita memiliki kepribadian yang khas, sebuah karakter yang menjadi jati diri kaum muslimin, tidak mengikuti umat lain.
Bukanlah maksud kita memerangi setiap perkara yang baru yang berasal dari umat lain. Jika itu memang baik, akan tetapi kita memerangi umat lain yang datang dengan tujuan buruk, yaitu melunturkan kepribadian kita.
“Wahai Kaum muslimin,” seruSyaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin. “Sesungguhnya kaum muslimin adalah umat Islam yang memiliki jati diri, memiliki ciri agama, bahasa, kalender/sejarah, dan ibadah yang khas. Umat Islam adalah umat yang memiliki jati diri yang kokoh, maka (umat Islam) wajib tidak menjadi pengekor umat lainnya sebagaimana Allah telah menganugerahkan kepada umat Islam ini agama yang mulia, Allah berfirman,
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) ilmu dan amal, untuk dimenangkan-Nya atas segala agama lain, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai”(QS At-Taubah:33).
Artikel asli : sindonews.com
The post Tahun Baru Masehi, Simbol Nasrani yang Diikuti Kaum Muslimin appeared first on Ayo Baca.
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://congkop.xyz/2020/12/31/tahun-baru-masehi-simbol-nasrani-yang-diikuti-kaum-muslimin/