Sebelas Kriteria Istri Idaman Versi Sunah Nabi
Betapa banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada umat manusia mulai dari nikmat iman hingga nikmat terkecil yang bisa manusia rasakan.
Di antara nikmat terbesar yang Allah anugerahkan sebagaimana yang ditulis oleh Dr. Shalah Abu Al-Hajj dalam makalahnya yang berjudul Shifatu al-Zaujah fii Dhaw’i al-Sunnah al-Nabawiyah adalah dianugerahkan kecocokan dalam memilih istri atau pasangan yang akan ia habiskan waktu bersamanya, mendidik keturunannya, menjaga harga diri serta martabatnya, menemani dalam mengarungi letihnya kehidupan dunia dan untuk hidup bahagia bersama.
Hal ini karena seorang istri lah yang akan menjadi pendorong bagi suami untuk memperoleh rida Allah Swt dengan kepribadian dan budi pekerti yang ia miliki. Rasulullah saw bersabda;
مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ، إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ، وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ رواه ابن ماجة
“Tidak ada perkara yang lebih baik bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang salihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila ia memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah maka ia melakukannya, dan apabila ia pergi maka dengan tulus ia menjaga diri dan hartanya.” (HR Ibn Majah)
Ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih calon istri.
Pertama, memiliki agama yang baik. Rasulullah saw bersabda;
فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ رواه البخاري
“Perolehlah yang memiliki agama maka kamu akan beruntung”.
Kedua, memiliki nasab yang baik sebagaimana sabda Nabi saw;
تَخَيَّرُوْا لِنُطَفِكُمْ فَانْكِحُوا اْلأَكْفَاءَ وَأَنْكِحُوْا إِلَيْهِمْ رواه أحمد
“Pilihlah tempat kalian menanamkan air mani atau benihmu, nikahilah perempuan yang sekufu (sepadan) dan nikahkanlah dengan mereka”.
Ketiga, perawan. Karena hal tersebut akan menambah kecintaan dan rasa kasih sayang. Rasullah saw bersabda;
عَلَيْكُمْ بِالْأَبْكَارِ فَإِنَّهُنَّ أَعْذَبُ أَفْوَاهًا وَأَنْتَقُ أَرْحَامًا وَأَرْضَى بِالْيَسِيْرِ رواه ابن ماجة
“Hendaklah kalian menikahi perempuan perawan karena sesungguhnya mereka lebih baik perkataannya, lebih memungkinkan memperoleh anak banyak dan lebih rela dengan yang sedikit (baik dalam harta dan jimak)”.
Keempat, subur dan penyayang. Berdasarkan hadis Nabi saw yang berbunyi;
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: إِنِّي أَصَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَمَنْصَبٍ إِلَّا أَنَّهَا لَا تَلِدُ أَفَأَتَزَوَّجُهَا؟ فَنَهَاهُ، ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ، ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَنَهَاهُ، فَقَالَ: تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ، فَإِنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمْ اْلُأمَمَ رواه النسائي
“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw kemudian berkata; aku mendapati seorang perempuan yang terpandang dan mempunyai kedudukan yang baik hanya saja ia tidak bisa melahirkan (mandul), bolehkah aku menikahinya? Kemudian Rasulullah saw melarangnya. Laki-laki tersebut datang untuk kedua kalinya dan Rasulullah saw tetap melarangnya, kemudian laki-laki tersebut datang untuk ketiga kalinya dan Rasulullah saw pun tetap melarangnya. Rasulullah saw bersabda: Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang karena aku bangga umatku lebih banyak dari umat terdahulu”.
Kelima, mampu mengatur urusan rumah tangga. Karena seorang istri harus bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga, suami dan anaknya.
اَلْمَرْاَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ رواه البخاري
“Perempuan adalah pemimpin bagi rumah suami dan anak-anaknya”.
Keenam, patuh terhadap suami. Senantiasa patuh dan menaati perintah suami sehingga tidak mendatangkan murka Allah.
وَقَدَ رُوِيَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ؟ قَالَ الَّتِيْ تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيْعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِهِ بِمَا يَكْرَهُ رواه البيهقي
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau berkata; dikatakan kepada Rasulullah saw: Perempuan mana yang paling baik? Kemudian Rasulullah saw menjawab: yang membahagiakan jika dipandang, yang taat apabila diperintah dan tidak menyalahi baik atas dirinya dan harta suaminya dengan sesuatu yang dibenci”.
Ketujuh, ifah (mampu menjaga diri). Sebagaimana riwayat ‘Ali bin Abi Thalib dan Anas bin Malik dalam Musnad Firdaus, beliau berkata;
خَيْرُ نِسَائِكُمْ الْعَفِيْفَةُ
“Sebaik-baik perempuan kalian adalah yang mampu menjaga diri”.
Kedelapan, mempunyai paras yang menyejukkan hati saat dipandang. Sebagaimana sabda Rasulullah saw;
خَيْرُ فَائِدَةٍ اِسْتَفَادَهَا الْمُسْلِمُ بَعْدَ اْلِإسْلَامِ اِمْرَأَةٌ جَمِيْلَةٌ تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا، وَتُطِيْعُهُ إِذَا أَمَرَهَا وَتَحْفَظُهُ إِذَا غَابَ عَنْهَا فِيْ مَالِهِ وَنَفْسِهَا رواه ابن أبي شيبة
“Sebaik-baiknya manfaat yang bisa diperoleh oleh seorang muslim setelah keislamannya adalah perempuan cantik yang apabila dilihat mampu membahagiakan, apabila diperintah ia taat dan apabila dan apabila jauh dari suaminya ia mampu menjaga harta dan dirinya”.
Kesembilan, tidak mempunyai sifat cemburu yang berlebihan. Karena sifat tersebut akan membuat dirinya akan selalu berburuk sangka terhadap suaminya. Rasulullah saw bersabda;
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ أَلَا نَتَزَوَّجُ مِنْ نِسَاءِ أَنْصَارٍ؟ قَالَ: إِنَّ فِيْهِمْ لَغَيْرَةً شَدِيْدَةً رواه النسائي
“Dari Anas ra berkata; mereka bertanya; wahai Rasulullah saw, apakah kami boleh menikahi perempuan-perempuan anshar? Rasulullah saw menjawab: sesungguhnya mereka mempunyai rasa cemburu yang berlebihan”.
Kesepuluh, sederhana. Sehingga tidak butuh biaya yang cukup mahal untuk menikahinya karena kebanyakan yang terjadi dari perempuan yang meminta mahar yang mahal tidak lain hanya untuk pamer dan bermegah-megahan. Nabi saw bersabda;
أَعْظَمُ النِّسَاءِ بَرَكَةً أَيْسَرُهُنَّ مُؤْنَةً رواه البيهقي
“Perempuan paling besar barakahnya adalah perempuan yang paling mudah maharnya”.
Kesebelas, mempunyai perangai yang baik. Karena perangai baik merupakan perhiasan yang kekal sedangkan kecantikan akan fana. Rasulullah saw bersabda;
إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَى اللهِ وَأَقْرَبَكُمْ مِنِّي أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَى اللهِ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي الثَّرْثَارُوْنَ وَالْمُتَفَيْهِقُوْنَ الْمُتَشَدِّقُوْنَ رواه ابن حبان
“Sesungguhnya di antara kalian yang paling dicintai Allah dan paling dekat denganku adalah yang paling baik akhlaknya dan sesungguhnya yang paling dibenci Allah di antara kalian dan paling jauh dariku adalah yang banyak bicara, sering merendahkan orang lain dan tidak mau kalah saat berbicara”.
Wallahu ta’ala a’lamu bi al-shawab.
Sumber: bincangsyariah.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/sebelas-kriteria-istri-idaman-versi-sunah-nabi/