Resume Buku Sirah Al Nabawiyah Ibn Hisyam Bab 90 Hijrahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam




Ibn Hisyam mengutip dari Ibnu Ishaq berkata, "Setelah para sahabat hijrah ke Madinah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tetap di Makkah menunggu diizinkan untuk hijrah. Semua kaum Muhajirin hijrah ke Madinah, kecuali sahabat yang ditahan atau orang yang disiksa, terkecuali Ali bin Abu Thalib dan Abu Bakar bin Abu Quhafah. Abu Bakar sudah seringkali meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk hijrah ke Madinah, namun beliau bersabda kepadanya, 'Engkau jangan terburu-buru, mudah-mudahan Allah memberimu teman untuk hijrah.' Abu Bakar berharap kiranya ia bisa menemani hijrahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam."

Perihal Daar an-Nadwah

Daar an-Nadwah adalah rumah milik Qushai bin Kilab  tempat para tokoh Quraisy menggelar rapat membahas situasi kota Mekkah menjelang hijrah Rasul SAW. Menurut Ibn Ishak ada rasa khawatir dari pemuka-pemuka Quraisy ketika mereka mengetahui bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallammempunyai banyak pengikut, sahabat-sahabat di negeri lain dan melihat hijrahnya sahabat-sahabat beliau dari kaum Muhajirin ke sahabat-sahabat dari kaum Anshar, mereka pun sadar bahwa kaum Muslimin telah mendapatkan negeri dan mendapatkan perlindungan. Mereka mewaspadai hijrahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ke Madinah dan  sadar bahwa kaum Muslimin telah bersatu padu untuk memerangi mereka. Karena itulah, mereka segera menggelar rapat di Daar An-Nadwah membahas Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Kehadiran Iblis di Daar An-Nadwah bersama Kaum Musyrikin

Ibn Hisyam mengutip riwayat dari Ibnu Ishaq dengan sanad yang bersambung bahwa, "Ketika orang-orang Quraisy telah sepakat mengadakan rapat dan berjanji memasuki Daar An-Nadwah untuk berembug mengenai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka pada hari H-nya mereka berangkat ke Daar An-Nadwah. Hari tersebut dinamakan Hari Az-Zahmah. Pada hari tersebut, mereka berpapasan dengan iblis -semoga Allah mengutuknya- yang menjelma menjadi orang tua yang berwibawa dan mengenakan pakaian tebal, kemudian ia berdiri di pintu Daar An-Nadwah. Ketika orang-orang Quraisy melihatnya, mereka bertanya kepadanya, 'Bapak berasal dari mana?' Iblis menjawab, 'Aku warga Najed yang mendengar bahwa kalian berjanji rapat untuk membahas Muhammad. Aku ingin hadir bersama kalian dan mendengar apa yang kalian katakan. Mudah-mudahan kalian mendapatkan pendapat dan nasihat dariku.' Orang-orang Quraisy berkata, 'Baik, masuklah.' Iblis pun masuk bersama mereka." [1]

Jumlah Tokoh-tokoh Quraisy Yang Hadir di Daar An-Nadwah

Mengenai tokoh yang hadir dalam pertemuan di daar an-Nadwah, Ibn Hisyam mengutip riwayat Abdullah bin Abbas berkata, "Tokoh-tokoh Quraisy  yang hadir di Daar An-Nadwah adalah

1.     Bani Abdu Syams : Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah dan Abu Sufyan bin Harb.

2.     Dari Bani Naufal bin Abdu Manaf adalah sebagai berikut:  Thu'aimah bin Adi,  Jubair bin Muth'im, Al-Harts bin Amir bin Naufal.

3.     Dari Bani Abduddaar bin Qushai hanya satu orang, yaitu An-Nadhr bin Al-Harts bin Kaladah.

4.     Dari Bani Asad bin Abdul Uzza adalah sebagai berikut:  Abu Al-Bakhtari bin Hisyam,  Zam'ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib, Hakim bin Hizam.

5.     Dari Bani Makhzum hanya satu orang, yaitu Abu Jahal bin Hisyam

6.     Dari Bani Sahm adalah sebagai berikut: Nubaih bin Al-Hajjaj, Munabbih bin Al-Hajjaj.

7.     Dari Bani Jumah ialah Umaiyyah bin Khalaf

 Usulan-usulan mereka dalam pertemuan tersebut adalah:

1.     Tahan Muhammad di penjara dan kuncilah pintunya.

2.     Usir Muhammad dari negeri dan asingkan ke negeri lain.

3.     Ambil dari setiap kabilah seorang pemuda yang tangguh, berasal dari keluarga bangsawan dan orang yang paling baik nasabnya, kemudian setiap orang dari mereka kita beri pedang tajam, kemudian mereka semua pergi kepada Muhammad, kemudian tebas ia seperti tebasan satu orang hingga dia tewas (usul dari Abu Jahal)

 Iblis dalam bentuk orang tua Najed yang hadir dalam pertemuan tersebut menolak dua pendapat pertama dan menerima pendapat yang ketiga yaitu usulan dari Abu Jahal dan  orang-orang Quraisy bubar dan menyepakati usulan Abu Jahal tersebut.

 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Menyuruh Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu Tidurdi Ranjang Beliau

Ibn Hisyam menggambarkan kejadian ini merujuk kepada dua sumber, yaitu:

1.     Abdullah bin Abbas berkata, "Malaikat Jibril datang kepada RasuluIIah Shallallahu Alaihi wa Sallamdan berkata kepada beliau, 'Pada malam ini engkau jangan tidur di ranjang yang biasa engkau pakai tidur.' Pada perte-ngahan malam, para pemuda pilihan Quraisy berkumpul di pintu rumah RasuluIIah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mengintip kapan beliau tidur. Jika beliau telah tidur, mereka akan menyerang beliau dengan tiba-tiba. Ketika RasuluIIah Shallallahu Alaihi wa Sallammengetahui tempat mereka, beliau berkata kepada Ali bin Abu Thalib, Tidurlah di ranjangku dan kenakan selimutku dari Al-Hadhrami yang berwarna hijau ini, karena sesungguhnya tindakan mereka yang engkau benci tidak akan menimpamu.

2.     Ibnu Ishaq berkata bahwa Yazid bin Ziyad berkata kepadaku dari Muhammad bin Ka'ab AlQuradzi yang berkata, "Ketika para pemuda Quraisy berkumpul di depan pintu rumah RasuluIIah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mereka ditemani Abu Jahal. Abu Jahal berkata kepada mereka, 'Sesungguhnya Muhammad menduga bahwa jika kalian mengikutinya, kalian akan menjadi pemimpin bagi orang-orang Arab dan orang-orang non-Arab, kalian dibangkitkan setelah kematian kalian dan kalian diberi surga seperti taman Yordania. Jika kalian tidak mengikutinya, kalian akan disembelih, kalian dibangkitkan setelah kematian kalian, kalian diberi neraka dan dibakar olehnya'."

Keluarnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibn Hisyam menggambarkan detik-detik Rasulullah keluar dari rumahnya dengan mengambil riwayat dari Ibnu Ishaq yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam keluar menemui para pemuda yang sudah menunggunya di luar rumah dengan  mengambil segenggam tanah, kemudian beliau bersabda, 'Betul, aku memang pernah mengatakan seperti itu dan engkau (Abu Jahal) adalah salah satu dari penghuni neraka.' Allah Ta 'alamengambil mata mereka hingga mereka tidak bisa melihat beliau. RasuluIIah Shallallahu Alaihi wa Sallam menaburkan tanah ke atas kepala mereka  sambil  membaca  surat Yaasiin: 1-9. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menaburkan tanah ke atas kepala mereka semua, kemudian beliau pergi ke tempat yang beliau kehedaki. Para pemuda kafir tersadar dan mengintip ke dalam rumah dan mendapati Ali bin Abu Thalib berada di ranjang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengenakan selimut beliau dan mereka mengira bahwa itu Rasulullah SAW. Hal ini digambarkan dalam al-Quran dalam surat Al-Anfal: 30 dan surat Ath-Thuur: 30-31.

Menurut Ibn Hisyam, Abu Bakar sangat mendambakan bisa menemani Rasulullah SAW saat hijrah seperti yang dikutip pada riwayat Ibnu Ishaq yang berkata, "Abu Bakar adalah orang kaya. Ketika ia meminta izin untuk berhijrah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, 'Engkau jangan terburuburu. Mudah-mudahan Allah memberimu teman.' Abu Bakar mendambakan kiranya orang yang dimaksud Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah dirinya. Kemudian ia membeli dua unta, menahan keduanya di rumahnya dan memberinya makan dengan cukup sebagai persiapan hijrah."

Berada di Gua Tsur

Ibnu Hisyam menggambarkan kejadian di Gua Tsur seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memutuskan keluar dari Makkah dan hijrah ke Madinah, beliau pergi ke rumah Abu Bakar, kemudian keduanya keluar dari pintu rahasia rumah Abu Bakar di depan rumahnya. Setelah itu, keduanya pergi ke Gua Tsur masuk ke dalamnya. Dalam hal ini Abu Bakar menyusun beberapa strategi, antara lain:

1.     Memerintahkan anaknya, Abdullah bin Abu Bakar untuk menjadi mata-mata apa yang terjadi di luar gua Tsur.

2.     Memerintahkan mantan budaknya, Amir bin Fuhairah menggembalakan kambingnya di siang hari di dekat Gua Tsur dan sore harinya ia membawa kambing tersebut kepada keduanya di gua.

3.     Memerintahkan Asma' binti Abu Bakar mengantarkan makanan yang memadai untuk keduanya."

Ibnu Hisyam berkata Al-Hasan bin Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di gua pada malam hari. Abu Bakar masuk ke dalamnya terlebih dahulu sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Abu Bakar mengamati gua untuk melihat apakah di dalamnya terdapat binatang buas atau ular? Ia melindungi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan dirinya." [2]

Menurut Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Sejarah Hidup Muhammad bahwa Rasulullah bersama Abu Bakar tinggal di gua Thaur selama 3 hari. Sementara itu pihak Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah. Betapa tidak. Mereka melihat bahaya sangat mengancam kalau mereka tidak berhasil menyusul Muhammad dan mencegahnya berhubungan dengan pihak Yathrib. Para pemuda yang dipilih dari tiap kelompok untuk membunuh Rasulullah membawa pedang dan tongkat sambil mondar-mandir mencari ke segenap penjuru. Tidak jauh dari gua Thaur itu mereka bertemu dengan seorang pengembala. Ketika ditanya pengembala itu mengatakan tidak melihat ada orang yang menuju ke sana. Rasulullah SAW semakin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakar semakin ketakutan. Ia merapatkan dirinya kepada kawannya itu dan Muhammad berbisik di telinganya:   لا تحزن ان الله معنا, Jangan bersidih hati, Tuhan bersama kita.[3]

 

Perjalanan ke Madinah

Menurut Ibn Hisyam pada suatu hari, datanglah seseorang dari Makkah Bawah yang bernyanyi mendendangkan bait-bait lagu  Arab. Orang-orang membuntutinya, mendengarkan apa yang ia ucapkan dan apa yang mereka lihat. Ketika ia keluar dari Makkah Atas, ia berkata: Semoga Allah, Tuhan seluruh manusia membalas dengan balasan yang baik  kepada dua sahabat yang tinggal di tenda 'Ummu Ma 'bad.  Keduanya tiba dengan membawa kebaikan kemudian keduanya pergi pada sore hari Sungguh beruntung orang yang menemani Muhammad pada sore hari.  Ibnu Hisyam berkata, "Ummu Ma'bad adalah putri Ka'ab. la wanita dari Bani Ka'ab dari Khuza'ah. Bait syair, 'Dua sahabat yang tinggal di tenda Ummu Ma 'bad, 'dan bait syair, 'Keduanya tiba dengan membawa kebaikan kemudian keduanya pergi pada sore  hari.  Ibnu Ishaq berkata bahwa Asma' binti Abu Bakar Radhiyallahu Anhuma berkata, "Ketika kami mendengar ucapan orang di atas, kami pun tahu ke mana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pergi, dan arah tujuan beliau adalah ke Madinah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pergi bersama tiga orang, yaitu: Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, Amir bin Fuhairah mantan budak Abu Bakar, dan Abdullah bin Arqath sang penunjuk jalan."

Dalam buku Sejarah Hidup Muhammad, Haekal menulis mereka berangkat, keluar dari gua. Setiap orang mengenderai untanya sendiri dengan membawa bekal  makanan. Abu Bakar membawa 5000 dirham dan itu adalah seluruh hartanya yang ada. Abdullah bin ‘Uraiqit dari Banu Du’il sebagai penunjuk jalan membawa mereka hati-hati sekali ke arah selatan di bawahan Mekah, kemudian menuju Tihama di dekat pantai laut Merah. Oleh karena mereka melalui jalan yang tidak biasa ditempuh orang, dibawanya mereka ke sebelah utara di seberang pantai itu, dengan agak menjauhinya, mengambil jalan yang paling sedikit dilalui orang.[4]

 

Kondisi Keluarga Abu Bakar setelah Hijrahnya  

Ibn hisyam menggambarkan keadaaan keluarga Abu Bakar setelah hijrah melalui riwayat Ibnu Ishaq berkata bahwa Yahya bin Ibad bin Abdullah bin Az-Zubair berkata kepadaku bahwa ayahnya, Ibad, berkata kepadanya dari neneknya, Asma' binti Abu Bakar yang berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pergi bersama Abu Bakar, Abu Bakar membawa seluruh kekayaannya yang berjumlah lima ribu dirham atau enam ribu dirham. Suatu ketika, kakekku, Abu Quhafah -ia sudah buta- datang kepadaku dan berkata, 'Demi Allah, aku berpendapat bahwa Abu Bakar berniat melaparkan kalian, karena ia membawa semua kekayaannya.' Aku berkata, Tidak, sesungguhnya ayah meninggalkan kekayaan yang banyak untuk kita.' Kemudian aku mengambil batu, meletakkannya di karung karena ayah biasa menaruh kekayaannya di dalamnya dan aku menutupinya dengan kain. Setelah itu, aku pegang tangan kakek dan aku katakan padanya, 'Kakek, letakkan tanganmu di kekayaan ini.' Kakek pun meletakkan tangannya di karung tersebut. Ia berkata, 'Tidak apa-apa. Jika ia meninggalkan kekayaan sebanyak ini, ia telah berbuat baik.' Di sini terdapat pelajaran yang berharga bagi kalian. Demi Allah, ayah tidak me¬ninggalkan apa-apa untuk kita. Aku berbuat yang demikian terhadap kakek, karena aku ingin menenangkannya."

 

 

Perihal Suraqah bin Malik  

Ibnu Ishaq berkata bahwa Az-Zuhri berkata kepadaku bahwa Abdurrahman bin Malik bin Ja'syum berkata kepadanya dari ayahnya dari pamannya, Suraqah bin Malik yang berkata, " Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah keluar dari Makkah untuk hijrah ke Madinah, orang-orang Quraisy menyediakan hadiah sebesar seratus unta bagi siapa saja yang berhasil mengembalikan beliau kepada mereka. Ketika aku sedang duduk di balai pertemuan kaumku, tiba-tiba salah seorang dari kaumku datang kepada kami hingga ia berdiri di tengah-tengah kami. Ia berkata, 'Demi Allah, tadi aku melihat tiga orang berjalan melewati kami. Aku pastikan bahwa ketiganya adalah Muhammad dan dua orang sahabatnya.' Aku memberi isyarat dengan mataku kepada orang tersebut agar ia diam. Aku berkata, 'Tidak, mereka orang-orang dari Bani Si Fulan yang sedang mencari barang mereka yang hilang.' Orang tersebut berkata, 'Ya, bisa jadi begitu!' Setelah itu, orang tersebut diam. Aku diam sebentar, kemudian aku berdiri dan pulang ke rumah. Aku suruh keluargaku menyiapkan kudaku, kemudian kudaku diikat di lembah. Aku juga menyuruh keluargaku menyiapkan senjata untukku. Keluargaku menge-luarkan senjata untukku dari belakang kamarku. Aku ambil dadu undianku yang biasa aku pakai mengundi. Kemudian aku keluar dengan mengenakan baju besiku, sambil mengeluarkan daduku dan aku mengadakan undian dengannya. Ternyata yang keluar adalah dadu yang aku benci yaitu tulisan, 'Tidak membahayakannya'. Aku berharap bisa mengembalikan Muhammad kepada kaumnya dan dengan demikian aku mendapatkan hadiah sebanyak seratus unta. Setelah itu, aku berjalan menelusuri jejak Muhammad. Ketika kudaku berlari kencang membawaku, tiba-tiba kudaku tersandung dan aku terpelanting darinya. Aku berkata, 'Apa arti ini semua?' Aku keluarkan dadu undianku dan aku mengadakan undian dengannya. Ternyata dadu yang keluar adalah dadu yang aku benci yang bertuliskan, 'Tidak membahayakannya.' Kendati begitu, aku tetap ingin mengejar Muhammad dan menelusuri jejak Muhammad. Ketika kudaku berlari kencang membawaku, tiba-tiba ia tergelincir dan aku terpelanting darinya. Aku berkata, 'Apa arti ini semua?' Kemudian aku keluarkan dadu undianku dan mengadakan undian dengannya. Ternyata yang keluar ialah dadu yang aku benci yang bertuliskan, 'Tidak membahayakannya.' Aku tetap ingin mengejar Muhammad dan menyusuri jejaknya. Ketika orang-orang tersebut (Muhammad dan Abu Bakar) telah terlihat olehku, tiba-tiba untaku terperosok hingga kedua kakinya masuk ke dalam tanah dan aku terjatuh darinya. Untaku mencabut kedua kakinya dari dalam tanah dengan diiringi asap seperti badai. Ketika aku melihat kejadian tersebut, aku sadar bahwa Muhammad dilindungi dari diriku dan bahwa dia akan menang. Aku berseru kepada orang-orang tersebut (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar) dan aku katakan kepada mereka, 'Aku Suraqah bin Ju'syum. Tunggulah aku, aku ingin bicara dengan kalian. Demi Allah, aku tidak mencurigai kalian dan sesuatu yang kalian benci dariku tidak akan datang kepada kalian.'  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Bakar, 'Katakan kepadanya apa yang ia minta dari kami.' Abu Bakar menyampaikan pesan Muhammad kepadaku. Aku berkata kepada, Tulislah untukku tulisan yang menjadi bukti antara aku denganmu.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Tulislah tulisan untuknya, wahai Abu Bakar!' Abu Bakar menulis untukku tulisan di tulang atau di secarik kertas atau di tembikar kemudian ia melemparkannya kepadaku. Aku segera mengambilnya dan menaruhnya di busur panahku. Setelah itu, aku pulang, diam dan tidak bercerita sedikit pun tentang apa yang baru terjadi, hingga ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berhasil menaklukkan Makkah, usai Perang Hunain dan Perang Thaif, aku keluar membawa tulisan yang pernah diberikan kepadaku untuk aku berikan kepada beliau. Aku bertemu dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Al-Ji'ranah dan aku masuk dalam pasukan berkuda kaum Anshar. Mereka menghalang-halangiku dengan tombak dan berkata kepadaku, 'Pergi sana! Pergi sana! Apa yang engkau inginkan?' Aku mendekat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang ketika itu sedang berada di atas untanya. Demi Allah, aku lihat betis beliau putih seperti putihnya anak pohon kurma. Aku angkat tanganku de¬ngan memegang tulisan tersebut dan aku berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, inilah tulisanmu kepadaku. Aku Suraqah bin Ju'syum.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Sekarang hari penetapan janji dan kebaikan. Dekatkan dia kepadaku!' Aku mendekat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan masuk Islam. Aku mengingat-ingat apa yang pernah aku tanyakan kepada beliau, tapi aku tidak ingat. Aku berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, unta telah memenuhi kolam-kolamku dan aku memenuhi kolam-kolamku untuk unta-untaku. Jika aku memberi minum kepada unta-untaku, apakah aku mendapatkan pahala?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Ya, di setiap yang mempunyai hati terdapat pahala.' Kemudian aku pulang kepada kaumku dan aku serahkan shadaqahku kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam."

Perjalanan Hijrah

Ibnu Ishaq berkata, "Ketika penunjuk jalan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamdan Abu Bakar, Abdullah bin Arqath berangkat, Abdullah bin Arqath berjalan bersama keduanya melalui Makkah Bawah, kemudian berjalan melewati pesisir hingga bertemu dengan jalan di Usfan Bawah, kemudian berjalan bersama keduanya melewati Amaj Bawah, melintasinya hingga bertemu jalan setelah melintasi Qudaid, kemudian meneruskan perjalanan melewati Al-Kharrar, kemudian melewati Tsaniyyatul Marrah, kemudian berjalan melewati Liqf . Ibnu Hisyam berkata, "Ada yang mengatakannya Lift, kemudian melintasi Madlaj Liqf, kemudian memasuki Madlaj Mijaj (ada yang mengatakan Majaj seperti dikatakan Ibnu Hisyam), kemudian melewati Marjih Majaj, kemudian memasuki Marjih dari Dzi Al-Ghudzwaini (Ibnu Hisyam berkata, "Ada yang mengatakan, "Al-Adhawaini."), kemudian memasuki Dzi Kasyri, kemudian melewati Al-Jadajid, kemudian melewati Al-Ajrad. kemudian melewati Dzi Salam dari dalam Madlaj Ta'hin, kemudian meiewati Al-Ababid (Ibnu Hisyam berkata, "Ada yang mengatakan Al-Ababib dan Al-‘itsyanah, kemudian melintasi Al-Fajah, dan ada yang mengatakan Al-Qahah seperti dikatakan Ibnu Hisyam)." Ibnu Hisyam berkata, "Kemudian Abdullah bin Arqath bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar menuruni Al-Arju. Sungguh sebagian perbekalan memperlambat perjalanan mereka bertiga, kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dinaikkan seseorang yang telah masuk Islam yang bernama Aus bin Hajar ke atas untanya yang bernama Ibnu Ar-Rada' menuju Madinah. Selain itu, Aus bin Hajar menyertakan budak-nya yang bernama Mas'ud bin Hunaidah. Kemudian Abdullah bin Arqath keluar dari Al-Arju, kemudian melewati Tsaniyyatul A'ir (ada yang mengatakan TsaniyyatuI Ghabir menurut Ibnu Hisyam) dari sebelah kanan Rakubah, kemudian menuruni Kabilah Rim, kemudian tiba di Quba' tepatnya di Bani Amr bin Auf pada tanggal 12 Rabiul Awwal, hari Senin, ketika waktu dhuha hampir habis dan ketika panas matahari sedang-sedang saja."

Menurut Haekal, selama tujuh hari terus menerus mereka dalam keadaan panas terik dibakar sahara, melintasi batu-batu karang dan lembah-lembah curam. Hanya karena adanya ketenangan hati kepada Tuhan dan adanya kedip bintang-bintang yang berkilauan dalam gelap malam membuat hati  dan perasaan mereka terasa lebih aman.[5]

Kaum Muslimin Menunggu Kedatangan Rasulullah Shaallahu Alaihi wa Sallam di Ambang Madinah  

Ibnu Hisyam mnguraikan bahwa Ibnu Ishaq berkata bahwa Muhammad bin Ja'far bin Az-Zubair berkata kepadaku dari Urwah bin Az-Zubair dari Abdurrahman bin Uwaim bin Sa'idah yang berkata, bahwa beberapa sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang berasal dari kaumku berkata kepadaku, "Ketika kita mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah keluar dari Makkah dan kedatangannya sudah dekat, maka usai shalat Shubuh, kita berjalan ke luar perkampungan untuk menunggu kedatangan beliau. Demi Allah, kita tidak beranjak hingga terik matahari menyengat kita. Jika kita tidak menemukan tempat berteduh, kita masuk ke dalam rumah. Pada hari kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kita duduk seperti sebelumnya. Ketika kita tidak menemukan tempat berteduh, kita masuk ke dalam rumah kita masing-masing. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang ketika kita telah masuk ke dalam rumah. Orang yang pertama kali melihat kedatangan beliau adalah salah seorang dari orang-orang Yahudi. la pernah melihat apa yang telah kita perbuat ketika kita menunggu kedatangan beliau kepada kami. Orang Yahudi tersebut berteriak keras, 'Hai Bani Qailah (kaum Anshar),  ini dia kakek kalian telah datang kepada kalian.' Kita segera keluar dari rumah untuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang ketika itu berteduh di bawah pohon kurma ditemani Abu Bakar yang seusia dengan beliau. Sebagian besar dari kita tidak pernah melihat beliau sebelum ini. Kaum Anshar pun berkerumun di sekitar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mereka tidak bisa membedakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan Abu Bakar. Ketika tempat tersebut tidak lagi bisa menaungi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Abu Bakar berdiri dan menaungi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan bajunya. Ketika itulah, kita baru mengetahui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam."

Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu Mengembalikan Titipan sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Hijrah

Ibnu Ishaq berkata, "Ali bin Abu Thalib di Makkah selama tiga hari tiga malam. la kembalikan semua titipan yang dititipkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika ia selesai mengembalikan semua barang titipan, ia menyusul Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Madinah dan singgah bersama beliau di rumah Kultsum bin Hidam."

Ibnu Ishaq berkata, "Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu berkata bahwa ia singgah di Quba' semalam atau dua malam di rumah wanita Muslimah yang tidak bersuami. Ali bin Abu Thalib berkata, 'Aku singgah di Quba" di rumah wanita Muslimah yang tidak bersuami. Di pertengahan malam, aku lihat orang laki-laki datang pada wanita Muslimah tersebut dan mengetuk pintu rumahnya. Wanita Muslimah tersebut keluar menemui orang laki-laki itu kemudian laki-laki itu memberikan sesuatu yang dibawanya kepada wanita tersebut dan diterimanya. Aku mencurigai orang laki-laki itu, kemudian aku berkata kepada wanita tersebut, 'Hai hamba Allah, siapa orang laki-laki yang datang kepadamu di setiap malam, kemudian engkau keluar menemuinya dan ia memberikan sesuatu kepadamu. Aku tidak tahu apa yang diberikan kepadamu, padahal engkau wanita Muslimah yang tidak bersuami?' Wanita tersebut menjawab, 'Orang laki-laki itu adalah Sahl bin Hunaif. Ia tahu kalau aku wanita yang tidak bersuami. Di petang hari, ia datang ke berhala-berhala kaumnya, kemudian ia memecahkannya dan memberikannya kepadaku.' Ali bin Abu Thalib berkata, 'Jadikan berhala-berhala tersebut sebagai kayu bakar!' Ibnu Ishaq berkata bahwa hadits Ali bin Abu Thalib di atas dikisahkan kepadaku oleh Hind bin Sa'ad bin Sahl bin Hunaif Radhiyallahu Anhu. 

Masjid Quba'  

Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menetap di Quba' di Bani Amr bin Auf pada hari Senin, hari Selasa, hari Rabu dan hari Kamis. Beliau membangun masjid di Quba'. Dan Allah mengeluarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari kaum Anshar di Quba' pada hari Jum'at. Orang-orang Bani Amr bin Auf mengklaim bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menetap di tempat mereka agak lama. Allahu a’lam pendapat mana yang lebih benar."

 Ibnu Ishaq berkata, "Ketika waktu shalat Jum'at telah tiba, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang berada di Bani Salim bin Auf, kemudian beliau mengerjakannya di masjid di tengah lembah, tepatnya di lembah Ranuna'. Shalat Jum'at tersebut merupakan shalat Jum'at pertama yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Madinah."

Undangan Kabilah-kabilah di Madinah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam 

Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam didatangi Utban bin Malik dan Abbas bin Ubadah bin Nadhlah bersama orang-orang Bani Salim bin Auf. Mereka berkata, 'Wahai Rasulullah, tinggallah di tempat kami di tempat yang banyak penduduknya, lengkap peralatan perangnya dan terlindungi.' Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Biarkan unta ini bebas berjalan, karena ia diperintah!' Mereka membiarkan unta Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan. Ketika unta tersebut berada di dekat perkampungan Bani Bayadhah, Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam berpapasan dengan Ziyad bin Labid dan Farwah bin Amr bersama orang-orang Bani Bayadhah. Mereka berkata, 'Wahai Rasuluilah, tinggallah di tempat kami yang banyak penduduknya, lengkap perlengkapan perangnya dan terlindungi.' Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Biarkan unta ini berjalan semaunya, karena ia diperintah!' Mereka melepas unta itu dan ia pun berjalan dan terus berjalan. Ketika unta itu berjalan melewati per-kampungan Bani Saidah, Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditemui Sa'ad bin Ubadah dan Al-Mundzir bin Amr bersama orang-orang Bani Saidah. Mereka berkata, 'Wahai Rasuluilah, mari tinggal bersama kami di tempat yang banyak penduduknya, lengkap peralatan perangnya dan terlindungi.' Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,  'Biarkan unta ini berjalan, karena ia diperintah!' Mereka melepas unta itu dan unta itu terus berjalan. Ketika unta itu tiba di perkampungan Bani Al-Harits bin Al-Khazraj, Rasuluilah Shalallahu Alaihi wa Sallam ditemui Sa'ad bin Ar-Rabi', Kharijah bin Zaid dan Abdullah bin Rawahah bersama orang-orang Bani Al-Harits bin Al-Khazraj. Mereka berkata, 'Wahai Rasuluilah, mari tinggal bersama kami, di tempat yang banyak penduduknya, lengkap peralatan perangnya dan terlindungi.' Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Biarkan unta ini berjalan, karena ia diperintah!' Mereka melepas unta itu dan unta itu te-rus berjalan. Ketika unta itu melewati perkampungan Bani Adi bin An-Najjar -mereka adalah paman-paman beliau. Ibu Abdul Muththalib yang bernama Salma binti Amr berasal dari mereka-, unta itu dihadang Salith bin Qais dan Abu Salith Asirah bin Abu Kharijah bersama orang-orang dari Bani Adi bin An-Najjar. Mereka berkata, 'Wahai Rasuluilah, mari tinggal bersama paman-pamanmu yang berpenduduk banyak, lengkap peralatan perangnya dan terlindungi.' Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Biarkan unta ini berjalan, karena ia diperintah!'" 

Tempat Berhentinya Unta dan Pembangunan Masjid Nabawi Yang Mulia 

Ibnu Ishaq berkata, "Unta itu terus berjalan. Ketika unta itu melewati perkampungan Bani Malik bin An-Najjar, ia duduk di pintu masjid Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Masjid beliau ketika itu masih berupa tempat pengeringan kurma milik dua anak yatim Bani An-Najjar. Kedua anak yatim tersebut bernama Sahl dan Suhail, keduanya anak Amr dan berada dalam asuhan Muadz bin Afra' Sahl. Ketika unta itu berhenti dan Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak turun daripadanya, unta itu melompat, kemudian berjalan tidak jauh. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meletakkan kendali unta itu dan beliau tidak membelokkannya. Kemudian unta itu menoleh ke betakang, pergi ke tempat duduk semula, duduk di dalamnya, diam tenang, berdiri di tempatnya dan meletakkan dadanya di tanah. Ketika itulah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam turun daripadanya. Setelah itu, Abu Ayyub Khalid bin Zaid membawa bekal perjalanan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan menaruhnya di rumahnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menetap di rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid. Beliau bertanya tentang tempat penjemuran kurma itu milik siapa? Muadz bin Afra' berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, tempat penjemuran tersebut milik Sahl dan Suhail, keduanya anak Amr. Keduanya anak yatim dan masih keluargaku dan saya akan meminta kerelaan keduanya, kemudian jadikan tempat tersebut sebagai masjid'." 

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan pembangunan masjid di tempat tersebut. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri menetap di rumah Abu Ayyub hingga usai pembangunan masjid beliau dan rumah beliau. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ikut terlibat dalam pembangunan masjid dan rumah beliau untuk memotivasi kaum Muslimin. Kaum Muslimin dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar ikut terlibat dalam pembangunan masjid beliau dengan bersungguh-sungguh. Salah seorang dari kaum Muslimin berkata, Jika kita duduk, sedang Rasulullah bekerja Itu adalah amal yang sesat dari kami Kaum Muslimin bekerja sambil mendendangkan syair, Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat Ya Allah, sayangilah kaum Anshar dan kaum Muhajirin Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Tidak ada kehidupan melainkan kehidupan akhirat. Ya Allah, sayangilah orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar'." 

Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Ammar bin Yasir Bahwa la Kelak Dibunuh Kelompok Pemberontak

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian masuklah Ammar bin Yasir. Orang-orang membebani Ammar bin Yasir dengan batu bata yang memberatkannya. Ammar bin Yasir berkata, 'Wahai Rasulullah, mereka telah membunuhku dengan membebankan kepadaku apa yang tidak mampu mereka pikul.' Ummu Salamah, istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Aku lihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membersihkan debu di kepala Ammar bin Yasir dengan tangannya. Rambut Ammar bin Yasir adalah keriting. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Celaka anak Sumaiyyah. Bukan mereka yang membunuhmu, tapi yang membunuhmu adalah kelompok pemberontak.' Ali bin Abu Thalib melantunkan syair, Tidak sama antara orang yang membangun masjid dengan serius dengan orang yang duduk tidak ikut membangunnya Dan dengan orang yang terlihat debu padanya Ibnu Hisyam berkata, "Aku bertanya kepada banyak pakar syair tentang syair di atas, mereka menjawab, 'Kami diberitahu bahwa Ali bin Abu Thalib mengucapkan syair di atas, namun tidak diketahui apakah dia yang menyusunnya ataukah orang lain?'" Ibnu Ishaq berkata, "Ammar bin Yasir mengambil bait syair di atas dan mendendangkannya." Ibnu Hisyam berkata, "Ketika Ammar bin Yasir mengulang-ulang mendendangkan syair di atas, maka salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menduga bahwa Ammar bin Yasir ingin menyindir dengan syair tersebut, seperti dikatakan kepadaku oleh Ziyad bin Abdullah bin Al-Bakkai dari Ibnu Ishaq. Ibnu Ishaq menyebutkan nama sahabat tersebut." Ibnu Ishaq berkata, "Sahabat tersebut berkata, 'Hai Anak Sumaiyyah, sejak hari ini, jika aku dengar apa yang engkau katakan. Demi Allah, aku akan menonjokkan tongkat ini ke hidungmu.' Ketika itu sahabat tersebut sedang memegang tongkat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam marah karena ucapan tersebut. Beliau bersabda, 'Apa yang terjadi antara mereka dengan Ammar. Ammar mengajak mereka ke surga, sedang mereka me-ngajaknya ke neraka. Sesungguhnya kulit Ammar adalah di antara mataku dan hidungku. Jika ucapan di atas diucapkan orang tersebut dan ia tidak dapat diselamatkan, maka jauhilah dia!'" Ibnu Hisyam berkata bahwa Sufyan bin Uyainah berkata dari Zakaria dari Asy-Sya'bi yang berkata, "Orang yang pertama kali membangun masjid adalah Ammar bin Yasir." Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menginap di rumah Abu Ayyub selama pembangunan masjid dan rumah belum selesai. Ketika pembangunan masjid dan rumah beliau telah rampung, beliau pindah ke dalamnya dari rumah Abu Ayyub. Semoga Allah merahmati Abu Ayyub dan meridhainya." 

Keberadaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Rumah Abu Ayyub  

Ibnu Ishaq berkata bahwa Yazid bin Abu Habib berkata kepadaku dari Martsir bin Abdullah bin Al-Yazini dari Abu Rahm As-Simai yang berkata bahwa Abu Ayyub berkata, "Ketika Rasulullah menginap di rumahku, beliau menginap di lantai dasar, sedang aku dan istriku, Ummu Ayyub tinggal di lantai atas. Aku berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Wahai Nabi Allah, ayah ibuku menjadi tebusanmu, sesungguhnya aku segan berada di atasmu sedangkan engkau berada di bawahku. Silahkan engkau berada di lantai atas dan kami turun ke lantai bawah.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, Hai Abu Ayyub, sesungguhnya sambutan yang paling baik terhadap kami dan orang yang bersama kami adalah kami berada di lantai bawah.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tetap tinggal di lantai bawah, sedang kami tinggal dilantai atas. Suatu ketika guci kami yang berisi air pecah, kemudian aku dan Ummu Ayyub mengambil selimut kami satu-satunya, kemudian kami mengelap air dengannya karena kami khawatir air menetes ke bawah mengenai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan itu membuat beliau terganggu."

Abu Ayyub berkata, "Kami memasak makanan malam untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kemudian kami mengantarkannya kepada beliau. Jika beliau mengembalikan sisanya kepada kami, kami mencari tempat bekas tangan beliau, kemudian kami makan dari tempat tersebut agar mendapatkan berkah dari beliau. Pada suatu malam, kami mengirimkan makanan malam kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kami memasak makanan tersebut dengan bawang merah atau bawang putih, namun beliau mengembalikannya kepada kami dan kami tidak melihat bekas tangannya di dalamnya. Aku segera datang kepada beliau dengan perasaan was-was. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, engkau mengembalikan semua makanan malammu dan aku tidak melihat bekas tanganmu di dalamnya., Biasanya jika engkau mengembalikan sisa makanan kepada kami, kami mencari bekas tempat tanganmu, kemudian kami makan daripadanya dengan harapan mendapatkan berkah di dalamnya.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Sesungguhnya aku mendapatkan bau pohon ini dan aku orang yang banyak keringatnya. Jika kalian mau, silahkan makan makanan tersebut!' Sejak saat itu, kami tidak memasak dengan pohon tersebut (bawang merah atau bawang putih)."

Gelombang Hijrah ke Madinah

Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, kaum Muhajirin menyusul kepada Rasulullah secara bergelombang. Kaum Muslimin Makkah yang tidak bisa hijrah- pasti ia disiksa atau di tahan orang-orang Quraisy. Kaum Muhajirin dari Makkah tidak bisa membawa keluarga dan harta mereka kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam kecuali Bani Madz'un dari Bani Jumah, Bani Jahsy bin Riab sekutu Bani Umaiyyah, Bani Al-Bukair dari Bani Sa'ad bin Laits sekutu dari Bani Adi bin Ka'ab. Rumah-rumah mereka ditutup lengang tanpa penghuni."

Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Bani Jahsy bin Riab keluar dari rumah-rumah mereka, Abu Sufyan bin Harb pergi ke sana kemudian menjualnya kepada Amr bin Alqamah, saudara Bani Amr bin Luai. Ketika Bani Jahsy mendengar tindakan Abu Sufyan bin Harb terhadap rumah-rumah mereka, Abdullah bin Jahsy menceritakannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kemudian beliau bersabda kepada Abdullah bin Jahsy, 'Wahai Abdullah, apakah engkau tidak senang, jika Allah memberimu rumah di surga yang lebih baik daripada rumahmu tersebut?' Abdullah bin Jahsy menjawab, 'Ya.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Rumah di surga tersebut menjadi milikmu.' Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menaklukkan Makkah, Abu Ahmad berbicara kepada beliau tentang rumahrumah mereka, tapi beliau tidak menanggapinya. Orang-orang berkata kepada Abu Ahmad, 'Hai Abu Ahmad, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka kalian menarik kembali harta yang telah diambil dari kalian di jalan Allah Azza wa Jalla.' Abu Ahmad tidak meneruskan membicarakan rumah-rumahnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. la berkata kepada Abu Sufyan bin Harb, Ketahuilah, katakan kepada Abu Sufyan Tentang hasil akhir yang di dalamnya terdapat penyesalan Rumah anak pamanmu telah engkau jual Dan engkau haws menanggung hutang karenanya Anak saudaramu bersumpah kepada kalian dengan Allah, Tuhan manusia dan sumpah yang tidak main-main Pergilah dengan sumpah tersebut dan pergilah dengan sumpah tersebut Engkau akan dikalungi dengan rumah tersebut seperti burung dara diberi kalung Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menetap di Madinah sejak beliau tiba di dalamnya pada bulan Rabiul Awwal hingga bulan Shafar pada tahun itu juga, hingga pembangunan masjidnya dan rumahnya rampung, serta perkampungan kaum Anshar masuk Islam. Tidak ada perkampungan kaum Anshar, melainkan penduduknya telah masuk Islam, kecuali perkampungan Khatmah, Waqif, Wail dan Umaiyyah. Perkampungan-perkampungan tersebut adalah Ausullah. Semua perkampungan tersebut bertahan dalam kesyirikan mereka."

 

Khutbah Pertama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Madinah

Ibnu Ishaq berkata, "Khutbah pertama RasuluUah Shallallahu Alaihi wa Sallam -seperti dikatakan kepadaku dari Abu Salamah bin Abdurrahman-ialah dan kita berlindung diri kepada Allah dari mengatakan sesuatu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam apa yang tidak beliau ucapkan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri di depan kaum Muslimin, kemudian memuji Allah dan menyanjung-Nya. Setelah itu, beliau berkata, amma ba du. Wahai manusia, persiapkan untuk diri kalian, niscaya kalian demi Allah bahwa salah seorang dari kalian pasti meninggal dunia. la . kambing-kambingnya tanpa penggembala. Rabb-nya pasti berkata fcepadanya dan tidak ada penerjemah di antara keduanya atau penghalang ± antara keduanya, 'Tidakkah telah datang kepadamu Rasul-Ku, kemudian dia menyampaikan apa yang diterimanya kepadamu? Bukankah Aku telah memberimu kekayaan dan melebihkanmu, namun kenapa engkau tidak mempersembahkan sesuatu untuk dirimu?' la melihat ke kanan dan ke kiri, tapi ia tidak melihat apa-apa. la melihat depannya, tapi ia tidak melihat selain Neraka Jahannam. Barang siapa mampu melindungi wajahnya dari neraka, kendati hanya dengan separoh biji kurma, hendaklah ia mengerjakannya. Barangsiapa tidak mendapatkannya, hendaklah ia melindungi wajahnya dari neraka dengan perkataan yang baik, karena sesungguhnya kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat lebih banyak. Akhirnya as-salamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh'."

Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkhutbah lagi kepada kaum Muslimin. Beliau berkata, 'Sesungguhnya segala pujian milik Allah. Aku memuji-Nya dan meminta pertolongan-Nya. Kita berlindung diri kepada Allah dari keburukan diri kita dan kesalahan amal perbuatan kita. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menye-satkannya. Barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya perkataan yang paling baik adalah Kitab Allah Tabaraka wa Ta 'ala. Sungguh beruntung orang yang hatinya dihiasi Allah dengan KitabNya, memasukkannya ke dalam Islam setelah sebelumnya ia kafir dan memilih Al-Qur'an daripada perkataan-perkataan manusia. Sesungguhnya Al-Qur'an adalah perkataan yang paling baik dan paling sempurna. Cintailah apa saja yang dicintai Allah dan cintailah Allah dengan seluruh hati kalian. Kalian jangan bosan dengan firman Allah dan ingat kepadanya. Janganlah hati kalian keras terhadap Al-Qur'an, karena sesungguhnya Allah memilih dari apa yang Dia ciptakan. Sungguh, Allah telah memilih amal perbuatan yang paling baik, memilih hamba-hamba-Nya, perkataan yang baik dan dari apa yang diberikan kepada manusia; yang halal dan yang haram. Oleh karena itu, sembahlah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, bertakwalah kepada-Nya dengan takwa yang sebenar-benarnya, jujurlah kepada Allah dalam kebaikan yang kalian ucapkan dengan mulut kalian dan hendaklah kalian saling mencintai karena Allah di antara kalian, karena Allah sangat benci kalau perjanjianNya dilanggar. Akhirnya, as-salamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh."



Penulis: Hafniati.

[1] Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri Muhaqqiq: Sa'id Muhammad Allahham, As-Sirah An-Nabawiyah li Ibni Hisyam, Danjl Fikr, Beirut 1415 H./1994 M. h.  356

 

[2]Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri Muhaqqiq: Sa'id Muhammad Allahham, As-Sirah An-Nabawiyah li Ibni Hisyam, Danjl Fikr, Beirut 1415 H./1994 M. h. 361

[3]Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, PT.Pustaka Litera Antarnusa, Bogor, cet. XIX 2003, h. 180-181
[4]Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, PT.Pustaka Litera Antarnusa, Bogor, cet. XIX 2003, h. 183-184

[5] Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, PT.Pustaka Litera Antarnusa, Bogor, cet. XIX 2003, h. 186



 



Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :

http://quranirabbani.blogspot.com/2022/05/resume-buku-sirah-al-nabawiyah-ibn.html

Kempen Promosi dan Iklan
Kami memerlukan jasa baik anda untuk menyokong kempen pengiklanan dalam website kami. Serba sedikit anda telah membantu kami untuk mengekalkan servis percuma aggregating ini kepada semua.

Anda juga boleh memberikan sumbangan anda kepada kami dengan menghubungi kami di sini
Resume Buku Approaches To The Study Of Religion Oleh Peter Connolly

Resume Buku Approaches To The Study Of Religion Oleh Peter Connolly

papar berkaitan - pada 15/5/2022 - jumlah : 122 hits
Penulis HafniatiPendahuluan Ada beberapa tipe mahasiswa yang mengambil mata kuliah keagamaan didasari oleh latar belakang pemahaman mereka masing masing Di antaranya 1 Mahasiswa yang religius yang aktif dalam suatu komunitas yang ingin memp...
Reformasi 2 Dekad Buku Terbaik Idealisme Reformasi

Reformasi 2 Dekad Buku Terbaik Idealisme Reformasi

papar berkaitan - pada 12/5/2022 - jumlah : 125 hits
Reformasi 2 dekad Buku terbaik idealisme reformasiPosted By on May 11 2022Peluncuran buku Gerakan Reformasi Dua Dekad oleh NGO Rapat penting dalam konteks meningkatkan pemahaman anggota KEADILAN mengenai idealisme perjuangan yang mendasari ...
Template Buku Program Hari Raya

Template Buku Program Hari Raya

papar berkaitan - pada 12/5/2022 - jumlah : 312 hits
cikgugrafik kongsikan Buku Program Sempena Hari Raya Minggu selepas raya di sekolah kebiasaannya pihak sekolah akan mengadakan Majlis Sambutan Hari Raya MUAT TURUN TEMPLATE password cikgugrafik PENERANGAN TEMPLATE FormatPowerpointSusun Leta...
Mengapa Rasulullah Menikahi Aisyah Ketika Aisyah Masih Kecil

Mengapa Rasulullah Menikahi Aisyah Ketika Aisyah Masih Kecil

papar berkaitan - pada 10/5/2022 - jumlah : 201 hits
Mengapa Rasulullah Menikahi Aisyah ketika Aisyah Masih Kecil Pertanyaan Apa benar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menikahi Aisyah ketika usianya 6 tahun Jika benar mengapa beliau melakukan demikian Karena hal ini sering digunakan un...
Buku Matematik Awal Latih Tubi Aktiviti Prasekolah 5 Tahun

Buku Matematik Awal Latih Tubi Aktiviti Prasekolah 5 Tahun

papar berkaitan - pada 13/5/2022 - jumlah : 212 hits
Assalamualaikum WBT dan Salam Sejahtera Salah satu cara untuk mengelakkan anak kita bermain gajet semata mata kita perlu sediakan aktiviti yang sesuai Oleh itu saya cadangkan kepada anda untuk mengajar anak anda melakukan aktiviti menggunak...
Kaedah Menghafal Al Quran Mudah Dan Pantas Buku Panduan Dan Catatan Hafalan

Kaedah Menghafal Al Quran Mudah Dan Pantas Buku Panduan Dan Catatan Hafalan

papar berkaitan - pada 17/5/2022 - jumlah : 216 hits
Assalamualaikum Alhmadulillah semakin ramai ibu bapa yang mahukan anak Niat suci ini sepatutnya ada bagi semua ibu bapa yang mengaku sayangkan Rasulullah SAW kerana Al Quran merupakan salah satu mukjizat baginda yang amat besar Untuk penget...
Buku Nikah Yang Diduga Milik Al Ghazali Trending Di Twitter Begini Penjelasannya

Buku Nikah Yang Diduga Milik Al Ghazali Trending Di Twitter Begini Penjelasannya

papar berkaitan - pada 22/5/2022 - jumlah : 107 hits
Al membenarkan jika buku nikah yang viral tersebut memang ada tapi ia masih enggan membeberkan kaitannya dengan properti film atau sejenisnya
Lirik Campak Bintang Faizal Tahir M Nasir

Two In Five Malaysians Might Quit If Required To Work More In Office Randstad

Lumira Di Eka Heights Kehidupan Bermakna Yang Dinantikan

Lumira Eka Heights Seremban Perumahan Gaya Hidup Moden

Plaza Premium Group Expands Flight Club Dining Brand At Kuala Lumpur International Airport Terminal 1

Dap S Dilemma Red Lines And Kuala Kubu Baharu

Ustadz Yang Membodoh Bodohi Jemaahnya Kata Frans Donal Di Bali By Dr H

Catat Nekad Berhaji Tanpa Visa Haji Bisa Dideportasi Dari Arab Saudi



10 Fakta Biodata Jabir Meftah Pelakon Drama Berepisod Racun Rihanna TV3

Biodata Dan Latar Belakang Adam Shamil Personaliti TikTok Terkenal

5 Negara Yang Memilih Untuk Tidak Menggunakan Matawang Sendiri

Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Aku Bukan Ustazah Slot Akasia TV3

Info Dan Sinopsis Drama Berepisod Bercakap Dengan Jun Slot DramaVaganza Astro Ria


Splash Out Langkawi Awarded Gold Rating By Malaysia Tourism Quality Assurance

Top Instagram Influencers In Malaysia In 2024

Oh Yeah Banana Leaf Brickfields Outlet Ke3 Wajib Korang Singgah

Cyber Eco Hunt 2023 Aktiviti Tahunan Yang Wajar Diadakan Setiap Tahun Oleh Alam Flora Sdn Bhd

5 Tempat Makan Best Di Baling Wajib Singgah Qtt X Kembarojak Fam Trip

Pengalaman Menaiki Ktm Ets Pertama Kali