Sejarah Keberadaan Air Di Mars
Pada tanggal 28 September, 2015, NASA mengumumkan bahwa mereka telah menemukan bukti nyata arus air garam cair yang disebut Arus musiman di lereng Mars hangat atau recurring slope lineae (RSL) arus ini berada pada Horowitz Crater, berdasarkan pembacaan spektrometer daerah gelap dari lereng. Garis-garis itu diperkirakan panjangnya sepanjang lapangan sepak bola, sekitar 100 meter an. Observasi memberikan konfirmasi dari hipotesis sebelumnya berdasarkan waktu pembentukan dan tingkat pertumbuhan yang menunjukkan garis-garis gelap ini dihasilkan dari air yang mengalir di bawah permukaan sangat dangkal. garis-garis tersebut mengandung garam terhidrasi, perklorat, yang memiliki molekul air dalam struktur kristal. garis-garis mengalir menurun di musim panas Mars, ketika suhu di atas -23 derajat Celcius, dan membekukan pada temperatur rendah.
Air tidak bisa bertahan lama di permukaan mars dikarenakan rata-rata tekanan atmosfer di permukaan mars hanya 600 pascal (0,087 psi) atau kira-kira 0,6% tekanan atmosfer bumi terhadap permukaan laut. Serta karena suhu rata-rata global di permukaan mars jauh terlalu rendah dari pada di bumi yaitu sekitar (210 K (-63 ° C)), hal ini menyebabkan penguapan cepat (sublimasi) atau pembekuan cepat. Akan tetapi sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, yang disebut masa Noachian, Mars mungkin memiliki tekanan atmosfer yang lebih besar dan suhu kebih tinggi yang memungkinkan sejumlah besar air cair di permukaan, bahkan sangat mungkin terdapat laut besar yang telah menutupi sepertiga dari planet ini. Misalnya di tempat yang dinamakan Vastitas Borealis, atau samudra Borealis. Hilangnya air di mars dikarenakan banyaknya tumbukan atmosfer yang menghantam planet ini, banyaknya tumbukan menyebabkan memanasnya atmosfer dipermukaan mars dan mengakibatkan mars kehilangan atmosfernya. Para ilmuwan berteori, sebagian besar air yang melarikan diri dari mars diakibatkan gravitasi yang tak begitu kuat untuk menahan atmosfer planet. Dengan demikian, seiring waktu, air di planet merah itu menguap dan melayang jauh ke antariksa.
Perkiraan berapa banyak air yang hilang dianalisa dengan mengukur rasio dua bentuk hidrogen yang dtemukan pada meteorit mars yang ada di bumi.
Pada umumnya hidrogen berisi satu proton pada intinya. Sedangkan hidrogen lain, yaitu deuterium, bentuk lebih besar dari hidrogen. Deuterium terdiri satu proton dan satu neutron. Air setidaknya terdiri satu atom deuterium, bukan hidrogen yang lebih berat.
Air yang mengandung deuterium tidak mudah melarikan diri dari gravitasi mars dibanding air yang terdiri dari hidrogen biasa. Walhasil, sebagian besar air yang meninggalkan mars adalah air kategori hidrogen ringan.
Dengan membandingkan jumlah deuterium dan hidrogen, peneliti dapat menentukan seberapa mudah air melarikan diri dari marsMuhammmad Irfan Blog's
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
http://irfanmuhluster.blogspot.com/2015/09/sejarah-keberadaan-air-di-mars.html