Peringatan Bmkg Gelombang Tinggi 25 31 Desember 2018 Hindari Liburan Di Perairan Ini
Badan Meterorologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada terhadap cuaca dan gelombang tinggi pasca terjadinya tsunami di Tanjung Lesung, Banten pada Sabtu (22/12/2018).
Bagi masyarakat yang ingin menghabiskan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 untuk berlibur bersama keluarga atau rekan terdekat diminta agar tidak abai terhadap himbauan dari pemerintah.
BMKG sendiri telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi tanggal 22 hingga 25 Desember 2018 di sejumlah wilayah pantai Indonesia.
BMKG menyatakan gelombang dengan tinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan Sabang-Banda Aceh, perairan barat Aceh, juga di perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera dan Selat Sunda bagian selatan.
Selain itu gelombang tinggi berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali hingga Selat Lombok dan Selat Alas bagian selatan, perairan Pulau Sawu hingga Pulau Rote Kupang, Laut Timor selatan NTT, laut Sawu hingga selat Ombai, perairan selatan Flores, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, laut Natuna bagian Utara.
BMKG juga mendeteksi potensi gelombang tinggi di perairan Utara kepulauan Anambas hingga kepulauan Natuna, laut Jawa bagian barat, laut Flores, perairan kepulauan Baubau hingga kepulauan Wakatobi, Laut Banda bagian barat, perairan selatan Kepulauan Sermata hingga kepulauan Tanimbar, laut Arafuru bagian barat, laut Sulawesi, perairan Utara Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud.
Perairan Bitung Manado, laut Maluku bagian Utara, perairan Halmahera, laut Halmahera, perairan Utara Papua Barat hingga Papua dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua juga berpeluang menghadapi gelombang tinggi.
Selasa (25/12/2018), BMKG kembali mengeluarkan prakiraan peta cuaca dan gelombang tinggi di seluruh wilayah Indonesia.
Prakiraan tersebut berlaku seminggu ke depan, dari tanggal 25 hingga 31 Desember 2018
Terlihat hampir seluruh wilayah di Indonesia didominasi dengan cuaca hujan.
BMKG juga menyebutkan gelombang setinggi 1.25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di 36 wilayah perairan Indonesia.
Karenanya, BMKG meminta masyarakat agar tetap waspada di mana pun berada.
“Supaya liburan Natal dan Tahun Baru kalian tetap aman dan damai,
Mimin punya infografis prakiraan cuaca n tinggi gelombang untuk d seluruh wilayah Indonesia, hyuk di simak . .
tetap waspada dimanapun kita berada y,” bunyi keterangan yang tertulis.
Berikut gambar grafiknya:
Supaya liburan Natal dan Tahun Baru kalian tetap aman dan damai, Mimin punya infografis prakiraan cuaca n tinggi gelombang untuk d seluruh wilayah Indonesia, hyuk di simak ☺️
.
.
tetap waspada dimanapun kita berada y
pic.twitter.com/McJh8PMoA8
— Humas_BMKG (@InfoHumasBMKG) December 25, 2018
Perbedaan Tsunami dan Gelombang Tinggi
Dilansir dari Kompas.com, dalam konferensi pers tsunami Selat Sunda di Yogyakarta, Minggu (23/12/2018) kemarin, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan beberapa perbedaan mendasar antara gelombang tinggi dan gelombang tsunami.
Gelombang tinggi karena tiupan angin terjadi secara perlahan dan dengan tanda-tanda bisa diprediksi sebelumnya, misalnya perubahan ekstem sebelum kejadian.
BMKG pun rutin mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di berbagai daerah jika memang diprediksi akan terjadi.
Namun tidak dengan tsunami yang kejadiannya tidak dapat diprediksi dan mendadak.
“Gelombang pasang tidak terjadi seketika, tapi secara pelan. Kalau tsunami, terjadi tadi malam itu, terjadi tiba-tiba. Terjadi tiba-tiba sekali, tidak ada (pertanda). Makanya kalau kita melihat kan masyarakat masih banyak melakukan aktivitas, Band Seventeen masih jalan, baru dua lagu itu,” kata Sutopo kepada awak media.
Kemudian, dari video di atas dapat dilihat bahwa gelombang tsunami disertai dengan kekuatan dorong yang besar, berbeda dengan gelombang tinggi yang kekuatannya berdasarkan angin.
Hal ini menyebabkan gelombang tsunami memiliki sifat destruktif atau merusak yang lebih besar ketika sudah sampai di daratan dibandingkan dengan gelombang tinggi yang disebabkan oleh angin.
Terakhir, gelombang karena angin hanya terjadi di permukaan saja, sementara gelombang tsunami terjadi dari bagian dalam laut.
Hal itu karena adanya pergerakan lempeng atau dasar lautan yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menyebabkan adanya dorongan gelombang dari dalam.
Sumber: tribunnews.com
Artikel ini hanyalah simpanan cache dari url asal penulis yang berkebarangkalian sudah terlalu lama atau sudah dibuang :
https://islamidia.com/peringatan-bmkg-gelombang-tinggi-25-31-desember-2018-hindari-liburan-di-perairan-ini/